Militer Cina Gunakan Aerostat, Jadi Bukti Kehadiran HAPS di Laut Cina Selatan

Meski secara implementasi masih jauh, namun HAPS (High Altitude Platform Station) telah masuk dalam kajian oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Oleh Kemenko Polhukam HAPS digadang kelak sebagai bagian dari rangka pertahanan dan keamanan di daerah terluar, terpencil dan perbatasan. Dan, terkait HAPS, belum lama ini ada kabar ‘penampakan’ HAPS dari wilayah Laut Cina Selatan.

Baca juga: HAPS Masuk dalam Rencana Strategies Kemenko Polhukam, Inilah Tanggapan Kohanudnas

Dikutip dari South China Morning Post (29/11/2019), disebutkan bahwa satelit milik Israel, yaitu ImageSat International (ISI) pada 18 November 2019 berhasil menangkap citra obyek yang diduga kuat sebagai Airship jenis Aerostat. Persisnya wahana tersebut ditangkap satelit ISI di Mischief Reef (terumbu karang), salah satu wilayah yang disengketakan di sekitaran Laut Cina Selatan.

Dari analisa foto, obyek tersebut nampak terlihat mengambang di atas atol, yang merupakan satu dari sekian banyak pos terdepan militer Cina di kawasan Laut Cina Selatan.

Cina disebut-sebut mulai membangun sistem peringatan dini berbasis Aerostat pada tahun 2017. Aerostat merupakan balon udara berukuran besar yang dilengkapi radar phased array untuk mendeteksi kehadiran pesawat terbang yang terbang rendah di kawasan itu.

Masuk kualifikasi sebagai HAPS, Aerostat dapat mengudara dalam jangka waktu yang panjang, menawarkan solusi yang relatif murah, efisien dan tahan terhadap gangguan cuaca, terutama saat pesawat intai tidak dapat diterbangkan dalam kondisi cuaca buruk.

HAPS dipadukan dengan radar di permukaan, satelit dan pesawat intai/peringatan dini, maka kesemuanya dapat membentuk apa yang disebut comprehensive surveillance network.

Cina menebar Aerostat bukan hanya di kawasan Laut Cina Selatan, Beijing juga telah meluncurkan Aerostat di wikayah perbatasannya dengan Korea Utara dan di Selat Taiwan.

Ditempatkan pada ketinggiaan stratosfer, yaitu di rentang 15.000 – 40.000 meter di atas permukaan bumi, Aerostat dengan beragam perangkat intainya dapat memonitor sasaran di udara dan obyek bergerak di permukaan dalam radius 300 km.

Aerostat yang nampak dalam citra satelit, kuat dugaan adalah Puma Aerostat, yaitu large size tethered aerostat buatan perusahaan Rusia, Augur-RosAeroSystems. Tiga unit Puma Aerostat telah diserahkan ke Cina pada tahun 2011. Kemampuan Aerostat ini dapat mengangkasa 30-35 hari secara terus-menerus.

Militer Cina dalam beberapa tahun belakangan telah memperluas kehadirannya di wilayah yang menjadi sengketa di Laut Cina Selatan, bukan hanya di pulau, zona terumbu karang kini juga disiapkan sebagai pos militer terdepan dengan deployment peluncur rudal, sistem radar dan flight pesawat tempur.

Tentang Mischief Reef, lokasi berada di tepi timur dari tujuh pulau buatan yang dibangun Cina di Kepulauan Spratly.

Luas terumbu karang ini adalah 5,5 km persegi dan telah dilengkapi landasan yang dapat didarati pesawat sekelas Airbus A320. Mischief Reef juga dilengkapi mercu suar dan tentunya fasiitas militer dan sipil.

Karena merupakan wilayah yang terendam air saat pasang, Pengadilan Internasional pada tahun 2016 telah memutuskan Mischief Reef tidak memenuhi syarat sebagai perairan teritorial yang mengambil acuan 12 nautical mile. Inilah yang kemudian menjadi dasar kegeraman dunia internasional atas agresi Cina yang masif.

Baca juga: Xian H-6K Mampu Lepas Landas Dari Woody Island, Kini Seluruh Asia Tenggara Dalam Jangkauan

Kembali ke Aerostat, sebagai HAPS yang ditempatkan di ketinggian stratosfer, maka wahana ini merupakan obyek stationer. Pada ketinggian stratosfer dicirikan dalam lingkungan yang low density, low temparature dan low wind. (Haryo Adjie)

6 Comments