KSAU Tinjau Produksi C-130J Super Hercules Pesanan TNI AU, Berharap Jaminan Ketersediaan Suku Cadang
|
Dalam beberapa waktu ke depan, TNI Angkatan Udara mendapatkan tambahan kekuatan Alutsista pesawat angkut berat jenis C-130J Super Hercules yang saat ini sedang diproduksi oleh Lockheed Martin. C-130J Hercules yang akan diterima TNI AU ini, merupakan pesawat Hercules seri terbaru yang didisain secara modern versi militer, baik teknologi mesin pesawat maupun sistem avioniknya.
Baca juga: Inggris Pensiunkan Dini 14 Unit C-130J Super Hercules, PHK Mengancam!
Demikian tajuk dari siaran pers yang diposting pada portal tni-au.mil.id (9/9/2021), yang menjadi poin khusus dari lawatan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat mengunjungi dan melihat proses produksi pesawat di Lockheed Martin di Maryland, Amerika Serikat pada 7 September 2021. βDengan diperolehnya pesawat dengan mesin, teknologi dan sistem avionik yang modern, merupakan suatu langkah yang besar bagi TNI AU untuk menyesuaikan doktrin Operasi Angkutan Udara,β ungkap KSAU saat mengunjungi Lockheed Martin.
KSAU menyebut, Super Hercules yang dipesan Indonesia sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan dan fasiltas pendukung, diantaranya tempat duduk navigator dan juru mesin di cockpit. Selain itu cargo pesawat juga dilengkapi dengan portable passenger seat, toilet, dan pantry serta wiring yang siap digunakan untuk memudahkan loading-unloading barang di pesawat. Kepada pihak Lockheed Martin, KSAU berharap adanya jaminan ketersedian dan keberlangsungan suku cadang pesawat, terutama ketersediaan suku cadang sejak awal pesawat dioperasionalkan oleh TNI AU, termasuk juga suku cadang yang bersifat urgen atau mendesak.

Hal lain yang menjadi atensi KSAU adalah pelaksanaan pelatihan yang komprehensif, baik untuk air crew dan ground crew TNI AU, agar mendapatkan kemampuan terbaik dalam mengoperasikan pesawat tersebut. Pengadaan pesawat C-130J Super Hercules seri terbaru ini, nantinya akan menambah kekuatan pesawat angkut berat yang digunakan untuk pelaksanaan Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain Perang, termasuk untuk operasi kemanusiaan dan operasi penanggulangan bencana.
Hingga saat ini, TNI AU masih mengandalkan pesawat C-130 Hercules, sebagai pesawat angkut berat yang telah dioperasionalkan sejak awal tahun 1960. Indonesia tercatat sebagai pengguna pertama pesawat C-130B Hercules di luar negara Amerika Serikat. Pesawat C-130 Hercules yang digunakan oleh TNI AU selama ini adalah C-130B dan C-130H/S yang dioperasionalkan di Skadron Udara 31, 32 dan Skadron Udara 33.

Saat Menteri Pertahanan dijabat oleh Ryamizard Ryacudu, disebutkan Indonesia bakal membeli lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules. Pernyataan Menhan Ryamizard disampaikan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James N Mattis di Hawaii pada 29 Mei 2018.
Lockheed Martin persisnya merilis C-130J dalam beberapa varian, seperti varian C-130J-30 yang disebut stretched version dengan panjang fuselage ekstra 4,6 meter (long body). Akan ada di dua opsi, yakni C-130J tactical airlifter (varian standar/short body) atau C-130J-30 (long body).
Bila C-130J-30 jadi pilihan, maka pesawat ini dapat membawa payload sampai 20.000 kg. Untuk angkut pasukan lintas udara, bisa membawa 92 prajurit penerjun, sementara untuk menggeser pasukan reguler, bisa dimuati sampai 128 prajurit. Ruang kargo C-130J-30 dapat diisi dengan 8 palet kargo militer. Bagi AU AS dan AU Kanada, C-130J-30 disebut sebagai CC-130J Super Hercules.
Baca juga: Shaanxi Y-9 β Upaya Cina Tandingi Keperkasaan C-130J Super Hercules
Sementara jika yang dipilih adalah C-130J varian short body, maka pesawat ini dapat membawa 19.050 kg. Untuk angkut pasukan lintas udara, bisa membawa 64 prajurit penerjun, sementara untuk membawa pasukan reguler, ruang kabin dapat dimuati sampai 92 prajurit. Ruang kargo C-130J varian short body dapat diisi 6 palet kargo militer. Baik C-130J short body dan C-130J-30, keduanya dapat membawa satu ranpur lapis baja APC jenis M113. (Gilang Perdana)
Sales LM: “mission complete!!”
“next nawarin Viper”..
Muga2 warnanya doff ngga ngejreng lagi
Komentar yang akan muncul:”KeNaPq EnGgAk BeLi Il-76 AjA PaK MeNhAn KaN RuSiA eNgGaK PeRnAH EmBaRgO”
Min di FB Lembagakeris Australia ingin hibahkan 15 unit ranpur Bushmaster Ke TNI AD
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera pesan juga C-17 Globemaster sebanyak 50-100 unit dan AC-130 Gunship 100 unit. Tempatkan di Lanud Ranai Natuna untuk mendukung unsur penggentar, yg yang akan mendirikan bulu ketek si Bebek Peking. Laksanakan ! Bravo !
Lah trus A400 M Atlas nya kapan ?
Kirain mau pesen Globemaster. Yah tapi kalo mau beli yg varian Gunship gpp deh.
Jangan bermimpi beli AC 130 gunship karena itu hanya eksklusif untuk Amerika seperti halnya A 10 Thunderbolt.
Globemaster lini produksinya sudah bubar, jadi ngga bisa diproduksi lagi..
Lha dia emang hobinya bermimpi πππ
Pake mampir ke St. Louis gak ??
Kepo.com…