Pembom Xian H-6K Lakukan “Elephant Walk”, Cina Pamer Kekuatan Udara Strategis

Setelah Angkatan Udara Taiwan pamer kekuatan tempur F-16 Viper dalam formasi “elephant walk” di Pangkalan Udara Chiayi, kini dari seberang lautan, muncul formasi tandingan dari Cina daratan, yang memperlihatkan elephant walk dari skadron pembom strategis, yang menjadi tulang punggung kekuatan ofensif Cina, yakni Xian H-6K.

Baca juga: Unjuk Kesiapan Tempur, 12 Unit F-16 Viper Taiwan Lakukan “Elephant Walk”

Dalam video yang dirilis Kementerian Pertahanan Cina, nampak formasi beberapa Xian H-6K dari Skadron 95148 24th regiment of the 8th bomber division, dalam formasi elephant walk di sebuah pangkalan udara yang tidak disebutkan. Video propaganda ini memperlihatkan tingkat kesiapan tempur armada pembom Cina.

Sebagai catatan, elephant walk adalah istilah yang dipopolerkan Angkatan Udara AS (USAF) untuk menyebutkan iringan pesawat yang berbaris panjang secara rapat menuju landasan pacu sesaat sebelum lepas landas. Aktivitas ini seringkali dilaksanakan sebelum minimum interval take-off (MITO).

Istilah elephant walk muncul pertama kali semasa Perang Dunia II, yaitu ketika armada besar pembom Sekutu akan melakukan serangan besar-besaran terhadap instalasi milik Nazi Jerman. Kala itu melibatkan 1.000 pesawat yang diberangkatkan dari beberapa pangkalan milik Sekutu. Dalam konteks elephant walk Xian H-6K, mencerminkan kemampuan unit, kerja sama tim, dan kesiapan pilot untuk menerbangkan pembom strategis dengan senjata lengkap.

Di antara 12 varian Xian H-6, maka H-6K disebut sebagai yang terbaru dan tercanggih. Meski desainnya oldskul, H-6K terbilang pesawat pembom baru, lantaran baru terbang perdana pada 5 Januari 2007, dan mulai resmi dioperasikan AU Cina pada Oktober 2009, bertepatan dengan 60 Tahun Perayaan HUT Republik Rakyat Cina.

Xian H-6K mengalami modifikasi yang cukup mendasar, sebut saja struktur yang diperkuat dengan material komposit, engine inlets yang diperbesar untuk penggunaan mesin Soloviev D-30KP2 turbofan buatan Rusia. Malahan sejak 2009, Cina telah memproduksi mesin WS-18 yang copy-an dari mesin D-30 untuk H-6K.

Modifikasi pada ruang pilot kini sudah mengadopsi glass cockpit yang dilengkapi large size LCD multi-function display. Itu baru perubahan dari sisi jeroan, dari tampilan luar H-6K juga dipastikan sedikit beda dibanding varian lainnya.

Bila generasi H-6 lainnya masih menggunakan konsep glazed navigator station, maka ‘ruang kaca’ tersebut di H-6K sudah dihilangkan, sebagai gantinya disematkan radome untuk platorm radar. Kemudian ruang bom alias bomb bay di dalam lambung, juga dihilangkan, sebagai gantinya ruang bom diubah sebagai tangki bahan bakar tambahan.

Tidak cuma itu saja yang di removed, kubah senapan mesin di bagian bawah bodi (belly turret gun), yang tadinya ditempati kanon NR-23 kaliber 23 mm dilepas dan diganti untuk dudukan sensor surveillance dan radar navigasi untuk menuntun rudal.

Xian H-6K dapat membawa enam unit rudal jelajah subsonic CJ-10A atau rudal anti kapal supersonic YJ-12 (masing-masing tiga rudal di kiri dan kanan sayap), bisa juga menggotong 6-7 LACM (Land Attack Cruise Missile).

Masih ada varian senjata yang bisa digotong, hingga total payload yang disiapkan mencapai 12 ton. Belum lagi, seabreg sensor dan peragkat elektronik diyakini banyak ditanam di H-6K, seperti edge antenna pada sayap vertikal.

Dikutip dari eurasiantimes.com (5/11/2022), sebuah H-6K disebut membawa rudal misterius yang terendus dalam laporan video oleh China Central Television (CCTV). Pejabat militer Cina tidak merinci jenis senjata yang dimaksud, salah satu rudal misterius itu terlihat dengan “2PZD-21” tertulis di tubuhnya.

Baca juga: Pembom Strategis Cina Xian H-6K Bawa Muatan Misterius, Diduga Rudal Balistik Hipersonik

Laporan media Cina menyatakan bahwa itu tampak seperti rudal udara ke darat dengan bentuk yang sangat mirip dengan rudal balistik. Segera setelah foto-foto mulai membanjiri media sosial, pengamatan paling mencolok yang dibuat oleh para ahli adalah bahwa rudal ini memiliki kemiripan dengan rudal hipersonik aero-balistik Kh-47M2 Kinzhal produksi Rusia, yang dapat memiliki varian anti kapal. (Gilang Perdana)