Update Drone KamikazeKlik di Atas

Collins Class Australia: Kapal Selam Canggih dengan Segudang Masalah

Collins-Rollout

Dalam jagad kompetisi dan eksistensi kapal selam di kawasan, nama Collins Class milik AL Australia (Royal Australian Navy) tak bisa dikesempingkan. Bahkan dari polling yang diselenggarakan Indomiliter pada bulan November 2013, justru menunjukkan Collins Class sebagai lawan tanding terberat bagi armada kapal selam (kasel) TNI AL. Dari polling yang diikuti 726 responden, saat itu pengaruh Collins Class dianggap jauh berada diatas Scorpene Class Malaysia dan Sjoorman Class Singapura.

Baca juga: [Polling] Collins Class RAN – Lawan Tanding Terberat Armada Kapal Selam TNI AL

Setelah sebelumnya Indomiliter mengupas keberadaan kasel andalan Malaysia (Scorpene Class) dan kasel tercanggih Singapura (Archer Class), kini gilran kami singgung sekilas tentang keberadaan Collins Class. Bagi Australia, Collins Class punya arti strategis baik dari sisi pertahanan dan industri. Collins Class desain serta rancang bangunnya dilakukan oleh galangan Kockums, Swedia, sementara untuk pembangunan konstruksinya dipercayakan ke ASC (Australian Submarine Corporation) di Adelaide, South Australia. Dari segi pembangunan, Collins Class menjadi rancang bangun sista paling kompleks yang pernah dibangun Australia. Waktu konstruksi yang dibutuhkan untuk membangun tiap unit Collins Class mencapai 60 bulan dengan menghabiskan biaya AU$1 triliun.

Baca juga: Armidale Class RAN – Kapal Patroli Penjaga Batas Laut Teritorial Australia

SHIP_SSK_Collins_Bow_Launch_lg680357-collins-class-submarine-hmas-waller

Baca juga: Attack Class – From Australia to Satrol Armabar TNI AL

collins9collins_xray

Collins Class masuk ke kelas SSK (kasel diesel listrik) 471, keberadaan kapal ini didapuk sebagai pengganti Oberon Class yang pensiun pada pertengahan tahun 1980. Kasel perdana yang meluncur adalah HMAS Collins (73) pada tahun 1996, berlanjut ke HMAS Farncomb (74) pada Januarin 1998, HMAS Waller (75) pada Februari 2001, HMAS Dechaineux (76) pada Februari 2001, HMAS Sheean (77) pada November 2000, dan HMAS Rankin (78) pada Maret 2003. Armada Collins Class berpangkalan di Cockburn Sound di Australia Barat.

Baca juga: LCH Balikpapan Class – Identitas Indonesia di Kapal Perang Australia

Dari sisi persenjataan, Collins Class mengandalkan torpedo, rudal anti kapal dan ranjau. Pada bagian haluan terdapat enam peluncur torpedo kaliber 533 mm (21 inchi). Torpedo yang dibawa dari jenis Mark 48 Mod 7 CBASS (common broadband advanced sonar system) menggunakan active/passive homing dengan hulu ledak 267 kg. Torpedo ini dapat meluncur sejauh 38 km pada kecepatan 55 knots, atau 50 km kecepatan 40 knots. Menggunakan peluncur yang sama, juga bisa diluncurkan rudal anti kapal UGM-84C Sub Harpoon yang beroperasi dengan active radar homing. Rudal pesaing SM-39 Exocet ini sanggup melesat sejauh 30 km dengan kecepatan Mach 0,9 dengan membawa hulu ledak 227 kg. Secara keseluruhan, tiap Collins Class dapat membawa 22 torpedo atau rudal.

Baca juga: AEG SUT 533mm – Heavyweight Torpedo dengan Pemandu Sonar Pasif dan Aktif

HMAS-Sheean-departs-Fleet-Base-East-for-the-Eastern-Australian-Exercise-Area-(EAXA)-HMAS-Sheean-(SSG-77)-Collins-class-submarines-Royal-Australian-Navy-(RAN)-(1)Collins_Sydney-hero

Baca juga: Black Shark – Akankah Jadi Torpedo Andalan di Kapal Selam Changbogo Class TNI AL?

Collins Class juga dapat menebar ranjau, bila misi ini dijalankan tiap kasel dapat dimuati hingga 44 ranjau Stonefish Mark III mines buatan BAE Systems. Meski namanya ranjau, tapi pelepasan senjata maut ini juga dilakukan lewat tabung peluncur torpedo.

Guna menghadapi peperangan elektronik, Collins Class mengusung sistem sensor elektronik ES-5600 dari EDO yang beroperasi di radar band 2Ghz – 18Ghz serta mendukung atomatic detection, direction finding, identification dari sinyal radar. Perangkat ESM (electronic support measures) AR-740 dari EDO Argo System juga disematkan di Collins Class.

Baca juga: Cassidian Optronics – Periskop Canggih Untuk Kapal Selam Changbogo Class TNI AL

Torpedo MK48 mod4 di HMAS Collins,
Torpedo MK48 mod4 di HMAS Collins,
Combat systems Collins mengusung Raytheon CCS mk2
Combat systems Collins mengusung Raytheon CCS mk2

Sistem sonar Collins Class mengacu pada kombinasi Thomson Sintra Scylla bow and distributed sonar arrays, Thales SHORT-TAS towed sonar array dan Thales intercept array. Sedangkan perangkat radar menggunakan Kelvin Hughes Type 1007 surface search radar. Dan periskop sebagai cirri khas kasel mengadopsi dua jenis, yakni Thales CK043 search periscope dan Thales CH093 attack periscope. Integrasi combat systems mencomot teknologi dari Rockwell, dan dalam perawatannya dilakukan oleh Raytheon Australia yang dalam proses upgrade menggantinya dengan Raytheon CCS Mk2 (AN/BYG-1).

Baca juga: Scorpene Class Malaysia – Antara Kecanggihan Kapal Selam dan Skandal Korupsi

collins6

Baca juga: Archer Class Singapura – Kapal Selam dengan Teknologi AIP dan Double Torpedo Launcher Types

waller1

Bagaimana dengan tenaga penggerak? Nyatanya Collins Class belum mengusung teknologi AIP (air independent propulsion) seperti halnya Archer Class Singapura. Collins Class ditenagai mesin utama 1 × Jeumont-Schneider DC motor (7,200 hp or 5,400 kW), driving 1 × seven-bladed, 4.22 m (13.8 ft) diameter skewback propeller, dan untuk backup 1 × MacTaggart Scott DM 43006 retractable hydraulic motor. Dari spesifikasi tersebut, kasel ini dapat melaju hingga 10 knots di permukaan atau menyelam di kedalaman periskop, sementara kecepatan saat menyelam penuh mencapai 20 knots.

Dengan bobot di permukaan 3.100 ton dan bobot saat menyelam 3.407 ton. Collins Class sanggup berlayar sejauh 21.300 km pada kecepatan 10 knots di permukaan; 17.000 km pada kecepatan 10 knots di kedalaman periskop, dan 890 km pada kecepetan 4 knots saat menyelam penuh. Situs Wikipedia menyebut kemampuan menyelam Collins Class mencapai 180 meter, meski angka aktualnya dirahasiakan. Collins Class diawaki oleh 42 kru (6 perwira dan 36 ABK).

Upgrade Besar-Besaran
Karena di dera beberapa permasalahan teknis, armada Collins Class telah mengalami beberapa proses upgrade dari sisi sensor dan persenjataan. Ada cerita, salah satu Collins Class, HMAS Farncomb pada Maret 2007 pernah tersangkut jaring nelayan ketika sedang melaksanakan misi intelijen di perairan Indonesia. Musibah itu nyaris memakan korban beberapa awak kasel tersebut.

344123-22035f8c-d808-11e4-94a5-02ce8012bfae_ABE5610

Berbagai permasalahan teknis selalu menghantui kapal selam buatan Australia ini. Entah itu kerusakan combat system, kerusakan generator dan lain sebagainya. Tentu menjadi pertanyaan mengapa kapal selam yang diluncurkan dari galangan ASC ini mengalami “kutukan” selama masa dinasnya di Royal Australian Navy?

Semua itu berawal dari keinginan pemerintah Australia mengoperasikan kapal selam yang tidak digunakan oleh Angkatan Laut lain di dunia. Pemerintahan di Canberra lebih memilih pendekatan desain daripada off-the-shelf. Kapal selam kelas Collins desain dasarnya adalah kapal selam Vastergotland asal Kockum AB, Swedia yang kemudian didesain ulang oleh ASC. Melalui desain ulang, dimensi kapal selam mengalami pembesaran beberapa kali dibandingkan aslinya.

CollinsClassSub20120315

Selain itu combat system-nya menggunakan buatan Rockwell Internasional, Amerika Serikat. Tidak memakai combat system buatan Eropa yang digunakan oleh kapal selam Vastergotland. Di situlah kesalahan awal dan sekalipun pemicu dari segala permasalahan yang melingkupi kapal selam kelas Collins.

Kapal selam buatan Swedia secara filosofis dirancang untuk beroperasi di perairan Laut Baltik dan bukan untuk di perairan laut dalam atau samudera. Sedangkan kapal selam kelas Collins yang merupakan pembesaran dari kelas Vastergotland dirancang untuk beroperasi di laut lepas. Namun yang luput dari perhatian para perancang Australia adalah pembesaran dimensi kapal selam bukanlah jawaban terhadap kebutuhan operasional yang diinginkan oleh Angkatan Laut negeri itu. Untuk gambaran, Angkatan Laut Negeri Kangguru memerlukan dana AU$330 juta pada 2009 agar semua kapal selam siap tempur. Itu baru dari sisi dana, belum kerugian dari sisi operasional. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Collins Class
– Galangan: ASC, Adelaide, Australia
– Panjang: 77,42 meter
– Diameter: 8 meter
– Beam: 7,8 meter
– Draft: 7 meter
– Endurance: 70 hari
– Bobot di permukaan: 3.100 ton
– Bobot saat menyelam: 3.407 ton
– Propulsi: 2 utama 1 × Jeumont-Schneider DC motor (7,200 hp or 5,400 kW), driving 1 × seven-bladed, 4.22 m (13.8 ft) diameter skewback propeller, dan untuk backup 1 × MacTaggart Scott DM 43006 retractable hydraulic motor
– Kecepatan: 10 knots (19 km per jam) di permukaan dan 20 knots (37 km per jam) saat menyelam
– Persenjataan: 6 × 533 mm (21 in) torpedo tubes

5 Comments