Mulai Dibangun 2024, Uni Emirat Arab Order Landing Platform Dock ke PT PAL Indonesia
|Setelah pada 1 Juli 2022, menandatangani kontrak dengan Angkatan Laut Uni Emirat Arab untuk pengadaan enam kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock), kini dari ajang pameran pertahanan International Defense Exhibition & Conference (IDEX) 2023 (20 – 24 Februari), telah ada kabar kepastian nilai dari kontrak tersebut.
Baca juga: BAP Paita (Pisco Class) – Unit Kedua LPD Makassar Class ‘Made in Peru’ Meluncur
Tanpa menyebut jumlah kapal yang akan dibuat, Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan telah memberikan kontrak senilai AED1,5 miliar (US$408,32 juta) kepada galangan kapal PT PAL Indonesia untuk memasok “multimission vessel.”
Kapal Multimission Vessel yang dimaksud dibangun dari jenis LPD sepanjang 163 meter. . Rencananya, konstruksi kapal akan dimulai di Indonesia pada tahun 2024 dan akan diserahkan ke Angkatan Laut UEA lima hingga enam tahun kemudian.
Meski PT PAL belum menyebutkan sistem dan persenjataan yang akan dipasang di kapal tersebut, namun perusahaan dari UEA dipastikan akan terlibat dan mengawasi proses pembangunannya.
PT PAL Indonesia yang diwakili oleh CEO Kaharuddin Djenod di IDEX 2023 menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Basel Shuhaiber, CEO perusahaan lokal UAE Marakeb Technologies LLC. Perjanjian tersebut berfokus pada sistem manajemen tempur untuk proyek Ship of Landing Platform Dock (LPD).
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com, disebutkan Kemitraan strategis antara PT PAL dan Marakeb Technologies tidak hanya fokus pada combat management system and integration, namun juga memberikan tantangan bagi kedua belah pihak khususnya PT PAL sebagai industri maritim terbesar di Indonesia untuk mengembangkan rekayasa kendaraan bawah laut dan kapal selam, kendaraan permukaan tak berawak.
Selain itu, kerjasama ini akan memperkuat proyek-proyek strategis di wilayah Indonesia, UEA, Asia Timur Tengah, dan Afrika.
Kemampuan PT PAL Indonesia dalam pemenuhan Global Armament System dibuktikan dengan suksesnya pembangunan kapal jenis Landing Platform Dock untuk Angkatan Laut Filipina yang dikenal dengan nama Strategic Sealift Vessel (SSV) pada tahun 2016 dan 2017. Kemudian pada tahun 2022, Kementerian Pertahanan Filipina memberikan kepercayaannya kepada PT PAL untuk membangun kapal sejenis untuk memperkuat sistem pertahanan dalam negeri.
Baca juga: Filipina Resmi Order Dua LPD (Lagi) dari PT PAL Indonesia
PT PAL Indonesia telah menawarkan desain LPD kepada Kementerian Pertahanan UEA sejak 2020 sebagai tanggapan atas Permintaan Informasi (RFI) yang dirilis ke beberapa pembuat kapal internasional. Desain LPD dari PT PAL yang dipilih UEA merupakan varian 163 meter, yang artinya jauh lebih panjang dari versi yang dipesan oleh Angkatan Laut Filipina (123 meter).

Panjang tambahan badan kapal ini memungkinkan fasilitas pendaratan helikopter yang lebih panjang. Dek belakang bisa memuat tiga helikopter sedang, dan hanggarnya dapat menampung dua helikopter sedang. Kapal juga memiliki payload bays yang dapat disesuaikan kebutuhan misi. Dilengkapi dengan sistem peluncuran dan pemulihan otomatis untuk RHIB (Rigid Hull Inflatable Boats) dan kapal pendarat.
Baca juga: SSV Garapan PT PAL Bakal Dilengkapi Meriam 76 mm
Rancangan LPD untuk UEA dipersenjatai dengan meriam 76 mm, stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) dengan kanon 20 mm atau 30 mm, sistem senjata anti pesawat jarak dekat, dan lainnya. LPD 163 berbobot perpindahan sekitar 12.500 ton, lebar 24 meter, draft 6 meter. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knots dan kecepatan maksimum hingga 18 knots. (Gilang Perdana)
Saya dukung penuh kemajuan PT.pal, PT PAL adalah PT kebanggaan Indonesia..
Saran: rekrutlah putra putri indonesia yg mempunyai ide/penemuan… Janganlah meremehkan ke ilmuan nya, yang mungkin keilmuannya kita tdk tahu tapi mereka lebih tahu berdasarkan analisa dan praktek/uji cobanya….
@kaberjee, kan kapal induk lik sam pake nuklir, kalau bukan nuklir memang umumnya kapal itu boros
Bukankah ini desain yg diinginkan oleh TLDM koq malah dipesan UEA dan Filipina juga ketagihan sampai pesan lagi dengar2 malah mau dipasangi howitzer 155 mm supaya aman tak diganggu Cina saat supply logistik marinir Filipina di Spratly island
Sama2 boros bbm sayang larinya normal cuma 15 knot maks 18 knot, kapal2 induk lik Sam saja mampu digeber lebih dari 30 knot, tapi tak apalah tetap bangga dengan PT. PAL utk capaiannya, mumet tuh ngitung desainnya.
Semoga amanah PT PAL …jaya selalu Indonesiaku…
Mantap PT. PAL tinggal tambah 30 mtr lg jadi seukuran LHD Mistral..semoga kedepannya setelah LPD 163 ini dilanjut pembuatan LHD..itulah bisnis, PT. PAL belajar cara buat kapal LPD dari galangan kapal DokDo KorSel dengan berdasarkan design dari DokDo sekarang setelah bisa membuat LPD berarti PT PAL 2x mengalahkan galangan kapal DokDo yaitu tender pengadaan kapal LPD di Philipina dan skrng di UEA..Mantap👍
semoga aja pt pal bisa bikin heli carier, drone carier atau amphibious carier, sekalian destroyer buat escort, saat ada dana
PAL adalah bukti Indonesia mampu menyerap TOT dari Korea dengan baik, karena itu Korea agak alergi memberikan TOT kepada Indonesia seperti dikasus KFX karena indonesia meminta klausul transfer teknologi sensitif seperti radar aesa dan memasang avionik buatan lokal serta diperbolehkan utk mengembangkan variasi dari KFX. Karena Korea tau indonesia sudah memiliki prototipe radar aesa utk pesawat dan memiliki rancangan desain pesawat yang mengacu pada hasil pengembangan kFX, karena rancangan KFX ada campur tangan insinyur indonesia
Emang kuat PAL? AH140 belom… LPD Filipina 2 ekor belom… tambah ini… galangan cuma segitunya. Dikiranya China kali…
Oho, sedikit lebih mahal dari pesanan Pinoy. Yah wajar aja karena dimensinya lebih besar dan panjang. Lumayan juga hasil ToT dari Korsel ya, tapi entah buat IFX dan Changbogo yah mungkin karena ada hubungannya dg kontraktor luar juga.
Anyway ini sudah memberikan jalan bagi PT PAL untuk bisa menarik minat Indonesia dalam pengembangan LHD/LHA apalagi kalo ditingkatkan hingga panjang 210 meter. Lumayan juga Indonesia bisa ngalahin ST Engineering.