AU AS Memulai Program Pemensiunan Pembom Strategis B-1B Lancer

(USAF)

Meski usianya tak lagi muda, namun pembom stategis B-1B Lancer masih punya taji, bahkan pembom dengan sayap ayun yang terbang perdana pada tahun 1974 ini masih menjadi senjata yang diandalkan AS untuk menggertak Cina dan Rusia. Seiring modernisasi dan pemangkasan biaya operasional, ada kabar bahwa Angkatan Udara AS (USAF) telah memulai tahapan pemensiunan B-1B Lancer.

Baca juga: AGM-158 JASSM di Pembom B-1B Lancer – Sebuah ‘Pesan’ dari Trump untuk Xi Jinping

Dikutip dari Janes.com (19/2/2021), disebutkan tahapan untuk memensiunkan B-1B Lancer telah dimulai, seiring dengan tahap lain untuk mempersiapkan kedatangan pembom generasi selanjutnya, yaitu Northrop Grumman B-21 Raider. Bagian dari program awal pensiun ditandai dengan gelombang pertama dari 17 unit B-1B Lancer yang akan dipensiunkan telah meninggalkan basisnya di Lanud Ellsworth, South Dakota pada 17 Februari lalu.

AU AS saat ini mengoperasikan 62 unit B-1B Lancer, dan 45 diantaranya akan tetap dioperasikan setelah melalui program upgrade. Sedangkan 17 unit sisanya akan dipensiunkan, meski empat diantaranya akan disimpan, yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan jika terdapat kebutuhan mendesak.

B-1B Lancer di Indonesia AirShow 1996 (Sumber: Repro Majalah Angkasa)

“Kami memulai program pensiun pada B-1B Lancer guna memberi jalan bagi masuknya B-21 Raider. Selain itu terdapat sejumlah kerusakan pada armada B-1B selama dua dekade terakhir, itu semua menyebabkan biaya pemeliharan menelan puluhan juta dollar per pesawat untuk mengembalikan kondisinya ke status siap terbang. Itu baru biaya untuk perbaikan yang kami ketahui saja. Intinya kami hanya mempercepat proses pensiun yang memang telah direncanakan,” ujar Jenderal Tim Ray, komandan Air Force Global Strike Command (AFGSC).

Seperti diketahui, sering digunakan dala banyak operasi tempur selama 20 tahun terakhir, rupanya telah berdampak pada struktur badan pesawat. Saat ini, sebagian kecil dari B-1B berada dalam kondisi yang akan membutuhkan sekitar US$10 juta hingga US$30 juta pekerjaan per pesawat. Sang pengganti, yaitu B-21 Raider kini statusnya masih dalam pengembangan dan baru akan diserahkan kepada AU AS pada tahun 2026-2027.

B-1B Lancer pernah melakoni prestasi yang penerbangan jarak jauh pada tahun 1996. Merujuk informasi dari survincity.com, diwartakan satu unit B-1B Lancer asal ANG (Air National Guard)/127th melakukan penerbangan dari Kansas menuju Bandara Soekarno-Hatta. Kedatangan B-1B Lancer tersebut menjadi berita besar kala itu, lantaran saat itu untuk pertama kalinya B-1B Lancer ditampilkan dalam sesi pameran dirgantara di kawasan Asia.

B-1B Lancer adalah besutan Rockwell International (kini Boeing), pesawat ini ditenagai empat mesin turbofan General Electric GE F-101-GE-102 afterburner. Setiap mesinnya mampu menghasilkan daya dorong 13.605 kg. Pesawat pembom dengan sayap model swing-wing ini dapat melesat dengan kecepatan jelajah Mach 0.92 dan kecepatan maksimum Mach 1.25.

Baca juga: Akibat ‘Kerja’ Terlalu Berat, Sejumlah Masalah Menimpa Pembom B-1B Lancer

B-1B Lancer dapat terbang sejauh 9.400 km, jangkauan jelajah pembom ini bakal bertambah berkat dukungan air refueling model boom (seperti pada F-16 Fighting Falcon). Ketinggian terbang maksimumnya 18.000 meter dan punya kecepatan menananjak sampai 28,84 meter per detik. (Bayu Pamungkas)

4 Comments