LST Eks Perang Dunia II, KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511 Telah Resmi Dipensiunkan

Dua kapal perang TNI AL eks Perang Dunia Kedua, yakni KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511 yang masuk dalam Landing Ship Tank (LST) 542 Class, secara resmi telah dipensiunkan dari arsenal armada TNI AL. Kedua LST yang telah memperkuat TNI AL sejak dekade 60/70-an ini merupakan saksi sejarah peperangan besar, lantaran LST 542 Class terlibat dalam operasi pendaratan pasukan Sekutu di Pantai Normandia, Perancis.

Baca juga: KRI Teluk Bone 511 – Terlibat Dua Momen Pendaratan Amfibi Bersejarah

Dikutip dari kolinlamil.tnial.mil.id (15/8/2019), kedua kapal pendarat yang masuk dalam pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini telah dilepas lewat Upacara Penurunan Ular-ular Perang merupakan penanda telah purnanya dharma bakti kedua kapal perang yang telah mengisi jajaran kapal perang TNI AL. Upcara Penurunan Ular-Ular Perang berlangsung di Dermaga Semampir Lama Tengah, Koarmada ll Ujung, Surabaya, Kamis (15/8).

Panglima Kolinlamil Laksda TNI Heru Kusmanto mengatakan, 59 tahun lalu (KRI Teluk Ratai-509) dan 49 tahun lalu (KRI Teluk Bone-511), Upacara Penaikan Ular-ular Perang bagi kedua KRI merupakan tanda dimulainya pengabdian sebagai kapal perang dan selalu berkibar di tiang gapel, maka Upacara Penurunan Ular-ular Perang merupakan upacara resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI sebagai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

Selama setengah abad lebih, dua kapal perang itu banyak dilibatkan dalam operasi militer, antara lain Operasi Dwikora, Operasi Seroja Timor-Timur, Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya, TNI/ABRI Masuk Desa, Angkutan Laut Militer (Anglamil) pasukan penjaga wilayah perbatasan RI, dan operasi penanggulangan bencana alam tsunami di Aceh serta bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional. Kapal sepanjang 100 meter dan lebar 15,5 meter itu mampu mengangkut 20 tank dan 200 pasukan. Dan untuk memudahkan pendaratan pasukan beserta persenjataannya, kapal ini memiliki rampa depan dengan kemampuan mendarat langsung di pantai/Beaching.

KRI Teluk Ratai 509
Sebelum diresmikan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, kapal ini milik Amerika Serikat bernama INAGUA SHIPPER-678. Kapal ini dibuat di Galangan Chicago Bridge dan Iron Co. USA pada tanggal 30 Juni 1944. Pada 31 Maret 1960 kapal ini resmi diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan masuk dalam jajaran TNI AL pada tahun 1967 sebagai unsur Satuan Kapal Amfibi Koarmatim dengan nama KRI Teluk Ratai-509 dan mulai tanggal 01 April 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat jajaran Satlinlamil Surabaya, dengan nomor lambung 509.

KRI Teluk Bone 511
Sebelum menjadi arsenal TNI AL, kapal ini merupakan kapal eks SS Iredell Country (LST 839) yang dibangun oleh American Bridge Company, Ambridge, Pennsylvania. Kapal ini diluncurkan pada tanggal 12 November 1944 di New Orleans, Louisiana dengan komandan pertama Lieutenant Waldo F McNeir. LST 839 digunakan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II (1945-1946) dan perang Vietnam (1966 – 1970). Pada tanggal 15 Juli 1970 USS Iredell Country diganti namanya menjadi KRI Teluk Bone-511 di San Diego, California, USA dan diserahkan kepada TNI AL tanggal 12 Desember 1970 untuk memperkuat jajaran Satfibarmatim. Selanjutnya mulai tanggal 01 Januari 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat Satlinlamil Surabaya hingga sekarang.

Selain keterlibatan armada LST 542 Class dalam laga di Normandia, kesemua LST 542 milik TNI AL pernah disatukan dalam operasi militer terbesar TNI, yakni operasi Seroja di Timor Timur.

Sekilas tentang LST 542 Class, dapat digolongkan sebagai light LST, pasalnya bobot mati kapal ini hanya 1.651 ton, sementara untuk bobot muatan penuhnya bisa mencapai 4.145 ton. Soal kapasitas muatan bergantung pada jenis misi yang diembannnya, secara umum LST 542 class bisa dimuati beban antara 1.600 ton hingga 1.900 ton.

Untuk tugas pendaratan pasukan ke bibir pantai, tersedia dua unit LCVP (Landing, Craft, Vehicle and Personnel). Sementara persenjataan Kapal ini dirancang lebih pada kebutuhan peran dari PSU (Penangkis Serangan Udara), ada dua pucuk kanon twin kaliber 40 mm (di haluan dan di buritan), empat pucuk kanon 40 mm laras tunggal, dan 12 pucuk kanon 20 mm laras tunggal. Kesemuanya dioperasikan secara manual. Kapal perang ini secara keseluruhan diawaki oleh 7 perwira dan 104 anak buah kapal.

Dengan besarnya nilai sejarah yang pernah ditorehkan oleh KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511, semestinya kedua kapal perang ini setelah masa purna tugas dapat dikaryakan sebagai museum apung untuk edukasi dan wisata bagi warga. (Gilang Perdana)

7 Comments