La Tribune: “Indonesia Lakukan Pembayaran Uang Muka untuk Pengadaan 18 Unit Rafale”
|Dassault Aviation mencatatkan pesanan spektakuler atas jet tempur Rafale di sepanjang tahun 2022, yakni dengan membukukan 92 unit pesanan baru dan 164 unit Rafale yang akan dikirim ke berbagai operator dalam waktu dekat. 92 unit pesanan baru pada tahun 2022 terdiri dari 80 unit untuk Uni Emirat Arab, 6 unit untuk Yunani, dan 6 unit untuk Indonesia, dengan nilai keseluruhan mencapai 15,7 miliar euro.
Dassault Aviation mengumumkan pencapain tersebut dalam presentasi tahunan pada hari Kamis, 9 Maret 2023, yang sekaligus menyebut pencapaian tersebut merupakan rekor yang belum pernah ada sebelumnya. Per 31 Desember, Dassault Aviation memiliki 164 Rafale di buku pesanan, termasuk 125 unit untuk ekspor dan 39 unit untuk angkatan udara Perancis, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Dassault Aviation.
Terkait dengan pencapaian tersebut, ada kabar dari portal berita Perancis La Tribune yang menyebutkan, bahwa Pemerintah Indonesia telah membayar uang muka (down payment) atas pengadaan 18 unit Rafale. Seperti diketahui, dari total pesanan 42 unit Rafale, baru enam unit pesanan yang sudah dilanjutkan dalam bentuk kontrak efektif pada September 2022, yang mana unit perdana Rafale akan diterima Indonesia pada tahun 2026.
Untuk pembayaran pengadaan enam unit Rafale F3R telah disepakati senilai US$1,3 miliar. Sementara bila mengacu pada kontrak kesepakatan pembelian (MoU) yang ditandatangani di Jakarta pada 10 Februari 2022, secara keseluruhan yang dipesan Indonesia mencakup 42 unit Rafale dengan nilai US$8,1 miliar. Saat itu, belum terdapat anggaran (pinjaman luar negeri) real yang dipersiapkan untuk sisa pesanan – 36 unit Rafale.
Kontrak Rafale yang dibuat Pemerintah Indonesia dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama pembayaran enam unit Rafale sekitar US$1,3 miliar, yang diikuti kontrak 36 pesawat dengan anggaran yang belum tersedia. Meski begitu, kontrak harga Rafale dimasukkan ke pesanan keseluruhan 42 pesawat.
Berdasarkan MoU pada 10 Februari 2022, disebutkan komposisi Rafale F3R yang akan diterima Indonesia terdiri dari 30 unit varian singlet seat dan 12 unit varian tandem seat. (Gilang Perdana)
Kenapa bukan varian tercanggih yg dipesan Indonesia y yaitu varian Rafale F5R , bukan yg
terbaru dan tercanggih saat ini yaitu Rafale F 4 dan apakah dpt ToT untuk support program IFX Indonesia..?? Khususnya terkait 5 teknologi kunci..
Bertahap dan pasti, Bienvenue Rafales.
“Saat itu, belum terdapat anggaran (pinjaman luar negeri) real yang dipersiapkan untuk sisa pesanan – 36 unit Rafale”
Tulisan redaksi dari Admin sepertinya sedikit meragukan berita tentang pembayaran DP untuk tambahan 18 unit Rafale ini padahal berita ini sudah lama muncul sejak November 2022 bersamaan dg rencana pengadaan Mirage 2000-5 bekas Qatar. Mungkin bung admin bisa mengklarifikasi berita pembayaran DP 18 unit Rafale tersebut atau mungkin admin punya sumber orang dalam yg bisa dimintakan sumber A1 nya.
Anyway rencana pengadaan tersebut sejalan dg percepatan pemenuhan MEF 3 yg diperbaharui dg target hingga 2030 atau 2034.
Yaahh…. Semoga jangan sampai bernasib seperti saat terjadi PD1 dan PD2, nggak ada tu senjata2, tank, pesawat, atau kapal Perancis yg ikonik atau bikin heboh yang unggul di palagan. Yang ada ya Perancis kalah perang melulu dihajar Jerman. Katanya kita harus belajar dari sejarah kan?
@Topol: alutsista yg lebih canggih belum tentu bisa membantu memenangkan sebuah peperangan. Nazi dan Rusia bisa menjadi contohnya.
Pada saat PD-1 justru Jerman yg menyerah kepada para pemimpin Perang Prancis di Gerbong kereta Compiegne. Paham Dhek?
@Agato : Bagaimana ga kalah.sekutu jumlah negara nya lebih banyak ketimbang blok jerman,yg terkuat cuma turki,apalagi setelah AS ikutan bergabung di sekutu,makin habis jerman
42 unit Rafale bisa dibagi 3 skuadron untuk wilayah yang banyak lautnya seperti Kepulauan Riau, deretan pulau-pulau Jawa Madura Bali dan kepulauan di wilayah nusa tenggara, serta kelompok pulau-pulau Sulawesi dan wilayah Maluku.
Sisanya mengacu kepada fokus pertahanan untuk pulau-pulau besar seperti Sumatra, Kalimantan dan Papua. Untuk pulau-pulau besar demikian sebaiknya jangan berkukuh pada pesawat tempur mesin ganda. Untuk menghemat pengeluaran, mesin tunggal pun cukup memadai untuk pertahanan pulau-pulau besar asal dilengkapi dengan cukup banyak persediaan rudal baik udara ke udara maupun rudal udara ke permukaan.
@admin itu apakah benar yang dipesan yang batch pertama juga seri 3 ..yang batch kedua seri 3….
@Vladimir: Gak ada ceritanya perang harus 1 vs 1. Semua negara bisa berpartisipasi tergantung konsekuensi yg mau mereka ambil. Jadi mau banyak atau sedikit lawannya, perang tetaplah perang karena perang bukanlah MMA. Paham?
Loh kenapa harus F3R bukan F5R?
@agato,pemikiran logis nya seperti ini,anda berkelahi 1vs1 dengan 1 vs 10,kira kira bakal menang ga?perang itu ga melulu kualitas nya yg bikin menang,di PD2 uni soviet jumlah pasukan nya 3 x lipat ketimbang jerman,belum tank nya meski kualitas di bawah panzer jerman