Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kesiapan Logistik dan Perbaikan, Kunci Sukses Misi Pegasus 2022 Angkatan Udara Perancis

Rafale B dengan latar A400M Atlas (Indomiliter.com)

Misi Pegasus 2022 Angkatan Udara Perancis, menyiratkan bahwa kekuatan tempur udara Perancis (Armée de l’air) dapat dikerahkan secara cepat ke berbagai wilayah dunia. Faktanya, bukan perkara mudah untuk melakukan deployment kekuatan udara jarak jauh, selain performa jet tempur yang mumpuni, tak kalah penting adalah dukungan logistik, suku cadang, perbaikan sampai pasokan bahan bakar. Dan yang paling juga kesiapan awak udara dan darat dalam misi penerbangan jarak jauh. Dan Misi Pegasus 2022 dengan tujuan latihan perang udara multilateral Pitch Black 2022 (17 Agustus – 10 September 2022) di Australia, menjadi ajang pembuktian kesiapan itu.

Baca juga: Misi Pegasus 2022 – Pesawat Tanker Multirole Airbus A330 MRTT Perancis F-UJCK Telah Tiba di Jakarta

Misi Pegasus 2022 yang kini berada di Jakarta (11 – 14 September 2022) terdiri dari tiga unit jet tempur Rafale B (tandem seat), dua unit pesawat tanker Airbus A330 MRTT (Multirole Tanker Transport) dan satu unit pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas, adalah contoh dari konfigurasi terpadu yang utuh.

Guna menunjang kesuksesan misi penerbangan jarak jauh lintas benua dan samudera, maka hal yang harus dipikirkan adalah penyiapan depo logistik. Mayor Jenderal Stephane Groen, selaku komandan Misi Pegasus 2022 mengatakan dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma (12/9/2022), bahwa untuk menunjang Misi Pegasus 2022, pihaknya telah menyiapkan depo logistik di Darwin, Australia, yang notabene menjadi titik tujuan utama dari Misi Pegasus 2022.

Personel Misi Pegasus 2022 (Indomiliter.com)

Menjawab pertanyaan, bagaimana Angkatan Udara Perancis dapat mengatasi bila suatu saat ada kerusakan pada jet tempur Rafale? “Hal tersebut sudah kami antisipasi, bila terjadi kerusakan pada Rafale, semisal itu terjadi di Jakarta, maka A400 kami dapat mengambil suku cadang ke Darwin, dan dalam waktu empat jam suku cadang yang diperkukan sudah bisa dihadirkan disini,” kata Groen.

Bagi AU Perancis, Misi Pegasus adalah misi penerbangan armada jet tempur terjauh kedua yang dijalani. Sebelum dengan Rafale, deployment yang sama juga pernah dilakukan AU Perancis dalam Pitch Black, yakni pada Pitch Black 2014. Saat itu yang jadi lakon adalah jet tempur bersayap delta Mirage 2000. Dan mulai pada Misi Pegasus 2018, menjadi misi penerbangan terjauh Rafale di luar pangkalannya. Dari Perancis, jarak yang ditempuh ketiga Rafale untuk bisa sampai di Darwin adalah sekitar 14.000 km.

Dua pesawat tanker A330 MRTT (Indomilitrer.com)

Baca juga: Mengenal Dassault Rafale B, Jet Latih Tempur dengan Predikat Battle Proven

Pada Misi Pegasus 2018, AU Perancis juga mengerahkan tiga penempur Rafale B dan sebuah A400M Atlas. Namun pada Misi Pegasus 2018, pesawat tanker yang disertakan adalah sebuah pesawat tanker C-135 FR (varian KC-135 Stratotanker) dan satu pesawat angkut penumpang (untuk membawa kru) Airbus A310. Sementara pada Misi Pegasus 2022, pesawat tanker yang dibawa adalah dua unit A330 MRTT. Namun, A330 MRTT juga sebagai pesawat yang membawa rombongan kru darat yang jumlahnya ratusan personel. (Haryo Adjie)

2 Comments