Peneliti Cina Kembangkan Airborne Laser System untuk Melacak Kapal Selam
Sejak digunakan sebagai alat pendeteksi keberadaan kapal selam oleh Paul Langevin pada tahun 1915, hingga kini peran Sonar (Sound Navigation and Ranging) masih sangat diandalkan, baik oleh kapal selam maupun kapal permukaan. Namun dengan dinamika pertempuran yang berkembang di masa depan, pihak angkatan laut mungkin membutuhkan metode yang lebih cepat guna melacak keberadaan sosok kapal selam di kedalaman laut.
Baca juga: Sarov Class – Kapal Selam Pengumpul Data Intelijen dengan Tenaga Hybrid Diesel Nuklir
Dikutip dari 9news.com.au (8/10/2019), disebutkan kelompok ilmuwan Cina telah berhasil melakukan uji perangkat laser untuk mendeteksi sasaran di bawah laut pada kedalaman yang belum pernah ‘terlihat’ sebelumnya. Peneliti yang tergabung dalam Shanghai Institute of Optics and Fine Mechanics menyebut bahwa teknologi deteksi menggunakan laser ini dapat menyorot obyek di kedalaman 160 meter di bawah permukaan laut. Menurut pihak Cina, kemampuan deteksi ini kemampuannya dua kali dari teknologi anti submarine warfare saat ini.
Para peneliti Cina meyakinkan bila ini merupakan pertama kalinya ada perangkat yang berhasil melacak keberadaan obyek di kedalaman tersebut. Disebut masih berstatus sebagai prototipe, rancangan perangkat ini akan terus disempurnakan lebih lanjut. Masih dari sumber yang sama, perangkat penjejeak berbasis laser ini telah diuji pada April 2019 di kawasan Laut Cina Selatan. Ditambahkan, sistem laser ini nantinya disematkan pada platform pesawat intai (airborne laser).
Para analis militer internasional beranggapan, teknologi yang sedang dikembangkan Cina kelak dapat menjadi game changer dalam cara berburu kapal selam, terutama Cina punya kemampuan lebih untuk mendeteksi kapal selam lawan sebelum memasuki teritori yang diakui oleh Beijing.
Meski nampak futuristik, namun Marcus Hellyer, pakar teknologi pertahanan dari Australian Strategic Policy Institute menyebut masih terlalu dini untuk menilai potensi dari teknologi laser ini. Lebih detail, Hellyer mengatakan bila sistem senjata laser membutuhkan pasokan energi yang sangat besar di area deteksi yang sangat terbatas. Disisi lain, area yang akan dipindai (lautan) sangat luas.
“Skala menjadi hal penting dalam deteksi kapal selam, mungkin jika itu dilakukan pada area pelabuhan atau teluk masih bisa dilakukan, tapi untuk aplikasi di lautan lepas rasanya sangat sulit,” ujar Hellyer. Ia mencontohkan, kapal selam AL Australia Collins Class resminya dapat menyelam sampai kedalaman 160 meter, namun kemampuan menyelam sebenarnya saat ini masih dirahasiakan.
Baca juga: Misi Anti Kapal Selam, TNI AL Waspadai “Shadow Zone”
Situs South China Morning Post mewartakan bahwa tim riset Shanghai Institute of Optics and Fine Mechanics adalah bagian dari proyek ‘Guanlan’ atau Sea Watcher. Tujuan proyek ini adalah mengembangkan teknologi laser yang dapat dilepaskan dari satelit, dimana jangkauan full laser beam mampu menjangkau sasaran kapal selam pada kedalaman 500 meter di bawah permukaan laut.
Melihat beragam pengembangan alutsista yang digaungkan oleh Cina, terasa kian mendekat isi dari Novel Ghost Fleet karya PW. Singer dan August Cole. (Haryo Adjie)
Mungkin biar alat countermeasures yg mendeteksi ping sonar ga guna. Tp balik lagi, Alat deteksi laser di tank aja udah banyak. Jd mungkin bisa dikembangin lagi untuk melawan laser ini
Sudah sewajarnya negara besar adalah negara yg ekspansif.
Kita butuh kapal Induk . . , karena kita adalah negara besar.
Pada hakekatnya tidak ada batas negara, yg ada hanyalah batas kekuatan.
Prinsip ini harus ditanamkan sejak Sekolah Dasar.
Ekspansif itu macam macam
Kalau ekspansif bisnis jelas bagus…kalau ekspansif untuk menjajah itu jelas ngawur…dan tidak pernah di ajarkan di sekolah
Negara besar bagaimana ?? kalau besar keuangannya itu masih bisa
Kalau besar hanya wilayah negaranya saja…tanpa diikuti sektor keuangan…itu bunuh diri
coba baltibang dan len kembangkan, sistem laser lbh mirip digunakan sebagai sensor di pintu otomatis di lobby mall, jg ada sensor penjagaan ketat di museum.. cari tahu apa potensi bisa digunakan untuk mendeteksi lebih luas menggunakan teknologi laser. spt menyebarkan laser daripada menyempitkan satu garis lurus laser.. bukan tidak mungkin tapi potensi yang sangat menjanjikan utk pertahanan udara, angkasa, laut dan darat.
beda pak…kalau di pintu itu bersifat pointer…seperti mainan anak anak….kalau ini skala besar dan jauh…butuh power yang amat besar (seperti tertulis di artikel diatas)..
Jauh lebih komplek dari LaWS (Laser Weapon System)….
Amerika yang super canggih saja belum mampu…..
sbtlny sudah lama sudah ada laser komunikasi dari bumi bisa mencapai reciver di bulan, teknologi ini dipilih karena keunggulan besar. berbeda dengan komunikasi satetelit/bts yang jangkauan terbatas.. jd mgkn laser dikembangkan cina itu ada pengukuran meter, tidak cuma sensor. contoh proyek konstruksi tol pake alat laser.. ada pengukuran, nah bagaimana nembus dan nyebar cukup pake program. kl lurus tipis tidak perlu program gede2. nah kl nyebar, bisa diprogram bikin berbagai derajat (dalam software) dan terdeteksi mana. itu menurut opiniku.
Fungsi laser itu macam-macam..ada metering pada kamera atau pengukuran seperti yg anda lakukan….ada juga buat reading data seperti CD/VCD/DVD..ada juga sebagai spot pointer.
ada sebagai Cutter, Image Build, Heat Printing, komunikasi…..
Software hanya kendali…masalah power dan environmen lain yang
dibutuhkan jauh lebih rumit…
Amerika dan negara maju lain sudah meriset milyaran dolar untuk sensor pengganti radar…namun belum berhasil
Jadi sangat tidak semudah angan-angan / khayalan kita…tomorrow maybe
tenaaang.. ntar juga ada penangkalnya.. paman sam dilawan.. cuma ya wani pirooo..