Menhan Austria Beri Respon Positif Atas Surat Prabowo, Inilah Dua Opsi Penjualan Eurofighter Typhoon ke Indonesia
|Setelah hampir dua bulan berlalu, akhirnya ada tanggapan dari Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner (ÖVP) terkait surat dari Menhan Prabowo Subianto yang menyatakan keterarikannya untuk membeli 15 unit Eurofighter Typhoon milik AU Austria. Merujuk sumber dari situs krone.at (6/9/2020), disebutkan Klaudia Tanner mengomentari secara resmi keinginan Menhan Prabowo yang menyiratkan pihak Austria membuka kesempatan bagi Indonesia untuk membicarakan lebih detail untuk opsi pembelian jet tempur bekas pakai tersebut.
Baca juga: Bila Indonesia Jadi Beli Typhoon Milik Austria, Jangan Berharap Dapatkan Fitur “Joss..”
Melanjutkan respon positif, Menhan Austria telah memerintahkan Staf Umum Kementerian Pertahanan untuk mempersiapkan segala sesuatunya tentang proses penjualan yang dapat direkomendasikan. “Kami dengan senang hati menerima minat Anda untuk membeli lima belas Eurofighter Austria untuk memodernisasi armada udara Indonesia,” ujar Klaudia Tanner, dikutip dari krone.at. Sebagaimana diketahui, Austria memang berencana untuk memensiunkan semua armada Eurofighter Typhoon pada tahun 2020.
Klaudia Tanner mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan intensif dan staf umum telah mengofirmasi keaslinan surat dari Menhan Prabowo. “Kini kami tengah mendiskusikan beberapa opsi penjualan yang bisa dilakukan,” kata Tanner. Meski Austria begitu ingin menyudahi pengoperasian Typhoon, namun pihak Kemhan Austria akan melakukan proses penjualan dengan kehati-hatian dan legal. Tanner menyebut, hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada semua pembayar pajak.
Walau sudah ada angin segar dari Austria, namun proses penjualan dipastikan tidak akan mudah, lantaran penjualan armada Typhoon akan melibatkan persetujuan dari beberapa negara.
Karena prasyarat Austria untuk dapat menyerahkan peralatan militer ke Indonesia adalah selain konsensus politik dalam negeri, maka diperlukan persetujuan dari keempat negara konsorsium pembuat Typhoon. Tidak itu saja, rupanya penjualan Typhoon juga harus mendapat restu dari AS, pasalnya beberapa komponen produksi AS, seperti GPS terpasang di Eurofighter.
Bila akhirnya proses negosiasi berhasil, maka ada dua skenario yang paling mungkin dilakukan. Yang pertama, pihak Airbus Defence and Space mengeluarkan sertifikat baru untuk pengguna akhir untuk Indonesia, yaitu dengan persetujuan Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol, dan Austria menjual langsung ke Indonesia. Opsi kedua, Airbus akan membeli kembali jet dari Austria, melakukan serangkaian upgrade dan baru mengirimkannya ke Indonesia.
Baca juga: Bila Indonesia Beli Typhoon Bekas Pakai Austria, Bagaimana Nasib ToT?
Meski kondisi airframe Typhoon AU Austria terjaga baik dan masih punya usia pemakaian panjang, namun toh bila jadi diakuisisi, maka Indonesia memang mau tak mau harus melibatkan Airbus, dimana pesawat berstatus bekas pakai umumnya harus menjalani fase rekondisi dengan asistensi dari pihak pabrikan. Belum lagi, jika ada tuntutan upgrade ke Tranche 2 atau 3 agar bisa dipasang radar AESA CAPTOR-E, maka kocek jumbo harus dipersiapkan oleh Indonesia. (Gilang Perdana)
Spanyol nggak akan keberatan, karena mereka yang mendorong pengajuan Eurofighter saat tender pengganti F-5 yang kemudian dikalahkan Su-35. Italia juga sepertinya nggak akan menolak. Italia jarang bermasalah dengan Indonesia. Italia ada di pihak Indonesia pada kasus larangan ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa. Italia menolak larangan ekspor. Yang jadi masalah adalah Jerman dan Inggris.
Pinjem kata-katanya Brahmos, Boroongg.