Merapat di Jakarta, Kapal Induk HMAS Canberra Bawa 4 Helikopter Tempur Tiger ARH
|Setelah hadir dalam Pameran Pertahanan dan Maritim – IMDEX 2019 di Singapura, kapal induk helikopter HMAS Canberra (LHD-02) yang dikawal frigat HMAS Newcastle diwartakan telah merapat di Dermaga JITC II Pelabuhan Tanjung Priok (18/5), sebelum pulang ke Australia. Yang menarik, kapal perang terbesar AL Australia (RAN) yang tergabung dalam misi muhibah Indo-Pacific Endeavour 2019, juga membawa empat helikopter tempur Tiger ARH (Armed Reconnaissance Helicopter) yang dioperasikan AD Australia.
Baca juga: HMAS Canberra – Kapal Induk Amfibi Terbesar di Belahan Asia Selatan
Keempat helikopter yang setanding dengan AH-64E Apache TNI-AD ini ditampilkan Australia dalam skenario kompabilitas penggelaran kekuatan tempur di lautan lepas, termasuk dalam mendukung operasi amfibi di wilayah lawan. Meski ditempatkan di HMAS Canberra, namun keempat helikopter tidak dibawa langsung dari Australia, melainkan keempat helikopter tempur besutan Airbus Helicopters ini dibawa menggunakan pesawat angkut C-17A Globemaster RAAF ke Lanud Subang, Kuala Lumpur. Sebelum bertandang ke Singapura, diketahui HMAS Canberra terlebih dahulu merapat di
Dalam pelayaran muhibah ini, HMAS Canberra selain membawa empat helikopter Tiger, diketui juga membawa helikopter angkut sedang multiguna MRH-90. Tentang Tiger ARH, helikopter ini digadang AD Australia untuk menggantikan OH-58 Kiowas dan UH-1 Iroquois. Tiger ARH adalah varian yang ditingkatkan dari Tiger HAP (Hélicoptère d’Appui Protection – Support and Escort Helicopter) yang dioperasikan AD Perancis.
Peningkatan pada Tiger ARH mencakup penggunaan mesin MTR390 yang lebih kuat dan laser designator yang terintegasi dengan Strix sight untuk penembakan rudal Hellfire II. Kementerian Pertahanan Australia resmi mengorder 21 Tiger ARH pada Desember 2001. Sebagian besar helikopter akan dioperasikan oleh 1st Aviation Regiment yang bermarkas di Robertson Barracks, Darwin. Tiger ARH tiba di Australia dalam bentuk terurai dan dirakit oleh Australia Aerospace di Brisbane.
Di tahun 2014, Tiger ARH mendapatkan upgrade dari BAE Systems Australia untuk pemasangan Advanced Precision Kill Weapon System laser guidance kit untuk mendukung penembakan roket kaliber 70 mm tanpa kendali. Senjata utama Tiger ARH adalah kanon Giat 30-781 kaliber 30 mm yang berada di bawah hidung.
Ciri khas Tiger, badan helikopter terbuat dari bahan yang terdiri dari 80 persen serat karbon yang diperkuat dengan polimer dan Kevlar, 11 persen aluminium, dan 6 persen titanium. Sedangkan rotor terbuat dari bahan serat plastic yang mampu menahan dari kerusakan akibat pertempuran dan serangan kawanan burung. Untuk antisipasi sambaran petir serta gelombang kejut elektromagnetik, helikopter tempur ini mengandalkan lapisan tembaga.
Tiger mengadopsi kursi tandem (2 kursi depan belakang) untuk awak. Pilot duduk di kursi depan, sedangkan operator senjata duduk pada kursi belakang. Posisi kursi depan dan belakang diletakkan agak berlawanan sehingga pandangan ke depan operator persenjataan tidak terganggu oleh pilot.
Baca juga: Bumblebee-001 – Helikopter Serbu dari Basis NBO-105
Dalam Buku Putih Pertahanan Australia 2016 menyatakan helikopter Tiger akan diganti dengan helikopter yang lebih baru pada pertengahan 2020-an. Sejumlah masalah memang menghadang pada pengoprasian Tiger. Sebut saja karena kurangnya kesamaan dengan varian Tiger lainnya, tingginya biaya perawatan mesin dan waktu pengiriman suku cadang ke Eropa, menjadikan perbaikan dan rekondisi terbilang lama.
Pada April 2019, Angkatan Darat Australia memperbarui kontrak perawatan Tiger ARH ke Airbus Helikopters sampai tahun 2025. (Gilang Perdana)
Wajiib borong 10 unit dengan panjang 350m lebar 70m
Yang benar panjang 350m lebar 2m
Kapan Indonesia punya kapal induk
Gak bakal kapal induk beneran mentok mentok kek gini :v
Enakan kapal tumpuk atau kapal tingkat
tuhkan TNI pasti ngiler ingin punya 3 LPD & 3 LHD angkut F-35B
Kalau boleh pilih saya pikir Indonesia tidak butuh kapal induk cukup LPD saja yg ada tambah beberapa unit lagi spek sama trus versi terbaru dibesarin lagi dan jangan lupa semua yg lama atau baru dipersenjatai yg lengkap jangan cuma senapan mesin 20 – 25 mm nyantai dan anggap remeh banget ancaman, walau selalu dikawal kan wajib juga LPD mampu tangkis serangan bahkan mampu hancurkan target berbahaya, seandainya terpaksa harus berlayar sendiri, minimal di atas CIWS AK-630 depan kanan kiri belakang kanan kiri, decoy tarik anti torpedo, didepan meriam yg agak besar buat pertahanan atau bantuan tembakan, dan beberapa rudal jarak menengah cukup tentunya tidak lupa tetral mistral dan torpedo AKS dan larinya juga diperkencang jangan cuma maks 16 knot, kalau ada badai ombak sea state level 5 bisa mogok kapal.
Tapi PAL udah bikin sendiri tuh design LPH/LHDnya wkwkwk, terus ngapain LPD kyak gitu minimal asalkan ada SAM ama CIWS juga lumayan kek gitu mah yg ada keberatan gak efektif jadinya :v
Ada aps era jg jgn lupa laser buat jatuhin rudal balistik dengan kecepatan brp pun. Rail gun 4 biji 30mm gatling rudal shorad tomhawk jg dengan muatan nuklir