LCS Independence Class Hadapi Masa Depan Suram, Ditemukan Cacat Desain Pada Struktur Kapal
|Nasib Littoral Combat Ship (LCS) Independece Class nampaknya tidak semujur LCS Freedom Class yang baru saja diluncurkan unit ke-15 nya pada 7 Mei lalu. Dengan desain stealth trimaran, Independence Class memang lebih menarik perhatian, namun, dibalik desainnya yang futuristik, rupanya Independence Class menyimpan permasalahan serius pada bagian struktur kapal.
Baca juga: USS Coronado (LCS-4) – Kapal Perang Litoral Trimaran dengan Desain Stealth
Dan masalah ‘cacat’ pada struktur kapal tersebut akhirnya berbuntut pada operasional LCS yang beberapa kali pernah menyambangi Indonesia tersebut. Dikutip dari TheDrive.com (11/5/2022), Angkatan Laut AS (US Navy) telah membatasi kapasitas operasional salah satu dari LCS Independence Class, yakni USS Omaha (LCS-12). Hal itu setelah terdeteksi kerusakan struktural. Setidaknya ada enam unit Independence Class terkena dampak di seputar masalah ini, yang telah ditentukan sebagai cacat desain, meskipun tidak jelas apakah yang lain menghadapi pembatasan operasional seperti USS Omaha.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Wartawan Senior Military Times, Geoff Ziezulewicz, dikatakan bahwa armada LCS AL AS menghadapi masalah terbaru yang memengaruhi kinerja mereka. Dalam dokumentasi yang sebelumnya dirahasiakan yang diperoleh Ziezulewicz dari Angkatan Laut, ditemukan bahwa hampir setengah dari 13 unit LCS Independence Class yang saat ini beroperasi mengalami retakan di lambungnya selama beberapa tahun terakhir.
Retakan yang dimaksud disebabkan oleh cacat desain di area dengan tegangan lebih tinggi dari struktur kapal – higher-stress areas of the ship structure. Meski begitu, pihak Angkatan Laut menyatakan bahwa cacat “tidak menimbulkan risiko bagi keselamatan Pelaut di atas kapal.” Pembuat kapal, Austal USA, telah memperkenalkan konfigurasi yang direvisi pada semua LCS Independence Class yang saat ini masih dalam garansi.
Alan Baribeau, juru bicara Naval Sea Systems Command menyatakan bahwa “analisis struktur haluan dengan gabungan beban vertikal dan lateral tidak mengidentifikasi ‘titik panas’ di bawah garis air, dan detail spesifik ini tidak terjadi di bawah garis air.” Independence Class yang terkena dampak akan membutuhkan penggantian “deck plate dan shell plate dengan bahan yang lebih tebal.
Bobot tambahan dari material yang lebih tebal dapat menimbulkan masalah tersendiri, berpotensi memperlambat kapal lebih jauh, meskipun banyak pengorbanan desain yang awalnya dimaksudkan untuk memastikan kapal melaju dengan kecepatan tinggi.
Baribeau juga menyoroti frekuensi munculnya retakan di dalam lambung LCS Independence Class. Ini pertama kali terlihat di area “tekanan tinggi” di USS Coronado pada 2019, dengan setidaknya lima LCS tambahan dari jenis ini menderita masalah serupa.
Dampak retakan itu begitu besar, sehingga Angkatan Laut mengeluarkan perintah sementara untuk USS Omaha. Bahwa Kapal itu tidak lagi diizinkan untuk melakukan perjalanan dengan kecepatan di atas 15 knots (27 km per jam). USS Omaha saat ini adalah satu-satunya kapal yang dikonfirmasi untuk beroperasi di bawah pembatasan ini.
Perintah itu juga menyatakan bahwa USS Omaha tidak dapat beroperasi pada kondisi sea state 4, yang berarti di perairan dengan ketinggian gelombang maksimum 2,5 meter. Analisa sementara USS Omaha menunjukkan bahwa retakan itu mungkin disebabkan oleh “cacat struktural yang tidak dirancang dengan baik” pada rangka kapal 36 dan 45, meskipun hal ini masih belum dikonfirmasi oleh Angkatan Laut.
Tidak seperti LCS Freedom Class, yang mengadopsi baja Double Chine Advanced Semi-Planing Monohull, LCS Independence Class mengadopsi lambung aluminium dan desain trimaran. Pemilihan aluminium jelas dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan manuver dan kecepatan Independence Class, dan juga terkait dengan asal usul tipe tersebut sebagai desain kapal berkecepatan tinggi. Namun, semua itu berpotensi membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan, serta kelelahan struktural dan korosi.
LCS Independence Class punya panjang 127,6 meter, lebar 31,6 meter, draft 6 meter, dan bobot 8.800 ton, punya kecepatan maksimal 44 knots (81 km per jam). Dalam sekali pelayaran dengan bekal penuh, kapal ini dapat menjelajah sejauh 7.964 km pada kecepatan jelajah 18 knots (33 km per jam).
Kapal ini punya dek untuk helikopter yang lumayan luas, menjadikan kapal perang litoral ini sanggup didarati helikopter angkut berat sekelas CH-53 Super Stallion. Dalam kunjungan ke Indonesia, terlihat USS Coronado membawa satu unit MH-60R/S Seahawk. Selain itu kapal perang ini juga membawa dua unit helikopter drone MQ-8B Fire Scouts atau MQ-8C Fire Scout.
Dari aspek persenjataan, meski ada CIWS (Close In Weapon Systems) dan rudal anti kapal RGM-84 Harpoon, yang menarik senjata utama pada haluan adalah Bofors MK110 57 mm, yang tak lain adalah varian lebih maju dari Bofors 57 MK2 yang digunakan pada FPB-57 TNI AL. (Gilang Perdana)
Sudah diagendakan US Navy FFGX Constellation class operasional Indepence class pensiun dan Freedom class tetap lanjut
Pengen kapal perang tonase kecil, mampu bermanuver lincah dan ngebut, serta ringan perawatan, dan tahan korosi dengan budget minimum, sudah jelas pake material aluminum, buat yang meragukan kapal perang pake aluminum krn mudah terbakar, sudah pernah dengar aluminum composite panel
Setidaknya Amriki lebih transparan dalam mengungkapkan permasalahan di alutsista bikinan mereka
Sedari awal Indepence class memang bermasalah. Revisi desain buat peningkatan safety dan ini efek pemaksaan material Aluminium Alloy yang sebetulnya lebih cocok buat vessel tonase kurang dari 2000 ton tapi dipakai ke kaprang tonase mendekati 3000 ton.
Realita Indepence class banyak gagal diprogram kaprang negara lain seperti Arab Saudi, Israel & Yunani. Tak satupun yang lolos ke fase tender. Masih mending Freedom class
Kelihatannya Cocok nich kalo diHibahkan ke Indonesia ? 🙄 Pak Prabowo Tolong segera diKondisikan 🔥 🙏
Evaluasi buat KRI Golok sama2 trimaran ber body aluminium dan high speed pula, mungkin tidak usah lagi bermain-main dengan aluminium buat kapal perang, dan satu KCR berbahan aluminium kita eks Korea sudah tenggelam pula di perairan timur sebelah utara