Open Sale! Inggris Resmi Jual Sisa Armada C-130J Super Hercules
|Setelah pada Maret lalu mengumumkan bakal memensiunkan armada pesawat angkut C-130J Super Hercules pada tahun 2023, kini ada kabar lanjutan dari Kementerian Pertahanan Inggris, dimana dipastikan sisa armada C-130J milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) sudah masuk dalam daftar alutsista yang dijual. AU Inggris saat ini mengoperasikan 14 unit C-130J, dengan rincian 1 unit varian short bodies (C-130J MK5) dan 13 unit varian long bodies (C-130J MK4).
Baca juga: Inggris Pensiunkan Dini 14 Unit C-130J Super Hercules, PHK Mengancam!
Kepastian penjualan armada Super Hercules Inggris diketahui dari brosur penawaran alutsista bekas yang dirilis Defence Equipment Sales Authority (DESA) edisi September 2021. Sejauh ini baru Bangladesh yang membeli Super Hercules eks AU Inggris. Total AU Bangladesh membeli lima unit C-130J. Varian Super Hercules yang dibeli Bangladesh adalah C-130J Mk5 yang merupakan short bodied. C-130J Mk5 punya panjang bodi 28,77 meter dan mampu terbang sejauh 5.078 km.
Lantaran dioperasikan oleh negara utama NATO, setiap C-130J Super Hercules milik RAF dapat dilengkapi fasilitas Inflight-refuelling probes untuk pengisian bahan bakar di udara. Umumnya armada C-130J Mk5 mulai diterima Inggris pada tahun 1999.
C-130J Mk5 ditenagai mesin turboprop buatan Inggris, yaitu empat RollsRoyce AE2100D3 dengan kekuatan 4.700 shp dan punya kecepatan jelajah 593 km per jam. Sebagai varian tercanggih dari keluarga Hercules, C-130J Mk5 sudah hadir dengan kokpit full digital dan dukungan night-vision goggles (NVG).
Pada tahun 2018, Inggris menyatakan menjual 10 unit stok Super Hercules-nya, dimana AU Inggris akan lebih mengoptimalkan Airbus A400M Atlas yang punya payload lebih besar. Sejak awal rupanya Perancis tertarik dengan tawaran Inggris, utamanya untuk mendukung pergerakan pasukan di Afrika Utara, namun belakangan Perancis membatalkan rencana itu, setelah penawaran dari Inggris dikabarkan terlalu tinggi.
Baca juga: Tanpa ToT, Bangladesh Telah Terima Tuntas Lima Unit Super Hercules
Nah, bagaimana dengan kabar Open Sale ini? Mungkinkah Indonesia tertarik untuk melakukan lobi dengan Inggris? Maklum pengadaan C-130J Super Hercules (baru) TNI AU yang kini sedang diproduksi oleh Lockheed Martin hanya berjumlah lima unit. Sementara ada kebutuhan untuk mengganti varian lama C-130B yang beberapa unit masih dioperasikan Skadron Udara 32. (Gilang Perdana)
kalau baru, akan menjadi investasi permanen utk masa depan. kl bekas, mahal service.. kcuali pswt mini bekas tidak masalah.. ini pswt besar . cari saja sama airbus pswt angkut militer..
Membeli pesawat bekas (barang bekas) dg masa pakai lama 20 Thn, harganya mahal + maintenance nya akan lebih mahal daripada pesawat baru. Kita yang pake barang bekas tinggal rongsokannya. Jangan sampai kita beli yng bekas apalagi pake ngutang, hancur dah kite. 😭😭😭😁😁😁
Indonesia dipastikan telah membeli 5 unit C-130J Super Hercules dari Lockheed Martin, Amerika Serikat.
Penandatanganan pembelian kelima pesawat tersebut telah dilaksanakan pada 2019, namun hal itu tidak diumumkan. Pembelian dilaksanakan melalui kontrak Penjualan Komersial Langsung (DCS).
Sebelumnya pada pada 7 September lalu Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengunjungi pabrik Lockheed Martin di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat dan membubuhkan tanda tangannya di rangka hidung pesawat C-130J pesanan Indonesia.
Disebutkan dalam pemberitaan, Lockheed telah memasukkan Indonesia dalam daftar operator C-130J-nya dengan versi C-130J-30.
Semoga Ingris menghibahkan beberapa unit C-130J, karena kita sementara ini dilarang “membeli” alutista bekas.
Akan berbeda cerita jika kita menerimanya secara hibah meskipun harus mengeluarkan biaya rekondisi ataupun upgrade seperti 24 unit F-16 C/D Blok 52 dari AS yang mulai dikirim tahun 2014 lalu.
2 unit F-16 yang bernomor ekor TS-1622 (F-16D) dan TS-1638 (F-16C) TNI AU dari hibah 24 pesawat F-16C/D Block 25 bekas pakai Garda Nasional Udara, AS yang kemudian ditingkatkan kemampuannya (upgrade) dan retrovit sehingga setara Block 52.
Pelaksanaan upgrade pesawat meliputi modifikasi struktural dengan tujuan memperpanjang masa usia pakai sampai dengan 10.800 jam terbang ekuivalen (EFH), peningkatan kemampuan avionik, dan overhaul mesin untuk memaksimalkan dan memperpanjang masa pakainya.
TNI AU juga pernah mengalami kejadian dari pesawat Hercules, yaitu C-130HS milik TNI Angkatan Udara (AU) dengan nomor registrasi A-1334 yang jatuh dalam perjalanan dari Wamena ke Timika, Papua merupakaan hibah dari Australia.
Pesawat Hercules C130 A-1334 yang jatuh di Wamena, Papua, tiba di Indonesia pada Februari 2016 setelah dibeli dari militer AU Australia adalah produksi tahun 1980.
Terakhir adalah 1 unit C-130H Hercules nomor ekor A-1338 bekas pakai Angkatan Udara Australia (RAAF) yang dibeli pemerintah Indonesia tiba di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Sabtu (15/2/2020).
Pesawat angkut militer eks RAAF ini merupakan unit kelima yang telah tiba di Tanah Air.
C-130H Hercules A-1338 merupakan pesawat kelima eks RAAF yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sejak akhir 2014. Peswat sebelumnya di-refurbish terlebih dahulu di Australia agar laik dan aman.
Di Australia beberapa proses teknis dilaksanakan pada A-1338 seperti ground run, test flight, dan lainnya.
Setelah semuanya dinyatakan laik, maka pada 14 Februari dilaksanakan ferry flight ke Lanud Abdulrachman Saleh, Malang dengan rute Richmond AFB – Darwin AFB dan bermalam.
Selanjutnya pada 15 Februari, A-1338 melanjutkan penerbangan dengan rute Darwin AFB – Lanud El Tari, Kupang hingga akhirnya tiba di Skadron Udara 32 yang akan menjadi rumah baru pesawat ini.
@Munandar90 : Pada tanggal 18 Maret 1960 10 unit, 8 unit C-130B kargo dan 2 unit C-130B tanker tiba Pelabuhan Udara Kemayoran, Jakarta dan kesemuanya dipiloti oleh AURI (TNI AU sekarang)
Sedangkan Hercules sendiri mulai di produksi dari tahun 1954 hingga sekarang, sedangkan A-400 mulai diproduksi tahun 2007 hingga sekarang.
Airbus telah mendapatkan total 176 pesanan untuk Airbus A400M, yang terdiri dari Belgia (7 unit), Perancis (50 unit), Jerman (53 unit), Kazakhstan (2 unit), Luksemburg (1 unit), Malaysia (4 unit), Spanyol (27 unit), Turki (10 unit) dan Inggris (22 unit)
Artinya TNI AU belum pernah menggunakan pruduct Airbus A-400M dan lebih memahami seluk beluk product Loockhead Martin karena memiliki segi historis dan hingga sekarang masih tetap berproduksi dan juga sudah memiliki predikat battle proven.
Hal tersebut bermula dari lawatan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat (AS). Saat itu Presiden AS merupakan sahabat dekat Soekarno, yakni John F Kennedy.
Kala itu, di tahun 1959, Presiden Soekarno berkunjung ke AS atas undangan Presiden Kennedy untuk melepas Allan Pope, pilot CIA yang berstatus sipil yang ditembak jatuh dan ditangkap PRRI/Permesta pada 1958.
Presiden Kennedy menawarkan “pengganti” Pope kepada Soekarno. Berdasarkan “keperluan” dari Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, AURI (TNI AU saat itu) memerlukan pengganti pesawat transportasi de Havilland Canada DHC-4 Caribou.
Pilihan kemudian jatuh kepada Hercules C-130B. Saat itu Soekarno datang ke pabrik Lockheed (sekarang Lockheed Martin), produsen Hercules C-130.
Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan TNI AU kedepan akan memboyong A-400M karena Airbus menawarkan pembelian 2 unit A400M sebagai syarat dikabulkannya hak penuh produksi pesawat CN235 oleh PTDI.
Jangan di jual dong…
Kalau hibah jangan jauh²
Kita menerima hibah barang bekas… 🤣🤣🤣
Kalau C-130J Super Herky Long bodies ambil aja secara second dengan kualitas bagus daripada punya Kita yg udah jaman baheula…Semoga dikasih harga bagus setelah ambil Arrowhead 140 nya….
Semua udah pada beralih ke airbus A400 M. Kita masih terusan order hercules ini.
jangan lupa CN235 dan NC212 juga diorder.