Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perkuat Angkatan Laut, Inggris Kebut Proyek Drone Kargo Berat Canggih Berkapasitas 250 Kg

Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) bakal diperkuat drone angkut berat canggih yang disebut-sebut sebagai drone kargo berat masa depan. Kepastian ini didapat usai Kementerian Pertahanan (MoD) Inggris meresmikan program Uncrewed Air Systems Heavy Lift Capability (UASHLC).

Baca juga: Malloy T150 – Drone Kargo yang Dikirim Inggris ke Ukraina, Pasok Kebutuhan Logistik dan Munisi ke Garis Depan

Dalam keterangan pers MoD yang dikutip ukdefencejournal.org.uk, MoD berpandangan bahwa saat ini pasar drone angkut berat belum ada yang mengakomodir kebutuhan mereka. Karenanya, Inggris melalui Royal Naval Air Station Culdrose Heavy Lift Challenge mendorong produsen drone domestik untuk mengembangkan drone angkut berat untuk memperkuat armada laut mereka.

Sebagaimana namanya, drone kargo atau drone angkut berat Royal Navy tersebut nantinya akan memudahkan armada laut untuk mendapatkan logistik yang diperlukan, tanpa perlu kembali ke dermaga. Teknologi Uncrewed Air Systems (UAS) juga membuat pengiriman logistik ke kapal induk maupun kapal perang menjadi lebih efektif dan efisien.

Selain membeli drone asing, Inggris juga memproduksi drone sendiri. Salah satunya Watchkeeper

Lansiran dronewars.net, sejauh ini ada dua drone kargo yang tengah dikembangkan Inggris; Malloy T-160 dan drone Ultra Windracer atau Malloy T-600. Masing-masing memiliki kemampuan angkut berat sampai 100 kg untuk jarak jauh dan 250 kg untuk jarak dekat.

Pada uji coba terakhir bulan April lalu, drone kargo Malloy T-600 sukses terbang dengan mengangkut muatan 550 pon atau 250 kg dalam jarak pendek. Adapun drone kargo Malloy T-160 sukses mengangkut muatan 220 pon atau 100 kg dalam jarak 540 nm. Muatan tersebut juga sukses dijatuhkan di mock up kapal induk Queen Elizabeth.

Drone futuristik Taranis yang dikembangkan BAE Systems

“Niat kami (dalam proyek ini) adalah untuk memastikan bahwa Pertahanan (Angkatan Laut) memiliki kemampuan mutakhir dalam penggunaan teknologi yang ada saat ini dan di masa depan untuk memperkuat Angkatan Laut Britania Raya dan matra lainnya,” tulis MoD dalam keterangan resminya.

“Tujuan dari proyek ini untuk mendukung dan menginformasikan pengembangan konsep operasi Maritim dan memungkinkan penilaian, analisis, eksplorasi, dan evaluasi penggunaan UAS untuk pengiriman muatan beyond visual line of sight (BVLOS) dan kemampuan pengiriman logsitik UAS yang lebih luas,” tambahnya.

Inggris disebut sebagai salah satu kekuatan baru dalam pengembangan drone di masa mendatang. Saat ini, sekutu terdekat Amerika Serikat (AS) itu tercatat menggunakan sekitar 17 drone lebih, seperti drone MQ-9 Reaper buatan General Atomics (AS), SkyGuardian Protector buatan General Atomics (AS), dan drone Watchkeeper buatan Thales UK dan perusahaan Israel Elbit Systems, yang didasarkan pada drone Hermes 450 Elbit.

Baca juga: Bikin Penasaran! Kapal Induk Cina Shandong Bawa Dua Tipe Drone VTOL

Ada juga drone futuristik yang dinamakan Taranis buatan BAE Systems serta didanai penuh oleh Kementerian Pertahanan. (Alpin)

3 Comments