Perancis Tawarkan India Bangun Basis Produksi Rafale, Inilah Syaratnya
|Setiap manufaktur persenjataan tentu berharap besar bisa mendapatkan kontrak pengadaan lanjutan, untuk itu beragam strategi telah jamak dipersiapkan, seperti opsi alih teknologi sampai tawaran produksi bersama dalam wujud joint venture dengan mitra lokal. Terkait hal tersebut, Dassault Aviation sebagai produsen jet tempur kondang Rafale, telah menawarkan kepada India agar mampu memproduksi Rafale dalam program “Made in India Rafale.”
Meski tawaran untuk membangun lini produksi telah diutarakan pihak Dassault, namun, tetap ada syarat yang harus dipenuhi oleh India. Dikutip dari ThePrint.id (7/1/2021), disebutkan Dassault Aviation berkeinginan untuk meningkatkan investasi di India, dimana saat ini perusahaan asal Perancis itu telah membentuk joint venture dengan label Dassault Reliance Aerospace Ltd dari perusahaan lokal, Reliance Anil Ambani di Nagpur.
Dassault Reliance Aerospace sudah barang tentu berdiri atas dasar serangkaian kontrak pengadaan alat pertahanan antara India dan Perancis, persisnya perushaan joint ventue itu kini telah memproduksi beragam suku cadang Rafale (tutup mesin dan kanopi), serta bagian kokpit untuk jet bisnis Falcon, kedepannya ada gagasan untuk membangun jet Falcon 2000 seluruhnya di India.
Dan kedepan ada potensi Dassault Reliance Aerospace untuk ikut menjadi lini produksi Rafale di luar Perancis. Penasihat Diplomatik untuk Presiden Prancis, Emmanuel Bonne, yang sedang berkunjung ke India, telah mengajukan tawaran Pemerintah Perancis untuk membuat jet tempur Rafale di India, dengan syarat bila India kembali mengorder Rafale minimal 100 unit.
Sumber internal dari Kementerian Pertahanan Perancis menyebut, bila India mengorder dengan jumlah yang lebih sedikit, maka Perancis tidak akan memproduksi Rafale di India secara keseluruhan, tetapi akan meningkatkan pengadaan produksi suku cadang dari negara itu.
Tawaran dari Perancis itu datang saat India sedang dalam induksi 36 jet tempur yang dipesan pada tahun 2016. Ada spekulasi di lingkaran kekuasaan India, bahwa lebih mudah bagi negara tersebut untuk membeli 36 jet tempur Rafale lainnya, bersama dengan Tejas Mk-2, daripada memilih proses pengadaan baru. Pada Oktober 2020, Kepala Angkatan Udara Marsekal R.K.S. Bhadauria untuk pertama kalinya mengindikasikan bahwa ada kemungkinan India untuk menambah (lagi) dua skadron Rafale.
Sejatinya tawaran ke India sebagai basis produksi Rafale telah diungkapkan Perancis pada tahun 2017. “Dari hitungan bisnis, Dassault Aviation akan membutuhkan pesanan yang lebih tinggi sekitar 100 pesawat untuk memulai fasilitas produksi Rafale di India, ujar pejabat Dassault saat ajang Aero India 2019.
Baca juga: [Polling] Dassault Rafale Menang Telak Atas Eurofighter Typhoon
Jika kelak rencana itu terlaksana, maka Dassault Aviation akan memiliki dua lini produksi, satu di Perancis dan satu lagi di India. Pabrik di India juga akan memproduksi Rafale untuk negara lain, dan kini Rafale tengah dalam proses permintaan pesanan untuk Yunani dan Swiss. Boleh jadi bila rencana Menhan Prabowo Subianto memboyong Rafale ke Indonesia, maka akan mendapatkan Rafale dengan aroma India. (Gilang Perdana)
Azaznya spt ini F.18 untuk TNI AL. Biar nanti bisa mandiri dan fokus dalam bertempur tidak mengandalkan TNI AU.. TNI AU Rafale untuk heavy fighter gak usah beli 100, mending TOT buat kemandirian Alutsista..yang penting Niat jangan omdo doang.. kalau 100 nya buat jangka panjang sih gpp..MEF 2, 3 4 dst..yang penting Indo bisa bikin pesawat tempur.. mulqi dr perancangan, design.. sampai membuat..