Update Drone KamikazeKlik di Atas

Laser Pointer, Inikah ‘Senjata’ Baru Para Milisi Maritim?

Yang dimaksud disini bukan laser gun, namun label ‘laser’ dalam beberapa hari ini seolah menjadi tajuk berita di jagad media. Pangkal musababnya setelah pengakuan awak helikopter militer Australia dari kapal induk HMAS Canberra yang merasa mendapat serangan laser saat terbang di Laut Cina Selatan. Insiden tersebut terjadi sebelum HMAS Canberra merapat di Jakarta pada 18 Mei silam. Seperti diberitakan, kejadian ‘serangan’ laser terjadi saat HMAS Canberra berlayar dari Vietnam menuju Singapura dalam misi Indo-Pacific Endeavour 2019.

Baca juga: Merapat di Jakarta, Kapal Induk HMAS Canberra Bawa 4 Helikopter Tempur Tiger ARH

Tidak dijelaskan secara persis helikipter apa yang mendapat seragan laser saat itu, meski HMAS Canberra diketahui dalam Indo-Pacific Endeavour 2019 membawa helikopter serang Tiger ARH dan helikopter angkut MH90. Dirangkum dari beberapa media internasional, dalam penerbangan di zona internasional, pilot helikopter mendapatkan paparan sinar laser dari permukaan, persisnya dari kapal nelayan Cina.

Meski tak ada efek kehancuran seperti halnya laser gun, namun berkas laser yang diduga dari pointer menyebabkan gangguan serius pada awak helikopter. Meski komunikasi antara AL Australia dan otoritas Cina terbilang intens, tingkat kewaspadaan Beijing terbilang tinggi di Laut Cina Selatan, mengingat beberapa spot masih berstatus sengketa, termasuk dengan Vietnam.

Mengutip dari cnn.com (29/5), Euan Graham,  analis dari Australian Strategic Policy Institute yang kebetulan ikut berada di  HMAS Canberra saat kejadian, disebutkan bahwa insiden laser terjadi beberapa kali saat helikopter terbang melintas di atas kapal-kapal nelayan Cina. Memang tak ada bukti nyata atas kejadian ini, selain dari pernyataan pilot.

Laser pointer dengan cahaya berwarna hijau (green laser pointer 303) saat ini dijual bebas di pasaran. Pointer tersebut dapat menembakkan cahaya dari jarak yang beragam, namun tercatat yang paling jauh hingga lima kilometer. Jika tembakan sinar laser tersebut tepat jatuh di mata pilot yang tengah dalam kondisi krusial, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kecelakaan.

Helikopter MRH-90

Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia pun memberi respon, “tidak diketahui persis alas an apa dari serangan laser tersebut, namun kuat dugaan untuk menarik perhatian akan keberadaan mereka, terutama di wilayah perairan yang lalu lintasnya padat.” Atas insiden ini, Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Cina memberi sanggahan, disebutkan fakta yang terjadi tidak seperti yang diberitakan. “Pihak Australia harus lebih melakukan instropeksi dalam hal ini,” ujar Wu Qian tanpa menjelaskan apa yang dimaksud.

Ini bukan pertama kali ada insiden serangan laser yang terkait Cina, tahun lalu pilot pesawat militer AS juga diserang laser pointer saat terbang di Perairan Djibouti. AS pun lantas mengajukan protes ke Cina, lantaran Cina diketahui mempunyai basis pangkalan militer di negara tersebut.

Baca juga: Ciptakan “Milisi Maritim,” Aksi Kapal Nelayan Cina Berpotensi Memicu Perang Terbuka

Ekspansi laut Cina di perairan internasional terbilang sistematis, masif dan terstruktur. Selain melibatkan armada kapal perang, dengan dalih eksplorasi serta riset, armada kapal penelitian Cina juga ditengarai melakukan misi intelijen maritim.

Belum lagi pengerahan elemen sipil untuk memberi tekanan politik di wilayah yang menjadi sengketa. Yang terakhir ini kondang disebut sebagai milisi maritim, yaitu pengerahan armada nelayan dengan ‘perlindungan’ dari kapal patroli Cina. (Gilang Perdana)

3 Comments