Update Drone KamikazeKlik di Atas

Jelang Purna Tugas, Oto Melara 76mm di KRI Slamet Riyadi 352 Beralih Peran

Sembari menunggu kesiapan tempur optimal dari frigat RE Martadinata Class, debut frigat Ahmad Yani Class (aka – Van Speijk Class) masih sebisa mungkin dipertahankan. Pihak TNI AL sendiri sebenarnya telah mencanangkan pada tahun 2017 untuk memensiunkan secara bertahap 6 unit Van Speijk Class. Bahkan ditargetkan keenam frigat yang pernah menjadi flagship Satuan Kapal Eskorta (Satkor) akan pensiun penuh pada tahun 2022.

Baca juga: Tunggu Kesiapan Tempur PKR Martadinata Class, TNI AL Tunda Jadwal Pensiun Frigat Van Speijk Class

Namun niatan di atas terpaksa ditunda, seiring belum sepenuhnya sistem perenjataan terpasang pada dua unit PKR/frigat Martadinata Class – KRI RE Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332. Meski begitu, usia senja Van Speijk tak bisa disembunyikan lagi, pun dengan beragam langkah upgrade dan repowering yang telah dilakukan beberapa tahun belakangan. Keenam frigat Van Speijk TNI AL eks AL Belanda usianya memang sudah tua, pasalnya dioperasikan Belanda pada rentang 1967 – 1968.

Dan ada kabar baru yang menyangkut salah satu dari enam Van Speijk Class. Yakni KRI Slamet Riyadi 352, disebutkan meriam utama Oto Melara 76 mm pada halaun kapal perang dengan bobot 2.850 ton ini akan dilepas. Meski meriam utama dilepas, tak disebutkan bahwa KRI Slamet Riyadi 352 akan segera pensiun lebih dulu dari keluarga Van Speijk Class.

Dikutip dari janes.com (18/12), meriam reaksi cepat Oto Melara 76 mm tersebut, nantinya akan digunakan sebagai bagian dari simulator sistem senjata kapal perang, dimana sistem tersebut terdiri dari mock-up bridge dan mock-up combat systems. Tujuan dihadirkannya sistem simulator untuk efisiensi biaya dalam program pelatihan awak kapal perang.

Masih dari sumber yang sama, Oto Melara 76 mm eks KRI Slamet Riyadi rencananya akan disematkan pada simulator yang dibangun di Paiton, Jawa Timur. Simulatornya sendiri akan dilelola oleh Korps Marinir, dimana di Paiton terdapat fasilitas pelatihan untuk senjata kaliber 12,7 mm, 20 mm, 37 mm dan 40 mm. Sebagai mitra integrasi sistem pada simulator ini adalah PT Len Industri.

Pembangun konstruksi kompleks simulator tempur terpadu akan dimulai pada tahun 2019. Fitur yang dihadirkan mencakup pola peperangan di laut, radar pendendali tembakan, combat management system dan sistem komunikasi.

Sedikit catatan tentang KRI Slamet Riyadi 352, merupakan kapal kedua dari enam unit Van Speijk Class TNI AL. Kapal ini dibangun oleh galangan Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda pada 1 Oktober 1963. Dengan nama Hr. Ms. Van Speijk, kapal ini resmi diluncurkan pada 5 Maret 1965 dan mulai bertugas di AL Belanda pada 14 April 1967. Baru kemudian pada tahun 1987, kapal ini dibeli oleh Indonesia dan berganti nama menjadi KRI Slamet Riyadi 352.

Visual bagian internal meriam Oto Melara

Baca juga: OTO Melara 76mm Super Rapid Gun – Meriam Reaksi Cepat KRI Martadinata 331 SIGMA Class 10514 TNI AL

Sementara untuk meriam Oto Melara 76 mm, adalah meriam dengan kaliber 76 mm × 900 mm (complete round). Meriam ini dapat melepaskan tembakan 85 proyektil per menitnya. Kecepatan luncur proyektil mencapai 900 meter per detik, dengan jarak tembak efektif mulai dari 5 km sampai 20 km. (Gilang Perdana)

17 Comments