Update Drone KamikazeKlik di Atas

Pakistan Terima Keseluruhan RAS 72 Sea Eagle, Jawara Turboprop ATR-72 di Lautan

Siapa yang tak kenal dengan ATR-72 series, inilah pesawat turboprop yang paling banyak melayani penerbangan sipil di Indonesia. Namun berbeda dengan ATR-72 yang kerap kita lihat sehari-hari, ATR-72 500 yang satu ini berubah menjadi begitu garang, sarat perangat canggih dan dipersenjatai. Inilah ATR-72 500 milik AL Pakistan yang telah dikonversi menjadi varian MPA (Maritime Patrol Aircraft) oleh perusahaan Jerman dan telah berganti label menjadi RAS 72 Sea Eagle.

Baca juga: ATR-72 600 MPA, Berjaya di Regional Airliner Kini Bertarung di Pasar Intai Maritim

Dikutip dari janes.com (10/7/2019), disebutkan pihak pengkonversi yaitu Rheinland Air Service (RAS) telah menyerahkan pesanan kedua dari total dua RAS 72 Sea Eagle ke AL Pakistan. Sebelum diserahkan ke Pakistan, pesawat ini diketahui ikut dipamerkan dalam ajang Paris AirShow 2019.

Merenut dari kontraknya, pada tahun 2015 Pakistan menyepakati paket konversi untuk dua ATR-72 500 ke RAS dengan nilai US#294 juta. Pesawat pertama telah diserahkan ke Pakistan pada Juli 2018. Selain pihak RAS, proyek ini juga melibatkan Aerodata AG sebagai subkontraktor dann penggarapan proyek konversi pesawat angkut menjadi MPA dimulai pada Januari 2016.

Aerodata yang berperan sebagai pemasok AeroMission mission management system menyebutkan beberapa perangakt yang dibenamkan pada RAS 72 Sea Eagle mencakup radar active electronically-scanned array (AESA) Leonardo Seaspray 7300E, Elettronica electronic support measures (ESM) suite, kubah FLIR Systems Star SAFIRE III electro-optical/infrared (EO/IR) dan kapabilitas anti-submarine warfare (ASW) dengan adanya kemampuan meluncurkan torpedo ringan 324 mm. Untuk mendeteksi keberadaan kapal selam, RAS 72 Sea Eagle punya bekal sistem pemrosesan akustik dan peluncur sonobuoy.

Tidak itu saja, RAS 72 Sea Eagle juga dilengkapi sistem perlindungan diri dari potensi serangan rudal pencari panas, infrared, pelacakan radar dan munisi lain yang dikendalikan dengan pemandu laser. Tambah canggih lagi, pesawat turboprop buuatan Perancis ini pun dilengkapi fitur passive electronic intelligence (ELINT).

ATR-72 500 MPA milik Pakistan yang di upgrade di Jerman.

Baca juga: Fokker F50 Maritime Enforcer MK2 – Intai Maritim Taktis dengan Kemampuan Penindakan Penuh di Lautan

Secara umum, ATR-72 500 dapat terbang dengan kecepatan maksimum 511 km per jam. Pesawat ini dapat terbang sampai ketinggian 7.620 meter, dan mampu terbang selama 10 jam pada ketinggian 1.524 meter. Jika untuk take off perlu panjang landasan 1.170 meter, maka untuk mendarat hanya diperlukan panjang landasan 630 meter. (Bayu Pamungkas)

3 Comments