Oto Melara 76mm Eks KRI Slamet Riyadi 352 Uji Tembak Perdana di Paiton
|Setelah resmi dipensiunkan pada 16 Agustus 2019, arsenal persenjataan yang menjadi ‘kenang-kenangan’ dari KRI Slamet Riyadi 352, yakni meriam reaksi cepat Oto Melara 76 mm pada haluan frigat Van Speijk Class tersebut, kini telah tepasang pada simulator sistem senjata kapal perang yang berada di Paiton, Jawa Timur. Dan ada kabar bahwa untuk pertama kalinya, pada 21 November lalu telah dilakukan uji penembakan untuk pertama kalinya Oto Melara sebagai senjata pertahanan pantai.
Dikutip dari Janes.com (25/11/2019), disebutkan uji tembak perdana Oto Melara 76 mm dengan melepaskan lima amunisi secara berurutan. Sebagai sasaran adalan inflatable radar reflective balloon yang ditempatkan pada jarak 3,5 km di sekitar selat Madura. Oto Melara 76 mm adalah meriam dengan kaliber 76 mm × 900 mm (complete round). Meriam ini dapat melepaskan tembakan 85 proyektil per menitnya. Kecepatan luncur proyektil mencapai 900 meter per detik, dengan jarak tembak efektif mulai dari 5 km sampai 20 km.
Sebagai bagian dari simulator sistem senjata kapal perang, pada fasilitas di Paiton ini terdiri dari mock-up bridge dan mock-up combat systems. Tujuan dihadirkannya sistem simulator untuk efisiensi biaya dalam program pelatihan awak kapal perang. Simulatornya sendiri akan dilelola oleh Korps Marinir, dimana di Paiton terdapat fasilitas pelatihan untuk senjata kaliber 12,7 mm, 20 mm, 37 mm dan 40 mm. Sebagai mitra integrasi sistem pada simulator ini adalah PT Len Industri. Fitur yang dihadirkan mencakup pola peperangan di laut, radar pendendali tembakan, combat management system dan sistem komunikasi.
Baca juga: Jelang Purna Tugas, Oto Melara 76mm di KRI Slamet Riyadi 352 Beralih Peran
Sedikit catatan tentang KRI Slamet Riyadi 352, merupakan kapal kedua dari enam unit Van Speijk Class TNI AL. Kapal ini dibangun oleh galangan Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda pada 1 Oktober 1963. Dengan nama Hr. Ms. Van Speijk, kapal ini resmi diluncurkan pada 5 Maret 1965 dan mulai bertugas di AL Belanda pada 14 April 1967. Baru kemudian pada tahun 1987, kapal ini dibeli oleh Indonesia dan berganti nama menjadi KRI Slamet Riyadi 352. (Bayu Pamungkas)
Harusnya dipasang di Satelit Antariksa kita, biar kita punya “Orbital Defense”
Itu namanya simulator bambaaaang…!!
Dan murah, karena gak perlu beli.efisiensi biaya.
Gunanya teori sebelum praktek, biar pinter.
Kalo belom pernah megang tapi langsung belajar nembak dari kapal, bisa rusak semua kri kita..
yaaaah.. masih ngandelin meriam.. hadeeeh..
Yaaa ampun. Knp di jadiin kyk gitu sih??? Knp nga DI PASANG DI LPD LPD sih??????????? Saya pikir pas denger VAN SPIJK mau di non aktif , meriam 76 nya akan di pasang di LPD. Mau latihan ya latihan di kplnya sekalian khan. ADA YG BS KSH PENJELASAN?? KASIHAN BANGET lpd lpd kt nga ada meriam.
Iii…..iiiiihhhhh, gemes deh baca komen kamyuu 😣
ha..ha.. kan untuk efisiensi Gan, tempat pelatihan dekat dengan sekolah angkatan laut. Masih ada 5 lagi tuh yang bisa di remove dari Vanspeijk class bia dipasang di LPD atau LST kalau mau.
Kok ditaruh situ sih, shrusnya ditaruh di dekat ausi atau natuna sana, sbgai latihan kn jg bs dgunakan menjaga perbatasan
Terlalu jauh sama pusat pelatihan… Kalo di paiton selain bisa pertahanan pembangkit listrik juga bisa latihan akademi, toh juga deket sama surabadja