Norinco PLZ-45 – Self Propelled Howitzer Produksi Cina yang Sukses di Pasar Afrika dan Timur Tengah

Korea Selatan lewat Hanwha Defense belum lama ini meraih prestasi dengan memasuki pasar persenjataan berat di Afrika, dimana tercapai pengadaan self propelled howitzer K9 Thunder senilai lebih dari 2 triliun won (sekitar US$1,65 miliar) untuk Angkatan Darat Mesir. Namun, Korea Selatan ternyata bukan pemasok self propelled howitzer (SPH) asal Asia pertama yang berhasil masuk pasar Afrika.

Baca juga: Dibeli Mesir, K9 Self Propelled Howitzer Korea Selatan Tembus Pasar Afrika

Jauh lebih dulu dari Korea Selatan, Cina lewat Norinco lebih dulu masuk pasar Afrika lewat SPH PLZ-45. Serupa dengan K9 Thunder yang menggunakan kaliber 155 mm, PLZ-45 teratat sudah digunakan oleh Aljazair dan Ethiopia, sementara di Timur Tengah, PLZ-45 juga dioperasikan oleh Kuwait dan Arab Saudi. Dan ada pembeli potensial yang kini tengah didekati, yaitu Pakistan.

PLZ-45 atau disebut Type 88 adalah self propelled howitzer kaliber 155 mm yang dirancang oleh Su Zhezi dari 674 Factory, dan dikembangkan serta diproduksi oleh Norinco. PLZ-45 diawaki oleh lima personel (komandan, penembak, dua loader dan seorang pengemudi), PLZ-45 dipersenjatai meriam 155/45 mm dengan pemuat semi-otomatis dan ram yang dikendalikan secara elektrik dan dioperasikan secara hidraulik, yang memungkinkan pemuatan proyektil terjadi pada sudut elevasi berapa pun. Laras howitzer memiliki ketinggian 72 derajat hingga -3 derajat dengan putaran kubah 360 derajat.

Proses loading PLZ-45.

Senjata sekunder pada kubah PLZ-45 adalah senapan mesin berat W-85 yang dipasang di atap dan dua set peluncur granat asap empat laras di sisi menara. Untuk amunisi disimpan di bagian belakang kubah. Persisnya ada 30 butir munisi howitzer dan 480 butir peluru untuk senapan mesin dapat dimuat dalam kubah. Posisi munisi, 24 munisi howitzer berada di bawah loader dan 6 munisi di sisi kanan bawah loader.

Norinco PLZ-45 mengadopsi sistem pengendali tembakan otomatis, sistem penglihatan optik, sistem navigasi dan orientasi senjata, dan perangkat penerima GPS.

Pilihan munisi PLZ-45 mencakup Extended Range Full Bore (ERFB) dengan jangkauan 30 km, High Explosive (ERFB/HE) dengan jangkauan 24 km, Base Bleed High Explosive (ERFB-BB/HE) dengan jangkauan 39 km.

Belakangan, Cina memperoleh teknologi proyektil berpemandu laser Krasnopol dari Rusia pada tahun 1990-an, dan berhasil mengembangkan amunisi berpemandu laser 155 mm buatan sendiri. Dirancang untuk menghancurkan kendaraan lapis baja, proyektil ini memiliki teknologi pemandu mid-course inersia dan laser homing semi-aktif. Proyektil ini memiliki jangkauan 3 – 20 km.

PLZ-45 milik Arab Saudi saat operasi serangan ke basis Houthi di Yaman.

PLZ-45 ditenagai mesin diesel Deutz turbocharged air-cooled dengan kekuatan 525 hp. Kecepatan laju ranpur berbobot 33 ton di jalan mulus 55 km per jam dan dapat beroperasi sampai 550 km.

Baca juga: Pernah Ditawarkan ke Indonesia, K9 Thunder Dipilih Australia untuk Program Self Tracked Propelled Howitzer

Pada tahun 2015, Angkatan Darat Saudi menggunakan PLZ-45 untuk mengebom posisi pemberontak Houthi di Yaman barat, yang menandakan pertama kalinya PLZ-45 digunakan dalam pertempuran. Pada akhir 2015, Kuwait telah mengirim Batalyon Artileri ke perbatasan Saudi sebagai bagian dari intervensinya di Yaman. Dikutip dari wikipedia.org, Arab Saudi adalah pengguna terbesar di pasar ekspor (54 unit), Kuwait (51 unit), Aljazair (50 unit) dan Ethiopia (18 unit). (Gilang Perdana)

7 Comments