Pertempuran Udara di Masa Depan, Serahkan Urusan pada “LongShot”
|
Tugas penerbang tempur di masa depan nampaknya jauh lebih ringan, selain ada drone pendamping, kelak juga akan ada drone yang bisa meladeni pertempuran udara ke udara, alias drone yang dimaksud dapat melepaskan rudal udara ke udara. Dengan demikian angkatan udara dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa dalam suatu operasi.
Konsep di atas rupanya telah benar-benar digodok oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), lembaga riset di bawah naungan Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu sejak awal tahun ini merilis program yang diberi label “LongShot.” Selain meminimalisir jatuhnya korban jiwa (pilot), LongShot dirancang guna mengurangi risiko kerusakan pada pesawat dalam pertempuran.
Proyek LongShot pun telah dijalankan pada 8 Februari 2021, yaitu dengan pemberian kontrak DARPA kepada General Atomics Aeronautical Systems, Northrop Grumman, dan Lockheed Martin. Ketiga manufaktur tersebut akan berkompetisi untuk merancang konsep dan desain awal prototipe LongShot. Dan belum lama ini, General Atomics yang kampiun sebagai produsen drone tempur, dalam situs resminya telah memperlihatkan konsep desain awal dari LongShot.

Dalam rilisnya, General Atomics merancang LongShot guna membantu “membuka jalan di langit”. Tidak seperti drone konvensional yang perlu diluncurkan dari pangkalan di permukaan dan perlu menempuh jarak jelajah sebelum terlibat dalam suatu operasi serangan, maka LongShot akan dibawa ke pesawat berawak di sebagian besar perjalanannya, dan kemudian akan diluncurkan di udara sebelum memasuki wilayah lawan.
General Atomics menyebutkan bahwa ada metode alternatif, di mana LongShot dapat diluncurkan dari sesama drone dan kemudian dikendalikan dari jarak jauh.

Dalam simulasi penggunaan, LongShot ideal digunakan pada aset angkatan udara yang lemah dalam aspek perlindungan udara. Sebut saja, dengan adopsi LongShot, maka armada pesawat pembom dapat beroperasi mandiri tanpa harus didukung oleh jet tempur konvensional. Jika ada potensi konfrontasi, LongShot tinggal diluncurkan dan akan meladeni duel udara.
Baca juga: Tandingi Sukhoi S-70 Rusia, Ukraina Tampilkan Drone Kombatan Stealth “Ace One”
Lantaran beraksi untuk menghancurkan lawan di udara, maka LongShot sudah barang tentu dipersenjatai. Seperti desain yang dirilis General Atomics, nampak rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM diluncurkan dari weapon bay. Dikutip dari defensenews.com, dana awal (desain) yang dibutuhkan DARPA untuk proyek LongShot sebesar US$22 juta. (Gilang Perdana)
Karena masa yang akan datang teknologi akan menggantikan peran manusia.
Drone yg secanggih apapun pasti ada kelemahannya seperti hacker, jammer,dll.bahkan berbagai negara sudah banyak yg mengembangkan persenjataan anti drone.
Wuih, drone siluman aja sudah ada internal weapon bay.
Wajarlah jika drone siluman terutama yg tipe Kombatan memiliki internal weapon bay
Ga ada lagi lowongan kerja jadi pilot.
Pilot bakal berperan sebagai controller atau supevisor. Mirip dengan airline, tanggung jawab masih di tangan manusia.
Tidak juga, jika kecerdasan buatan sudah lebih canggih.
pengembangan bom EMP bagaimana …. buat melibas drone drone canggih …
Kelemahannya sama dengan pesawat fly-by-wire. Bedanya tidak ada pilot yang harus eject kalau itu terjadi.
Malang betul nasib IFX, begitu lahir sudah ketinggalan teknologi nya…