Update Drone KamikazeKlik di Atas

BAP Paita (Pisco Class) – Unit Kedua LPD Makassar Class ‘Made in Peru’ Meluncur

Bagi Angkatan Laut Peru (Peruvian Navy), butuh waktu lima tahun untuk menuntaskan lanjutan pembangunan unit kedua Landing Platform Dock Pisco Class. Kapal pertama adalah BAP Pisco (AMP-156), diresmikan pengoperasiannya pada 6 Juni 2018. Sementara kapal kedua, BAP Paita (AMP-157) baru saja diluncurkan pada 9 Desember lalu dari Galangan Servicios Industriales de la Marina (SIMA) di Callao, Peru. Yang menarik, LPD Pisco Class adalah jenis yang sama dengan LPD Makassar Class yang dioperasikan TNI AL. Kok bisa?

Baca juga: BAP Pisco – LPD Makassar Class Made In Peru

Dikutip dari Janes.com (13/12/2022), BAP Paita punya panjang 122 meter dengan bobot perpindahan 11.394 ton, BAP Paita memiliki dek penerbangan seluas 1.023 m² dan hanggar seluas 198 m² untuk mengakomodasi semua model helikopter yang dioperasikan oleh angkatan bersenjata Peru.

Dock basah seluas 435 m² dapat menampung dua kapal pendarat tipe Landing Craft Utility (LCU). Sementara dek truk seluas 410 m² menyediakan ruang untuk mengangkut 24 kendaraan amfibi, 18 tank, atau 13 truk berat. Ada juga 410 m² yang tersedia di dek atas untuk penyimpanan kendaraan, gudang, atau modul khusus misi, seperti rumah sakit dalam peti kemas dan unit bedah.

Loading dan unloading difasilitasi melalui dua side ramp door, di kedua sisi kapal. Kendaraan dengan berat hingga 40 ton dapat diangkut ke LPD menggunakan side ramp door.

LPD ini memiliki 144 awak dan akomodasi untuk 450 personel tambahan. Kapal serbu amfibi ini juga dapat membawa staf komando berkekuatan 100 orang, sementara fasilitas rumah sakitnya memungkinkan untuk menggunakan kapal tersebut sebagai Primary Casualty Receiving Ship (PCRS).

Konfigurasi twin-diesel BAP Paita memberikan kecepatan maksimum 16,5 kt dan jangkauan 14.000 nautical mil pada kecepatan 13,5 knots.

Bersaudara dengan LPD Makassar Class
Lantas apa kaitan antara LPD Pisco Class dengan LPD Makassar Class? Walau menyandang nama Makassar, namun desain LPD ini sepenuhnya dirancang oleh Daesun Shipbuilding & Engineering, di Busan, Korea Selatan. Label Makassar Class dinobatkan karena kapal perdana di kelas ini adalah KRI Makassar 590. Dan hingga saat ini, jumlah Makassar Class yang telah dioperasikan TNI AL ada empat unit, yaitu KRI Makassar 590, KRI Surabaya 591, KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.

KRI Makassar 590 dan KRI Surabaya 591 masih asli dibuat di Korea Selatan, lalu sebagai wujud ToT (Transfer of Technology), kapal ketiga dan keempat sudah dibuat di galangan PT PAL, Surabaya. Saat ini PT PAL tengah merampungkan pembangunan pesanan kelima LPD Makassar untuk TNI AL.

Rupanya jejak Indonesia ingin diikuti Negeri Machu Picchu ini. Sebagai buktinya LPD Makassar Class untuk Peru tak dibuat di Korea Selatan, melainkan langsung dibuat oleh galangan SIMA (Servicios Industriales de la Marina S.A) di kota Callao.

Dalam kontrak kerjasama antara Peru dan Korea Selatan yang diteken tahun 2012, disepakati proyek pembagunan dua unit LPD Makassar Class, yakni BAP Pisco dan BAP Paita dalam periode 2013 – 2017.

Dari ukuran dan dimensi antara BAP Pisco dan KRI Makassar 590 boleh dibilang identik. Begitu pun dengan kapasitas angkut helikopter, kargo, kapasitas dock sampai jenis mesin, keduanya bak pinang dibelah dua.

Baca juga: HTMS Chang (Type 071E), LPD Terbesar di Asia Tenggara Tuntasan Tahapan Sea Trial

Namun tak semuanya sama, LPD Pisco Class untuk persenjataan lebih bertaring ketimbang LPD Makassar Class, seperti pada bagian haluan dilengkapi satu pucuk kanon AE Systems 40Mk4 kaliber 40 mm, dua pucuk Rafael Typhoon RCWS kaliber 30 mm, dan empat pucuk senapan mesin berat Rafael Mini Typhoon kaliber 12,7 mm yang juga dioperasikan secara remote. (Gilang Perdana)

4 Comments