Misi Pegasus 2023 – Perancis Gelar Kekuatan Udara Jarak Jauh ‘Terbesar’ ke Indo Pasifik, Termasuk 10 Rafale
|Misi Pegasus dikenal sebagai agenda tahunan yang digelar Angkatan Udara Perancis dalam simulasi penggeralan kekuatan udara jarak jauh. Dan pada 25 Juni 2023, Angkatan Bersenjata Perancis telah mengumumkan Misi Pegasus 2023 (Pégase 2023 Mission). Seperti Misi Pegasus 2022, maka Misi Pegasus 2023 melanjutkan penggelaran kehadiran kekuatan Perancis di Indo Pasifik. Namun, ada yang berbeda pada Misi Pegasus 2023.
Baca juga: Kesiapan Logistik dan Perbaikan, Kunci Sukses Misi Pegasus 2022 Angkatan Udara Perancis
Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Misi Pegasus 2023 menghadirkan komponen kekuatan udara terbesar. Total Misi Pegasus 2023 terdiri dari 19 pesawat, yang terdiri dari 10 jet tempur Rafale, 5 unit pesawat tanker multirole A330 MRTT dan 4 unit angkut berat A400M Atlas. Konfigurasi sebesar ini belum pernah digelar Perancis dalam Misi Pegasus.
Seperti pada Misi Pegasus 2022, AU Perancis ‘hanya’ mengerahkan dua A330 MRTT, tiga jet tempur Rafale dan satu unit pesawat angkut A400M Atlas. Pada Misi Pegasus terdahulu, yang dibawa pun Rafale varian latih – tandem seat (Rafale B). Hal itu bisa dipahami, mengingat Rafale lazim digunakan untuk membawa pilot negara sahabat untuk menjajal kemampuan penempur bermesin ganda tersebut.
Sementara pada Misi Pegasus 2023, AU Perancis membawa 10 jet tempur Rafale, yang merupakan gabungan varian single seat (Rafale C) dan Rafale B.
Menurut siaran pers dari kementerian pertahanan Perancis, Misi Pegasus 2023 yang dipimpin oleh Angkatan Udara dan Luar Angkasa Perancis, akan berlangsung dalam tiga fase utama dari 25 Juni hingga 3 Agustus 2023.
#Pégase | Départ de la mission #PEGASE23 ! Cette nuit, 10 Rafale, 5 ravitailleurs A330 MRTT Phénix et 4 avions de transport A400M ont décollé vers l’Indopacifique. Après 1 escale @FFEAU_ALINDIEN, le dispositif se scindera en 2 pour atteindre 🇲🇾 et 🇸🇬. pic.twitter.com/Y78Sd7suOF
— Armée française – Opérations militaires (@EtatMajorFR) June 25, 2023
Dari 25 hingga 28 Juni, Misi Pegasus 2023 akan mencakup proyeksi kekuatan serentak ke Malaysia dan Singapura, menempuh jarak lebih dari 11.000 km dari Perancis dengan persinggahan teknis di pangkalan udara Pasukan Al Dhafra di Uni Emirat Arab.
Setelah pemberhentian awal mereka di Pangkalan Udara Al Dhafra, kontingen Pegasus 2023 dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing menuju Malaysia dan Singapura. Setelah keterlibatan di negara-negara Asia Tenggara, kedua kelompok akan berpartisipasi dalam latihan multinasional ekstensif yang dipimpin oleh militer AS di Guam dan Palau dari 2 hingga 21 Juli 2023.
Selama periode ini, aset udara seperti A400M dan A330 MRTT akan dikerahkan untuk mendukung pasukan Perancis yang secara permanen ditempatkan di wilayah luar negeri Kaledonia Baru dan Polinesia Prancis untuk menjalankan berbagai misi.
Di tahapk akhir, yakni dari 24 Juli hingga 3 Agustus, Misi Pegasus 2023 akan melakukan persinggahan di Korea Selatan, Jepang, dan Indonesia. Setiap persinggahan akan melibatkan sesi pelatihan bersama dengan angkatan udara mitra.
Setelah menyelesaikan misi mereka, Misi Pegasus 2023 akan melakukan perjalanan pulang, melakukan perjalanan melalui Qatar dan Djibouti.
Tujuan utama Misi Pegasus 2023 adalah untuk memperlihatkan kemampuan proyeksi kekuatan jarak jauh Perancis. Dalam hal ini, Perancis menyoroti statusnya sebagai negara berdaulat di Indo Pasifik. Kementerian pertahanan Prancis menggarisbawahi komitmennya untuk menjaga kedaulatannya dan melindungi wilayahnya di kawasan Pasifik melalui kombinasi pasukan yang ditempatkan secara lokal dan proyeksi kekuatan reguler bekerja sama dengan negara-negara mitra.
Sebagai catatan, Wilayah kedaulatan Perancis di Pasifik terdiri dari beberapa wilayah seberang laut yang disebut sebagai “collectivités d’outre-mer” atau “teritori seberang laut” Perancis. Berikut adalah beberapa wilayah Perancis di Pasifik:
1. Polinesia Perancis (Polynésie française)
Polinesia Perancis terletak di tengah Samudra Pasifik dan terdiri dari sekitar 118 pulau. Wilayah ini mencakup kepulauan terkenal seperti Tahiti, Bora Bora, dan Moorea.
2. Kaledonia Baru (Nouvelle-Calédonie)
Kaledonia Baru terletak di sebelah timur laut Australia. Ini adalah teritori yang memiliki otonomi penuh di bawah kedaulatan Perancis. Wilayah ini juga dikenal karena kekayaan alamnya, termasuk terumbu karang yang indah dan keanekaragaman hayati yang tinggi.
3. Wallis dan Futuna (Wallis-et-Futuna)
Wallis dan Futuna adalah kepulauan di tengah Samudra Pasifik antara Fiji dan Samoa. Wilayah ini terdiri dari tiga pulau utama, yaitu Wallis, Futuna, dan Alofi.
4. Polinesia Perancis Selatan (Terres australes et antarctiques françaises)
Wilayah ini terdiri dari beberapa pulau dan atol yang tersebar di selatan Samudra Hindia dan Antartika. Pulau-pulau utamanya meliputi Kerguelen, Amsterdam, Saint-Paul, Crozet, dan Terre Adélie
5. Clipperton (Île de Clipperton)
Clipperton adalah sebuah atol terpencil yang terletak di tenggara Samudra Pasifik. Meskipun letaknya jauh dari wilayah lainnya, atol ini masih merupakan wilayah kedaulatan Perancis di Pasifik.
Wilayah-wilayah di atas merupakan bagian integral dari Republik Perancis dan berada di bawah kedaulatan Perancis.
Baca juga: FNS Vendémiaire: Frigat “Minimalis” Representasi Kekuatan Perancis di Wilayah Koloni
Menurut Kementerian Pertahanan Perancis, Misi Pegasus bertujuan untuk menyampaikan sikap “non-eskalasi” dan pendekatan yang berakar pada penghormatan terhadap hukum internasional dan kebebasan bernavigasi. (Bayu Pamungkas)
Perancis dulu juga senasib dengan AS di Indochina lo. Dikalahkan Vietnam. Malah di Dien Bien Phu hancur dikepung pasukan Vietnam pimpinan Jenderal Nguyen Giap. Jenderal Giap sampai heran dg taktik Perancis yg membangun benteng di cekungan di puncak bukit. Bagi Jenderal Giap mereka itu seperti nasi dalam mangkok. Siap santap deh. Akhirnya kalah ancur2an dah, dan balik kampung, gk jadi njajah lagi. Memalukan. Makanya saya heran, hebatnya dimana. Kalah di Waterloo, kalah di Rusia, terusir di benua baru Amerika, kocar-kacir di Vietnam/Laos. Berjayanya kalau menghadapi suku2 primitif aja.
bagaimana respon Indonesia terhadap kebijakan perancis ini?
walaupun kita masih berharap banyak mendapatkan alutsista vitasldari perancis, sebaikmya perlu dipikirkan juga konsekuensi2 proyeksi kekuatan Perancis ini di kawasan Indonesia terhadap kedaulatan dan kepentingan Indonesia
Bagaimana response atau tanggapan Beijing soal misi Pegasus 2023 ini ya?