Naval Group Tawarkan Pembangunan Dua Kapal Selam Scorpene Class dengan AIP di Surabaya
|Melanjutkan MoU (Memorandum of Understanding) berupa kerja sama strategis antara Kementerian Pertahanan RI dan manufkatur kapal asal Perancis Naval Group, yakni tentang rencana pengadaan kapal selam Scorpene Class untuk kebutuhan TNI AL. Maka belum lama ini, Naval Group telah menawarkan untuk membangun dua kapal selam diesel-listrik (SSK) berkemampuan air independent propulsion (AIP) di Surabaya.
Baca juga: Menhan Prabowo: Indonesia Akan Beli Dua Kapal Selam Scorpene Class dengan Teknologi AIP
Dikutip dari Janes.com (21/4/2022), dokumen presentasi yang telah disampaikan oleh Naval Group, dimana kapal yang ditawarkan adalah turunan dari Scorpene SSK, dan Naval Group telah menawarkan untuk membangun kedua kapal selam sepenuhnya di dalam negeri, di fasilitas PT PAL.
Sejauh ini belum ada sistem AIP yang diterapkan pada Scorpene Class, namun Naval Group telah mengembangkan dukungan AIP dalam rancangan Scorpene Class. Sejak beberapa tahun lalu, Module d’Energie Sous-Marine Autonome (MESMA) buatan Perancis telah ditawarkan ke Naval Group.
MESMA pada dasarnya adalah versi modifikasi dari sistem propulsi nuklir dengan panas yang dihasilkan oleh etanol dan oksigen. Pembakaran etanol dan oksigen yang tersimpan, pada tekanan 60 atm (6,1 MPa), menghasilkan uap yang menggerakkan pembangkit listrik turbin konvensional. Penembakan tekanan ini memungkinkan karbon dioksida buangan dikeluarkan ke laut pada kedalaman berapa pun tanpa kompresor buang.
Setiap sistem MESMA menelan biaya sekitar US$50–60 juta. Pada kapal selam Scorpene Class membutuhkan penambahan bagian lambung baru setinggi 8,3 meter (27 kaki) seberat 305 ton, dan memungkinkan kapal selam untuk menyelam dengan endurace 21 hari tanpa harus naik ke permukaan.
Selain sistem MESMA, India lewat Defence Research and Development Organisation (DRDO) juga mengembangkan sistem AIP untuk kelak dipasang pada Kalvari Class, yaitu dengan sistem Phosphoric acid fuel cells (PAFC).
Pihak Naval Group menyebut, “meskipun sistem AIP dapat meningkatkan ketahanan dan endurance dalam penyelaman, namun adopsi AIP tetap mengacu pada operasinal kapal selam di ruang maritim terbatas, dan tidak mengarah pada major oceanic ambitions.” (Gilang Perdana)
Bismillah ayo jangan ragu dengan tawaran Naval ini,dengan MOU yang dapat transfer teknologi itu yang diharapkan kedepannya injener injener muda Indonesia dapat memperoleh ilmu dan pengalamannya memproduksi kapal selam teknologi AIP.semoga anggota komisi I DPR RI dalam masa reses ini dapat memperoleh masukan bagus dan tawaran positif untuk memproduksi kapal selam dengan teknologi AIP.
Semoga bakal jalan dua-duanya tambahan 3 unit CBG dan 2 unit Scorpene dg AIP dan stop gap 1 unit Kasel kelas 3000 ton
jadi CBG bath END.
Nah gitu dong, dari dulu gk peka. Giliran di tikung baru peka. Wkwkwk.
Wah ini mah mantap abis, Perancis tahu kita haus TOT teknologi militer, semoga tidak disia-siakan. Bisa jadi setelah ini semua mereka juga mau TOT rudal excocet yg kondang dan legendaris itu
Nasib CBG Batch 2 gmn..?
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Jangan sia-siakan tawaran Perancis. Segera juga tambahkan tenaga nuklir dalam proyek Super Scorpene ini. Ajak Badan Atom Nasional (BATAN) berperanserta dalammewujudkan Kapal Selam Nuklir Nusantara (KSNN). Persenjatai juga dengan misil-misil jelajah buatan dalam dan luar negeri. Bangun sebanyak 50-100 unit untuk menutup 7 ALKI dan memperkuat Natuna dan LNU. Wujudkan kekuatan laut blue water navy, dengan penguasaan total di LCS dan Samudra Hindia. Kurrraaa ! Laksanakan ! Bravo !