Pertama Kali dalam 30 Tahun, Pembom Strategis B-1B Lancer Dipasangi Paket Bom di Internal Weapon Bay

Meski hakekatnya adalah pesawat pembom, namun, yang menarik dketahui adalah untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, pembom strategis B-1B Lancer dipasangi bom berpemandu pada internal weapon bay-nya. Pada awal Januari lalu, Pangkalan Udara Dyess di Texas, merilis foto yang menarik seputar aktivitas pemuatan amunisi pada internal weapon bay pembom berdesain sayap ayun tersebut.

Baca juga: Hari ini, 48 Tahun Lalu, Pembom Strategis “Sayap Ayun” B-1 Lancer Terbang Perdana

Dikutip dari The Aviationist, personel di Lanud Dyess menghidupkan kembali kemampuan yang tidak digunakan selama tiga dekade. Pada 9 Januari 2023, personel dari 7th Aircraft Maintenance Squadron (AMXS) menggunakan Launcher Load Frame (LLF) untuk memuat paket amunisi yang kemudian dimuat di B-1B Lancer.

Konsep amunisi pre-loading telah ada sejak B-1 pertama kali memasuki layanan, tetapi tidak digunakan selama 30 tahun sampai 7th AMXS membangkitkan kembali kemampuannya. Menggunakan LLF, pemuat senjata dapat melakukan pra-muat amunisi pada peluncur, di bawah penutup fasilitas, sebelum mengangkut seluruh paket peluncur/munisi ke jalur penerbangan untuk dimuat di pesawat.

Launcher Load Frame (LLF) dinaikkan ke B-1B Lancer dengan membawa kemasan bom GBU-31 JDAM (Joint Direct Attack Munitions) yang dimuat di ruang senjata internal BONE (julukan B-1 – dari “B-One”). Internal BONE dapat membawa total 24 buah GBU-31 JDAM dalam tiga bay.

Awalnya penempatan senjata pada internal weapon bay digunakan dalam konsep serangan bom nuklir, tetapi misi pembom B-1 ditinjau pada tahun 1994 dan jenisnya diubah menjadi penghantar senjata konvensional saja, dengan konversi fisik yang terjadi antara tahun 2007 dan 2011. Hal tersebut dilatari dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis – Strategic Arms Reduction Treaty (START).

B-1B Lancer dalam aksi carpet bombing.

Meski begitu, LLF sekarang akan digunakan untuk mengaikatkan paket amunisi konvensional dari pod dengan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian jarak dekat.

Penggunaan LLF hanyalah yang terakhir dari serangkaian peningkatan armada B-1 yang bertujuan membuat Lancer mampu dikerahkan dalam skenario serangan udara konvensional.

Pembaruan lain yang diumumkan di masa lalu adalah peningkatan kapasitas di internal weapon bay dan kembalinya penggunaan cantelan eksternal (hardpoint) yang dinonaktifkan setelah perjanjian senjata dengan Rusia. Hard point eksternal awalnya dianggap untuk misi serangan nuklir B-1, tetapi kemudian dapat digunakan untuk membawa JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missiles) dan kemungkinan rudal hipersonik secara eksternal di masa depan.

Hardpoint eksternal pada B-1B Lancer.

Baca juga: AU AS Memulai Program Pemensiunan Pembom Strategis B-1B Lancer

Perluasan kemampuan BONE terus berlanjut meskipun Angkatan Udara AS bersiap untuk mengganti B-1 dengan pembom stealth generasi keenam B-21 Raider yang baru. Divestasi 17 pesawat B-1B dari armada 62 unit Lancer telah selesai pada September 2021. Sesuai dengan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, 17 unit pembom B-1B telah dipensiunkan dan menyisakan 45 unit dalam inventaris aktif. (Gilang Perdana)

One Comment