KSAL Luncurkan Kapal Penyapu Ranjau Terbaru KRI Pulau Fani 731, Kapal Kedua Bernama KRI Pulau Fanildo
|
Tak berselang lama setelah kunjungan Tim Operational Requirement (Opsreq) TNI AL yang dipimpin Wakil Asisten Operasi (Waasops) KSAL Laksma TNI Retiono Kunto ke Galangan Abeking & Rasmussen di Bremen, Jerman, pada 3 Oktober 2022. Kini dua kapal buru/penyapu ranjau pesanan Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AL telah dilakukan ship naming (pemberian nama) oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono di Galangan Abeking & Rasmussen, pada Selasa, 11 Oktober lalu.
Baca juga: Penampakan Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL, Inilah Frankenthal Class MHV 60
Kedua kapal dari jenis Mine Countermeasures Vessels (MCMV) MHV 60 Frankenthal Class diberi nama KRI Pulau Fani dan KRI Pulau Fanildo. Yudo menyebut urgensi pengadaan kedua kapal tersebut karena masih banyak ranjau laut peninggalan perang dunia kedua. “Di samping itu juga karena dinamisnya perkembangan teknologi persenjataan ranjau saat ini,” ujar Yudo dalam keterangan tertulis Dispenal, Rabu (12/10/2022).
Selain acara ship naming, KSAL juga meresmikan peluncuran KRI Pulai Fani, yang dari tayangan di video dan foto diketahui bernomer lambung 731.

Menurut Yudo, kehadiran kapal MCMV diperlukan TNI AL untuk menjaga perairan tetap aman, bebas dari gangguan, dan ancaman senjata bawah air terutama ranjau. “Serta untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau,” ungkap Yudo.
Kedua kapal MCMV ini diklaim mempunyai kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern dibandingkan kapal buru ranjau yang telah dioperasionalkan TNI AL saat ini.
Kedua kapal ini memiliki beberapa keistimewaaan, di antaranya berbahan baja non-magnetik yang sementara ini hanya ada di galangan luar Indonesia. Kemudian memiliki degausing system untuk mengurangi kemagnetan kapal, dan dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Selain itu, kedua kapal penyapu ranjau memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Kedua kapal tersebut didukung dengan peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air serta memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengidentifikasi dan menetralisir ranjau.
Kedua kapal penyapu ranjau ini juga dilengkapi dengan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, serta akan dilengkapi dengan Unmanned Surface Vessel (USV), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.

Sebagai informasi, Pulau Fani adalah salah satu pulau terluar dari 3 buah pulau terluar di Provinsi Papua Barat. Sedangkan Pulau Fanildo berada di Provinsi Papua, merupakan gugusan dari Kepulauan Mapia yang berbatasan dengan Republik Palau. (Gilang Perdana)
@ayam jago
bisa saja crossover asal ada dana, tapi ya lebih irit emang kalau crossover daripada buat kapal baru
Ane malah berharap konsep OPV Crossover seperti River class Brit
Degaussing system, non magnetic steel, low accoustic propellent
OPV, mine Hunter, surveilance & recon, hydrography survey
Tak perlu banyak tipe kapal
Spek senjata pertahanan diri kapal penyapu ranjau apa aja?
Contoh lain yg buatan Jerman timur adalah KRI Pulau Rote, KRI Pulau Raas, KRI Pulau Rimau, KRI Pulau Rangsang dll. Semuanya sll dgn singkatan KPR yg bisa jg mengambil kepanjangan Kapal Penyapu Ranjau ( KPR ).
Penamaannya sedikit beda dg pendahulunya…biasanya sll diakhiri huruf R…sebagai idiom dari kata Ranjau. Spt KRI pulau Rupat, selalu disingkat KPR, contoh lain adalah KRI Pulau Rengat.
sip, cuma tinggal nunggu berita peresmian, sama berita tentang kapal lain, termasuk fregat atau mungkin destroyer