TNI AL Resmi Pensiunkan Frigat KRI Slamet Riyadi 352 dan Korvet Latih KRI Ki Hajar Dewantara 364
|Setelah pada kamis, 15 Agustus lalu dilangsungkan Upacara Penurunan Ular-ular Perang sebagai penanda purna tugasnya KRI Teluk Ratai 509 Dan KRI Teluk Bone 511, maka selang sehari kemudian, tepatnya pada 16 Agustus 2019 di Dermaga Ujung, Surabaya, TNI AL kembali secara resmi memensiunkan lima kapal perang lainnya, dimana diantaranya adalah frigat KRI Slamet Riyadi 352 dan korvet KRI Ki Hajar Dewantara 364. Sementara tiga kapal perang lainnya yang ikut purna tugas adalah KRI Teluk Penyu 513, KRI Nusa Utara 584 dan KRI Sambu 902.
Dari kesemua yang dipensiunkan, dua kapal masuk dalam kelompok full kombatan dari Satuan Kapal Eskorta, yaitu korvet latih Ki Hajar Dewantara 364 dan KRI Slamet Riyadi 352, khusus KRI Slamet Riyadi 352 menjadi penanda kapal pertama dari keenam keluarga frigat Van Speijk Class yang purna tugas.
Tanda-tanda akan dipensiunkannya Ki Hajar Dewantara 364 dan KRI Slamet Riyadi 352 sudah terdengar beberapa bulan lalu, terutama kala meriam di kedua kapal tersebut telah dilepas dari dudukannya di haluan. Meriam reaksi cepat Oto Melara 76 mm di KRI Slamet Riyadi 352 akan digunakan sebagai bagian dari simulator sistem senjata kapal perang, dimana sistem tersebut terdiri dari mock-up bridge dan mock-up combat systems. Tujuan dihadirkannya sistem simulator untuk efisiensi biaya dalam program pelatihan awak kapal perang.
Oto Melara 76 mm eks KRI Slamet Riyadi rencananya akan disematkan pada simulator yang dibangun di Paiton, Jawa Timur. Sementara untuk meriam Bofors Bofors 57 mm MK1 di KRI Ki Hajar Dewantara 364 belum diketahui akan ditempatkan dimana kemudian.
“Pembangunan kekuatan pertahanan negara tidak hanya melalui penambahan alutsista saja, namun juga melaksanakan peremajaan dan penghapusan bagi Lima kapal perang di jajaran Koarmada II yang telah memasuki tahap akhir dari masa tugasnya. Alutsista yang telah memasuki tahapan akhir dari masa daur hidupnya (Life Cycle). Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI Mintoro Yulianto selaku Irup Penurunan Ular-ular Perang KRI Koarmada II.
Tentang KRI Slamet Riyadi 352, merupakan kapal kedua dari enam unit Van Speijk Class TNI AL. Kapal ini dibangun oleh galangan Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda pada 1 Oktober 1963. Dengan nama Hr. Ms. Van Speijk, kapal ini resmi diluncurkan pada 5 Maret 1965 dan mulai bertugas di AL Belanda pada 14 April 1967. Baru kemudian pada tahun 1987, kapal ini dibeli oleh Indonesia dan berganti nama menjadi KRI Slamet Riyadi 352.
Sedangkan KRI Ki Hajar Dewantara 364 dibeli gress oleh Indonesia pada tahun 1980. Kapal ini dibangun galangan Uljanic Ship Yard, Yugoslavia. Dari segi usia, kapal perang ini satu angkatan dengan kedatangan korvet Fatahillah Class buatan Belanda. Dengan bobot penuh 1.850 ton, kapal ini masuk kategori light fregate atau korvet.
Sebagai kapal perang dengan fungsi latih, KRI Ki Hajar Dewantara 364 punya banyak keunikan, seperti pesawat tempur latih yang punya dua kokpit, maka KDA-364 juga dilengkapi dua anjungan yang letaknya atas dan bawah.
Baca juga: KRI Ki Hajar Dewantara 364 – Korvet Latih Pencetak Perwira Tempur TNI AL
Anjungan pertama yang merupakan anjungan biasa terletak di bagian atas. Sementara di bagian bawah adalah anjungan latih. Di dalam anjungan latih juga terdapat berbagai macam instrumen selayaknya anjungan reguler. Dengan adanya anjungan latih, proses praktik siswa bisa lebih mudah dan cepat, tanpa mengganggu operasional kapal. (Gilang Perdana)
Penggantinya ditunggu antara Damen, DSME, Maersk, DCNS maupun Ficantieri. Silahkan bersaing dengan sehat.
Buat yang dari Yantar, Svernoya maupun Union Shipyard ditendang saja deh. Kemahalan!!
Pengganti Van Speijk wajib 6000 ton asli dengan harga normal bukan 4000-5500 ton tapi seharga destroyer
Berarti iver dong ya bung? Wkwkwk sedari awal saya gak yakin dengan pkr harga 3/4 nya iver cuma murah dikit tapi sebenernya pun bukan frigate diitung nya pkr tapi lebih ke heavy Corvette 1 unit full arm iver aja 340m kok ini odense nya sendiri yang bilang https://breakingdefense.com/2017/07/danes-tout-340m-stanflex-frigate-for-us-navy-but-whats-real-cost/
Saya cuma menyoroti frigate dari sebuah negara yang tidak perlu disebutkan namanya tapi dengan harga setara bahkan melebihi harga destroyer macam Hobart/Alvaro de Bazan class, Type 052B dan Kolkata class.
Untuk AAW frigate tidak harus 6000 ton. Di MEF perubahan disyaratkan bertonase 5000-7000 ton. Tapi semua kontestan yang ikut menawarkan platform diatas 6000 ton
Loh bukannya frigate van speijk sigma&iver class ya?
Kan perlu tender dulu. Yang menang tender belum langsung kontrak. Terkadang ada MoU atau juga pre contract agreement baru menyusul kontrak. Posisi terkuat memang Maersk Iver tapi Damen Omega dan DSME 5000 punya kans menyalip
Sayang bung kalo iver disalip ToT kita dapet bejibun udah kayak beli lisensi dapet rekayasa design,harga murah,pembangunan dalam negeri,local content apa gak menguntungkan kita tuh? Apa damen mau ngasih seperti itu juga?
Menang tender blom langsung kontrak.? …lucu banget ente….hehehehe
Kalau pakai MoU atau pre contract agreement itu artinya tidak ada tender contoh Su35 atau Russian Party yang realisasi akhirnya cuma seuprit
Memang ada pembelian senjata berdasarkan prestasi contract agreement. Apa ada contohnya
Ada.
Manpads chiron dan panser tarantula pre contract agreement dibikin sebagai persyaratan tot dsme1400
40 unit radar giraffe amb pre contract agreement dibikin untuk poin-poin tambahan dalam program tactical datalink kartika
Pre contract agreement kebanyakan lebih condong sbg syarat tambahan program lainnya
“40 unit radar giraffe amb pre contract agreement dibikin untuk poin-poin tambahan dalam program tactical datalink kartika”
Kapan barangnya datang bung @ayamjago ?
Sudah lama banget. Kontrak pembeliannya 2014 bersamaan dengan kontrak program tactical datalink kartika yang dimenangkan saab
SIPRI 2014
Betul sekali!! Dulu ada rencana juga pembelian 200-280 rudal RBS70NG dimana setiap Giraffe AMB akan mendukung 5-7 rudal RBS70NG
Kok ga pernah denger beritanya…..disinipun tidak diulas @om faris?
Agar tidak bikin bingung itu kontrak tahun 2014 tapi baru masuk SIPRI 2016 atau SIPRI 2017. Kontrak awal 25 unit dengan komitmen tambahan 15 unit. Rencana awal 25 unit buat Bolide dan 15 unit buat Bamse. Tapi selanjutnya berganti ke all Bolide. 1 Giraffe AMB untuk 1 missile launcher @ 1 missile ditambah 4-6 missile cadangan
15 unit Giraffe AMB berikutnya akan ada dalam kontak pembelian RBS70NG. MoU buat RBS70NG sudah ada tapi realisasi kontraknya belum tahu kapan
@ayam
Thanks koreksinya
@hairus
Memang tidak dipublikasikan besar-besaran tapi sudah beberapa kali muncul di berbagai event termasuk juga parade HUT TNI diatas rantis Komodo
Dengan kemampuan multirole sudah dipakai dalam berbagai uji coba seperti rudal Mistral, MLRS Astross dan SPH Caesar
Kemaren justru pindad dan saab kolaborasi buat RBS 70 ng bung @ayam jago
Nota Kesepahaman atau juga biasa disebut dengan Memorandum of Understanding (MoU) atau pra-kontrak, pada dasarnya tidak dikenal dalam hukum konvensional di Indonesia. Akan tetapi dalam praktiknya, khususnya bidang komersial, MoU sering digunakan oleh pihak yang berkaitan.
MoU merupakan suatu perbuatan hukum dari salah satu pihak (subjek hukum) untuk menyatakan maksudnya kepada pihak lainnya akan sesuatu yang ditawarkannya atau pun yang dimilikinya. Dengan kata lain,,,MoU pada dasarnya merupakan perjanjian pendahuluan, yang mengatur dan memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum membuat perjanjian yang lebih terperinci dan mengikat para pihak pada nantinya.
“Suatu pernyataan tertulis yang menjabarkan pemahaman awal pihak yang berencana untuk masuk ke dalam kontrak atau perjanjian lainnya, suatu tulisan tanpa komitmen/tidak menjanjikan suatu apapun sebagai awal untuk kesepakatan. Suatu Letter of Intent tidak dimaksudkan untuk mengikat dan tidak menghalangi pihak dari tawar-menawar dengan pihak ketiga. Pebisnis biasanya berarti tidak terikat dengan Letter of Intent, dan pengadilan biasanya tidak menerapkan salah satu, tapi pengadilan kadang-kadang menemukan bahwa komitmen telah dibuat/disepakati.
dari penjelasan diatas mou dilakukan bukan saja disebabkan karena ada keragu raguan terhadap kontrak yg akan disepakati tapi jg dibuat dan desepakati untuk rencana panjang kedepannya antara produsen dan konsumen sehingga produk yang disepakati dalam kontrak akan ada penambahan selanjutnya’ hal ini diperbuat untuk saling meyakinkan terutama agar si produsen mau memberi kemudahan terhadap hal2 yg diinginkan dr produk tersebut contohnya transfer teknologi yg diinginkan agar diberi pihak produsen’ dengan adanya mou tersebut, intinya mou dibuat karena emang ada rencana tuk beli prodak tersebut dengan jumlah yg banyak tp karena alasan keuangan atau karena alasan agar tidak membuat pembelian produk itu menimbulkan masalah yg tidak diinginkan maka dilakukan pembelian bertahap atas prodak tersebut, sehingga melalui mou tersebut si konsumen berusaha meyakinkan si produsen mau memberi apa yg diinginkan konsumen atas pembelian prodak tersebut, mou jg bisa karena adanya rencana2 kesepakatan kerjasama yg diinginkan atas pembelian produk teraebut sehingga mou dibuata agar terlebih dahulu adanya kesepahaman sebelum kontrak di sepakati,,,,inti dr semuanya mou dibuat bertujuan untuk saling mempelajari dan memahami rencana atau pun keinginan masing2 pihak yg membuat mou sebelum melakukan atau merealisasikan kesepakatan kontrak.
Setau ku kemenhan lakukan tender untuk mencari pengganti f5, jumlah unit seuprit bukan berarti tanpa tender.
Semoga cepat lekas dpt gantinya….frigate yg pensiun 6….penganti yg setara at lebih jg hrs 6 syukur bisa lebih….
Soal iver….sdhkah ada tanda2 unt ttd kontrak…
Ap msih sekedar wacana….dilirik…tertarik..di pertimbangkan ????
Sdhkah ada penjamin pembiayaan unt iver…
Ini kapal dikasih ke bakamla aja, lumayan kan
Dijadikan museum atau sasaran tembak nih?
@sembayem
Yang ente tanya itu lagi nyindir combatant vessel rusia yang bicara harga memang abnormal
@distanata
IndoDefence 2018 rusia sudah menarik semua proposal untuk ikut serta dalam program TNI AL seperti aaw frigate, asw frigate, light frigate dan opv. Rosoboron tau bahwa kans mereka untuk bersaing di sini habis dan untuk surface combatant vessel mereka mengincar negara yang tidak terlalu sensitif masalah harga seperti uea, vietnam dan india
Rusia kini menawarkan armament seperti kanon 57mm, palma, pantsir me, kh53e, stihl, reddut dan torpedo. Di IndoDefence 2018 tidak ada lagi brosur kapal perang macam grigorovich, gorshkov class dll tidak lagi seperti IndoDefence sebelumnya
Apa su 35 ga ikutan menyusul aja bung wkwkwk saya lebih setuju kalau F15e/F15 adv eagle kepilih lebih meyakinkan ngobrol juga lebih mudah soalnya sama2 DL 16 belom lagi kalo awacs kita kepilih wedgetail bung
Su35 sdh kontrak dan tdk bisa diganggu gugat. Itu rekomendasi tim khusus di tahun 2012
Pilihan yang logis. Belum tahu sifat bangsa kita dalam negosiasi harga. Sadistis abis!! Leopard 2 dan Falcon gurun yang harganya sudah murah tetap nego harga pula. Ini barang harga Ferrari dengan isian dalaman tidak jauh dengan Audi tapi kita minta harga Suzuki
Bung ayam jago ada bocoran aewc&strategic mpa sekelas poseidon gak kita condong ke mana? Saya berharap 2-2nya ke boeing karena basisnya 737 jadi disharwat gak kesusahan
saye cukup salut untuk para comentator….masih optimis ditengah melemahnya ekonomi dunia…diperkirakan untuk mencapai lima perseb saja pertumbuhan cukup bagus…jadi ditengah hari jadi NKRI ayo sama sama kita teriakan hidup alutsista tempatan….hidup percepatan disegala bidang….terutama ekonomi…hayo yang lantang….biar kalou ekonomi tumbuh bagus kita shoopingan terus dan rada mewahan dikit barang yang diborong…!!!
Bung @ayamjago, untuk pengadaan destroyer TNI AL, apakah akan beralih ke sistim AEGIS atau tetap mempertahankan CMS Tacticos buatan thales….mengingat belakangan ini hubungan kita dg amrik sedang hangat-hangatnya, dan mengingat pula harga rudal ESSM/ESSM block-2 lebih kompetitif dibanding harga rudal sekelas buatan eropa 🙏🏻
Soal ini saya tidak tahu. Dulu rencana awal memakai radar Thales APAR dengan 32 cells MK41 VLS kombinasi rudal ESSM + SeaRAM + ASROC + NSM block 2 tanpa kehadiran rudal SM2ER. Entah bagaimana dengan rencana kedepannya.
Kalo ada searam lebih bagus lagi.
Saya curiga bung jangan2 goal nya tetap dengan yang ente sebutin bedanya ada pemakaian SM-2 block IV ER kandidat terkuat iver yang notabene basis armament nya sm2+essm bisa aja dari tawaran tahap perancangan design kita nambahin slot buat asroc,searam dan beli essm+sm 2 apalagi ini plug and play yang original nya millenium gun+harpoon bisa aja jadi NSM+phalanx/seaRAM sesuai yang ente sebutin @ayamjago
Mas Baudaki,
kalo untuk AEGIS kayaknya nggak lho, sebab kapal2 nato yang pakai essm pun mereka nggak pakai AEGIS sebagai cms mereka.
Walaupun begitu, jika Amrik mengijinkan sistem aegis kita pakai, ya itu suatu lompatan besar bagi AL kita.
Trus untuk frigate, secara bertahap, kita bakal ganti light frigate kita (6 biji van speijk, 1 ki hajar dewantara, 3 malahayati, 3 nahkoda ragam = 6+1+3+3 = 13 biji) secara bertahap dalam 25 tahun ke depan jadi heavy frigate / light destroyer.
Namun untuk sementara peran striking force dari kri slamet riyadi dan kri ki hajar dewantara sekarang ini digantikan oleh pkr 331 dan 332.
By the way, walau itu belum pasti, saya mencium gelagat bakal dipakainya mk41 vls 8 cell untuk versi self defense pada bakal korvet multirole buatan lokal kita nanti. Sebagai pembanding adalah frigate New Zealand yang adalah versi dari ANZAC class juga pakai vls mk41 8 cell.
1 cell vls mk41 versi self defense bisa diisi 4 canister essm, jadi 8 cell mk41 bisa diisi 8 x 4 = 32 essm!
Maaf bung @Phd….
Aegis disini saya sebut karena dibawah, bung @faris mencantumkan destroyer buatan korea sebagai salah satu kandidat
DSME DW3000 yang kini dimiliki AL Thailand memakai basis KDX sedangkan DSME DW5000 dengan platform KDX2
Tapi apakah DSME DW3000 dan KDX menggunakan sensor, elektronik, CMS & armament sama persis dengan KDX! Jelas tidak karena DW3000 tidak Aegis seperti KDX. DW3000 malah menggunakan sensor, elektronik dan CMS dari Saab
@tukang ngitung, ph.d udahlah pak jangan bikin prediksi2 ga jelas. Itu knpa di defence.pk kena marah forumer2 lain ?
ini dek glober insiyur mesin itu yaa…??? waduh dek mainan nya kok jauh jauh dari rumah sih…nanti nyasar loh…apa lagi nanti apa engak dicariin ortunya lagi…???…🤑🤗😚😅😆😆😆😆
Destroyer ? Seriously ? Ketinggalan berita nih. Apa ini yg dimaksud kejutan dari AL yg bakal sign kontrak bulan November menurut member formil sebelah ?
Lha bakamla aja kurang kapal
Radar yang bentuknya aneh seperti bola dipotong separuh ya. Saya pernah lihat di pangkalan penerbad di kalimarau berau. Suami saya bilang buat radar navigasi
Aku juga dari Berau gan…
tinggal dekat batalyon armed 18
Giraffe amb itu multirole radar untuk fungsi damai bisa digunakan sebagai radar bantu navigasi buat bandara
Di Singapura Giraffe AMB malah menjadi radar utama mayoritas alutsista mereka seperti Himars, Spyder, Iron Dome, i-Hawk, RBS70, Mistral, Leopard 2 Evo, Spike MR dan howitzer
Tanya lagi tentang senjata kapal perang tersebut mau diapakan. Bakal dipasang dimana nantinya