Update Drone KamikazeKlik di Atas

Menhan Prabowo Izinkan Kapal Patroli Bakamla Dilengkapi Senjata Kaliber 12,7 dan 30mm, Inilah Pilihannya

Berada di garis depan saat mengamankan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), armada kapal patroli milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) kerap menjadi sorotan publik, bukan karena usia kapal, melainkan karena kapal Bakamla yang tidak dipersenjatai, dimana untuk menghalau kapal nelayan asing yang menjadi andalan umumnya adalan water cannon.

Baca juga: Dilengkapi Meriam Kaliber 100mm, Kapal Coast Guard Cina Tampil Percaya Diri di Laut Natuna Utara

Tentu kondisi di atas menjadi tak seimbang, dimana kapal patroli tanpa senjata akan kehilangan efek deteren, maklum kapal Bakamla Cina alias China Coast Guard (CCG) sudah jamak melengkapi setiap kapalnya dengan senjata berupa kanon kaliber sedang sampai meriam kaliber besar.

Namun, belum lama ini ada kabar baik untuk Bakamla, dikutip dari cnnindonesia.com (30/12/2020), Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan pihaknya kini sudah bisa membeli dan menggunakan senjata untuk tugas mengamankan perairan RI.

Penggunaan senjata tersebut atas seizin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Aan Kurnia berujar Bakamla sudah secara resmi memperoleh izin penggunaan senjata sejak bulan Agustus 2020. “Kemarin saya menghadap Menhan langsung, aturan-aturannya kita lihat lagi, ternyata boleh dan alhamdulillah bisa. Tahun ini kita sudah ada kerjasama dengan PT Pindad dan langsung pasang senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan lain sebagainya,” kata Aan dalam agenda laporan capaian kinerja tahunan Bakamla, Rabu (30/12).

“Ini juga kemajuan buat Bakamla. Jadi, sejarahlah Bakamla boleh menggunakan senjata,” lanjutnya. Dia menjelaskan sebelumnya Bakamla hanya dibekali senapan karet dalam menjalankan tugas. Namun, setelah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, bisa diperoleh izin membeli dan menggunakan senjata.

Ia menegaskan tujuan utama penggunaan senjata tersebut bukan untuk mematikan, melainkan sebatas pertahanan diri atau self defence. “Jadi sudah [dapat izin], ya. Kita sudah diizinkan menggunakan senjata. Kaliber diizinkan, kita sementara, saya hanya menggunakan 30 mm yang paling besar, kemudian ke bawahnya 12,7 mm dan perorangan,” tutur Aan.

Adopsi jenis senjata untuk kapal patroli di kaliber 12,7 mm dan 30 mm tentu sudah jamak, namun selama ini penggunanya adalah kapal patroli/kapal perang TNI AL. Dengan merujuk pada dua kaliber yang dimaksud Kepala Bakamla, maka ada beberapa tipe RCWS (Remote Control Weapon System) di dua kaliber tersebut yang saat ini sudah digunakan di kapal patroli TNI AD/TNI AL, dan bisa menjadi pilihan.

1. Kongsberg Sea Protector MK50 (12,7 mm)
Mengandalkan sebuah SMB (Senapan Mesin Berat) dari jenis Browning M2HB kaliber 12,7 mm. SMB ini disematkan pada dudukan (mounting) remote control weapon system (RCWS). Ini artinya M2HB dapat ditembakan secara otomatis dan manual, secara otomatis artinya kendali tembakan dilakukan oleh operator berdasarkan panduan sensor dan kamera. Digunakan pada Kapal Motor Cepat (KMC) 38M milik TNI AD

2. Marlin WS (30 mm)
Ciri khas Marlin WS adalah dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun basis Oto Melara 30 mm ini dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata produksi Leonardo, Italia ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (Local Area Netwotk).

3. Seahawk LW30M A1 (30 mm)
LW30M A1 merupakan produksi MSI-Defence Systems (MSI-DS), manufaktur persenjataan yang berbasis di Inggris. Kanon ini punya keunggulan dari cara penggunaan, yaitu dapat dioperasikan secara local remote control, kemudian dapat pula diintegrasikan secara otomatis ke Combat Management System (CMS) yang ada di PIT, dan kanon ini juga dapat dioperasikan secara full manual, artinya menggunakan juru tembak (gunner).

4. Aselsan SMASH (30 mm)
SMASH 30 mm dalam wujud aslinya ikut ditampilkan dalam Indo Defence 2018 awal November lalu. Persisnya SMASH berupa modul sistem senjata RCWS, yang bisa dikatakan mirip dengan Marlin WS. Inti dari sistem SMASH adalah kanon MK44 Bushmaster buatan US Northrop Grumman, Armament Systems (d/h ATK Armament Systems).

Dari spesifikasi, SMASH dapat memuntahkan 200 peluru dalam satu menit. Pola alur munisi ke laras mengadopsi model dual feed, dimana pada masing-masing feed mengarah pada kotak magasin, dimana isi satu kotak magasin terdiri dari 75 munisi.

Baca juga: Kapal Patroli Penjaga Pantai Cina Bakal Dapat Izin Menggunakan Senjata Pada Kapal Asing

Apakah nantinya Bakamla akan menggunakan satu tipe kanon atau beberapa tipe untuk armadanya? Ini tentu sudah menjadi pertimbangan tersendiri. Bila puluhan unit armada Bakamla mengadopsi jenis kanon yang sama, maka user akan diuntungkan dari biaya operasional dan suku cadang yang dapat ditekan lebih rendah. Keuntungan lain, karena pesanan dalam jumlah besar, maka ada peluang industri lokal memperoleh manfaat dari transfer of technology (ToT). (Gilang Perdana)

34 Comments