MBDA Tampilkan Senjata Laser Anti Drone di Renault Sherpa Light 4×4
|Melihat rantis yang satu ini tentu sudah tak asing bagi netizen di Indonesia , inilah Renautl Sherpa Light 4×4, yang di arsenal Kostrad TNI AD digunakan sebagai kendaraan platform peluncur rudal hanud MBDA Mistral. Dan masih terkait dengan solusi hanud dari MBDA, kali ini diperkenalkan kombinasi Sherpa Light 4×4 dengan HELMA-P laser anti drone system.
Baca juga: Renault Sherpa Light – Rantis Pengusung Rudal Mistral RCWS Arhanud TNI AD
Dikutip dari Armyrecognition.com (26/4/2022), untuk mewujudkan senjata anti laser ini, MBDA tidak berjalan sendiri, melainkan menggandeng Team Sky Warden selalu integrator, dimana Sky Warden merangkum keunggulan dari beberapa vendor. Sebut saja CerbAir, spesialis dalam pendeteksian dan netralisasi drone; KEAS, spesialis jammer; CILAS, aktif dalam domain teknologi laser; Teledyne e2v, spesialis teknologi frekuensi radio dengan Safe Stop Air yang mampu menghentikan sebuah drone pada jarak 400 meter menggunakan antena 1m².
Tidak itu saja, Team Sky Warden juga menggandeng Saab yang punya solusi radar intai mobile Giraffe G1X, dan Openworks menyediakan sistem berbasis jaringan SkyWall untuk menangkap drone. Sementara MBDA, manufaktur rudal yang berbasis di Perancis ini menyediakan sistem komando dan kontrol Licorne, sensor elektro-optik jarak jauh, drone pembunuh yang detailnya tidak diungkapkan, dan sistem rudal hanud Mistral VSHORAD.
Salah satu sistem anti-drone yang diuji coba pada Sherpa adalah efektor laser HELMA-P yang dirancang dan diproduksi oleh CILAS (Ariane Group). HELMA-P hadir sebagai respons terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh drone, khususnya drone mini. Misinya adalah mengamankan operasi di wilayah nasional selama peristiwa dan untuk mendukung operasi eksternal dengan mengidentifikasi, melacak, dan menetralisir ancaman di udara.
Pada pertengahan Oktober 2020, HELMA-P untuk pertama kalinya berhasil duiji coba dengan tembakan presisi, efisiensi, dan kemampuannya untuk menetralisir target dalam penerbangan hingga satu kilometer dalam hitungan detik. Semua tembakan secara sistematis menghancurkan drone yang melaju dengan kecepatan di atas 50 km per jam dan dalam kondisi pelacakan target yang sulit.
Selain melawan kehadiran drone, HELMA-P juga dapat memberikan keuntungan operasional yang cukup besar dalam pertempuran udara-darat. Efektor laser mampu merusak pertahanan dan potensi reaksi musuh sebelum beraksi.
Rantis Sherpa Light punya bobot di rentang 7,9 sampai 11 ton. Dikenal sebagai ‘station wagon,’ adopsi kendaraan ini pun multi fungsi, tak sebatas pada desain untuk peluncur rudal dan senjata hanud. Sherpa Light ditenagai mesin Renault 215-hp to 265-hp dengan automatic gearbox. Sherpa masih aman untuk melintasi medan genangan sedalam 1,5 meter.
Baca juga: Hadapi Serangan Drone, Rusia Punya “Rat” Complex yang Dilengkapi Senjata Laser
Bicara soal perlindungan, awak sudah dilengkapi fasilitas proteksi nubika (nuklir, biologi dan kimia). Awak pun dilengkapi proteksi dari bahaya api. Sebagai kendaraan lapis baja, Sherpa dilengkapi perlindungan balistik di level B6, namun dapat di upgrade ke level 3. Proses upgrade lapis baja tak sulit, pasalnya Sherpa dirancang secara modular. Ancaman ledakan ranjau juga telah diantisipasi, Sherpa dapat di modifikasi dengan sistem V-shaped dan deflektor. (Gilang Perdana)