Lockheed Martin Luncurkan LCS Freedom Class ke-15 (USS Beloit)
|Diluncurkan ke air dengan menggunakan metode side oiled slideway launching, Lockheed Martin pada 7 Mei lalu meluncurkan Littoral Combat Ship (LCS) 29, yang nantinya akan diberi nama USS Beloit. LCS 29 adalah unit ke-15 dari LCS Freedom Class dan menjadi unit ke-29 dari keseluruhan kelas LCS yang dioperasikan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Baca juga: Kapal Cepat Rudal KRI Golok 688 Resmi Meluncur dengan Airbag System
LCS 29 diluncurkan ke Sungai Menominee dari Galangan Kapal Fincantieri Marinette Marine (FMM). Peluncuran kapal dengan metode side oiled slideway launching terasa asing di Indonesia, namun jamak dilakukan di AS dan beberapa negara Eropa Barat.
Metode peluncuran ini terbilang spektakuler, dimana kapal dengan tonase ribuan ton langsung dihempaskan ke air. Lantaran terlihat ekstrim, metode peluncuran ini mengharuskan kapal mempunyai kekuatan struktur dan stabilitas yang bagus. Yang seolah pihak galangan ingin membuktikan hal tersebut di hadapan publik.
LCS 29 adalah kapal pertama yang dinamai untuk menghormati kota Beloit, Wisconsin. Lockheed Martin dalam produksi tingkat penuh dan telah mengirimkan 11 kapal ke Angkatan Laut AS. Ada lima kapal dalam berbagai tahap produksi.
Program Litoral Combat Ship (LCS) merupakan pengembangan dan pengadaan kapal perang AL AS yang tujuan utamanya menggantikan kapal perang yang kelasnya di bawah perusak (destroyer). Label LCS kalau diterjemahkan secara bebas berarti “kapal perang untuk wilayah pesisir.”
Di lingkungan AL AS, LCS diartikan sebagai “kapal perang permukaan berukuran relatif kecil, berkecepatan tinggi, lincah dalam manuver, harga relatif murah (dibandingkan perusak), mampu berinteraksi dengan alutsista lain dalam lingkungan network centric serta bersifat modular, dimana setiap modul tersedia modul misi yang dikonfigurasi sesuai tuntutan misi yang spesifik, seperti misi peperangan atas air, anti kapal selam, pengawasan dan pengintaian, patroli alur laut, pertahanan pantai, netralisasi ranjau, hingga dukungan operasi pasukan khusus.
Dirunut dari segi bobot, LCS berada di antara korvet (600 – 2.000 ton) dan frigat (2.000 – 4.000 ton). Namun kapabilitas misi yang diemban LCS terkesan ‘tanggung.’ Dengan bekal modul misi yang bisa dikonfigurasi, kapabilitas misi LCS bahkan melampaui frigat.
LCS Freedom Class ditenagai dua mesin Rolls-Royce MT30 36 MW gas turbines, 2 Colt-Pielstick diesel engines, dan 4 Rolls-Royce waterjets. Dengan racikan kekuatan elemen-elemen mesin tersebut, kapal ini dapat melaju hingga kecepatan 45 knots (setara 83 km per jam) pada sea state 3. Jauh lebih cepat dari laju maksimum KCR (Kapal Cepat Rudal)-40/60 TNI AL yang hanya mampu digeber sampai 30 knots.
Baca juga: Kapal Litoral “Stealth” Trimaran USS Jackson (LCS-6) Tiba di Surabaya
Sebagai kapal pesisir dengan daya gempur setara frigat, Freedom Class mampu berlayar terus menerus selama 21 hari. Jarak jelajah kapal ini bisa mencapai 6.500 km pada kecepatan jelajah 18 knots. Untuk bekal persenjataan, ada racikan kanon BAE Systems Mk 110 57 gun (kanon ini merupakan varian terbaru dari kanon Bofors 57 mm MK.2 yang terpasang pada FPB-57 TNI AL), kemudian ada bekal RIM-116 Rolling Airframe Missiles, torpedo MK50, 2x kanon Bushmaster kaliber 30 mm, dan empat pucuk SMB M2HB 12,7 mm. (Gilang Perdana)
Bobot lebih besar tapi lebih cepat dari KCR yang kita bangga2kan, yang ada “C”-nya.
Lol…
Peluncuran ekstrim begini juga kerap dipakai galangan kapal Jerman. Shipyard dengan build quality jempolan berani pakai peluncuran atraktif seperti ini
Craftmanship & quality control Amriki lumayan paten. Contoh OHP class punya superstructure durability edan. AB ditabrak kapal niaga raksasa masih eksis.
Sayangnya LCS kaprang gajebo.
Menarik nih melihat FREMM bakalan dapat modifikasi apa dari shipyard Amriki karena US Navy sangat menuntut safety & strengthen superstructure gila-gilaan