Offshore Patrol Vessel Pesanan TNI AL Akan Mengadopsi CMS Buatan Havelsan Turki
|Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Turki rupanya kian meningkat, bukan sebatas pada proyek medium tank Harimau, ada kabar bahwa combat management system (CMS) buatan Havelsan akan diadopsi pada kapal patroli lepas pantai – offshore patrol vessel (OPV) 90M TNI AL yang kini sedang dibangun oleh PT Daya Radar Utama (DRU).
Dikutip dari savunmasanayist.com (19/11/2021), disebutkan Havelsan telah menerima kontrak utama untuk melengkapi OPV TNI AL dengan CMS Advent dan sensor terkait lainnya. Berdasarkan kontrak, Havelsan dan Thales Nederland akan berkolaborasi dalam proyek ini. Dalam proyek ini, Thales Nederland akan memasok komponen perangkat keras, tetapi konfigurasi akhir untuk sensor tempur belum diputuskan.
OPV Indonesia akan menjadi kapal TNI AL pertama yang dilengkapi dengan sistem manajemen perang dari Turki. Advent (Network Supported Data Integrated) SYS, adalah sistem komando dan kontrol generasi terbaru yang dirancang untuk menanggapi kebutuhan pendekatan operasional yang berorientasi pada kekuatan dan didukung jaringan lebih dari satu kapal perang.
CMS Advent menyediakan tautan data taktis yang terintegrasi penuh, termasuk mendukung Link 11, Link 16 dan Link 22, SIMPLE, JREAP, dan VMF, fungsi tautan dapat diakses melalui semua konsol operator dengan Advent SYS. CMS dengan yang dilengkapi sistem pendukung keputusan ini, memiliki arsitektur yang memfasilitasi pengguna untuk membuat keputusan yang cepat dan akurat, dan bertujuan untuk menyajikan struktur yang fleksibel dalam penggunaan senjata dan sensor baru.
CMS Advent sejauh ini telah terpasang di TCG Kinalida yang merupakan korvet keempat dari Ada Class. Advent juga digunakan sebagai CMS di YCG Burgazada, yaitu kapal pendukung komnukasi, kapal induk helikopter TCG Anadolu, korvet Burak Class, dan beberapa akan melengkapi korvet pesanan AL Pakistan.
PT Daya Radar Utara telah merilis video desain OPV 90 meter. Dari tampilan yang diperlihatkan, OPV ini nantinya dilengkapi dengan helipad dan hanggar. Dari rekaan pada gambar, OPV PT DRU dilengkapi kanon reaksi cepat Rheinmetall Millennium Gun kaliber 35 mm yang disematkan di atas hanggar. Kemudian di bagian deck tengah, terdapat 2×4 peluncur rudal anti kapal dan di bagian haluan nampak meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun. Untuk melengkapi persenjataan dan sensor, seperti biasa pengadaanya akan terpisah dengan model Fitted For But Not With (FFBNW).
Baca juga: Jenis Kapal Baru TNI AL – Offshore Patrol Vessel, Apakah Itu?
Dari spesifikasi, OPV dan OPV 90m punya panjang 90 meter, lebar 13,5 meter dan ditenagai 4 unit mesin diesel @7.280 Kw dan generator 4×450 Kw. OPV ini digadang mampu melesat dengan kecepatan maksimum 28 knots dan diawaki 94 personel. (Gilang Perdana)
CMS buatan PT. LEN blom mampu sampai ketaraf itu ya bung Admin?
Sedikit koreksi min, untuk kanon 76 mm pada 2 OPV pesanan TNI AL tidak FFBNW dan akan terpasang nantinya jika OPV tersebut sudah diluncurkan, sumber datanya berasal dari PT DRU sendiri
https://1.bp.blogspot.com/-VJYs0iRqYdE/YSgjK71PpwI/AAAAAAABXmQ/Lr391rPOYAgtDdegRq3GP08IIpitO_AkACLcBGAsYHQ/s1203/234582716_174219658069685_1989566191749777245_n.jpg
TDL untuk TNI-AL apa sudah ditetapkan?
Link 11, Link 16 atau masih bertahan di Link Y. Benar benar tak ada kejelasan tak seperti TNI-AU yang sudah memilih Link 16 & TNI-AD dgn Link Kartika
Turki sahabat sejati indo
CMS dr Turki apakah sarana jalan menuju Atmaca
Prett… al tutkih aja gak percaya kemampuan atmaka, makanya mereka tetap pake harpoon.
Min, Thales perannya apa ? Supply hardware kayak radar dan elektroniknya atau bagaimana ? Kok Havelsan kerjasama dengan Thales apa CMS nya masih derivat TACTICOS ?
Terma, Tacticos, Advent…. Beragam juga CMS kita 😀
Harpoon tentu saja tidak dibuang oleh Turki. Bodoh benar kau ini. Barang mahal koq dibuang.
Indonesia aja mau mengadopsi rudal Teseo buatan Italia rivalnya Exocet block 3.
Tentu saja Exocet yang sudah dimiliki TNI-AL tidak dibuang.
Harusnya sistem tempurnya seragam sih, jadi ada proyek besar-besaran bisa minta TOT. Klo dapat kita bisa kembangkan dan terapkan sendiri yang memang original kita.
rudal anti kapalnya jenis apa ya min
Kita memang harus terus meningkatkan kemampuan dalam menyerap teknologi canggih, tak usah terpaku teknologi ASU maupun Rusu, banyak alternatif yang bisa diandalkan dalam upaya alih teknologi seperti Turki, Korea Selatan, Jepang, Swedia.