Perancis Tawarkan India Produksi Mesin Jet Tempur Rafale, Inilah Syaratnya
|Setelah sukses atas penjualan 36 unit jet tempur Dassault Rafale ke India, Perancis pun menawarkan bisnis lanjutan yang menarik. Yaitu tawaran untuk membangun basis produksi Rafale di India, bentuk transfer of technology super mantab yang tak bisa sembarang negara menerimanya. Tapi, syarat dari Perancis lumayan berat, yakni India harus mengorder (lagi) Rafale dengan jumlah minimal 100 unit.
Baca juga: Perancis Tawarkan India Bangun Basis Produksi Rafale, Inilah Syaratnya
Meski tak ada pernyataan menolak dari New Delhi, namun Perancis tahu persis bahwa tawaran super ajib itu agak berat untuk diwjudkan dalam waktu dekat. Alih-alih menyerah, kerja sama pertahanan yang kuat antara India dan Perancis rupanya dapat digiring untuk mencapai tawaran lain yang tak kalah menarik. Dikutip dari eurasiantimes.com (19/12/2021), Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly dalam kunjungannya ke India pada 17 Desember lalu menawaran sesuatu yang menarik dan layak ditinjau oleh Menteri Pertahanan India Rajnath Singh.
Tawaran yang diusulkan Florence Parly adalah produksi mesin jet Rafale di India dan dukungan untuk pengembangan mesin jet buatan India, GTX-35VS Kaveri, yang kelak akan dipasang pada jet tempur produksi India HAL Tejas dan HAL AMCA. Maklum, saat ini HAL Tejas masih bergantung pada pasokan mesin buatan General Electric dari Amerika Serikat.
Menhan India telah mendesak perusahaan pertahanan Perancis untuk meningkatkan produksinya di India. Menhan Perancis pun telah menyatakan “terbuka dan siap,” khususnya dalam konteks penawaran jet tempur Rafale tambahan yang dibutuhkan India. Sesuai kebijakan, Pemerintah India telah mensyaratkan 90 persen produk pertahanan India di masa depan harus dapat dipenuhi dari dalam negeri. Nantinya tidak ada lagi pengadaan alutsista tanpa transfer teknologi secara penuh.
Masih dari sumber yang sama, tawaran konkrit dari Menhan Perancis terkait produksi mesin jet Rafale (Snecma M88) buatan Safran Aircraft Engines di India, dimungkinkan bila India mengorder 36 unit (lagi) jet tempur Rafale. Perancis menjanjikan bahwa India akan menjadi satu-satunya negara yang ditawarkan transfer teknologi canggih seperti itu dan ini akan menjamin India akan mencapai ‘kedaulatan’ penuh dalam teknologi mesin pesawat.
Sebagai bentuk ToT atas paket pembelian 36 unit Rafale yang telah tuntas, Dassault Aviation sudah membentuk perusahaan joint venture dengan label Dassault Reliance Aerospace Ltd dari perusahaan lokal, Reliance Anil Ambani di Nagpur. Dassault Reliance Aerospace sudah barang tentu berdiri atas dasar serangkaian kontrak pengadaan alat pertahanan antara India dan Perancis, perusahaan joint venture itu telah memproduksi beragam suku cadang Rafale (tutup mesin dan kanopi), serta bagian kokpit untuk jet bisnis Falcon, kedepannya ada gagasan untuk membangun jet Falcon 2000 seluruhnya di India.
Konflik perbatasan India dengan Cina dan Pakistan telah mendorong modernisasi besar-besaran pada alutsista India, dan salah satu yang kecipratan untung adalah Perancis dengan Dassault Rafale-nya. Kesediaan Perancis untuk memproduksi Rafale di India sebenarnya sudah ada sejak tahun 2017, yaitu ketika Paris telah menulis surat kepada Pemerintah Perdana Menteri Modi untuk program “Made in India Rafale.” (Gilang Perdana)
Mungkin ga akan diberitahu teknik metalurginya. China sendiri masih blm mampu di sisi itu.
Andai kita mau menyederhanakan fighter kita dengan Rafale semua, cukup punya 280 Rafale untuk merontokan seluruh 468 J10 series dan lebih dari 70 korvet milik China. Lha destroyer dan fregat China bagaimana? Itu jatahnya armada 7 US Navy.
280 Rafale?
Gubraaak!!!
Ternyata mimpi.
Xixixixi