KRI Pulau Rimau 724 (Kondor Class) Berhasil Menetralisir Ranjau di Perairan Kota Makassar

(TNI AL)

Satu hari pasca ledakan bom bunuh diri yang menyasar Gereja Katedral di Makassar, pada hari Senin, 29 Maret 2021, terjadi ledakan di wilayah Perairan Kota Makassar, tepatnya di sekitar Perairan Makassar New Port (MNP). Namun, ledakan di perairan itu bukan berasal dari aksi terorisme, melainkan kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rimau 724 yang termasuk dalam Kondor Class, berhasil menetralisir ranjau sisa Perang Dunia II.

Baca juga: Kondor Class – Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin

Dikutip dari tnial.mil.id (29/3/2021), disebutkan KRI Pulau Rimau 724 termasuk dalam jajaran Kapal perang penyapu ranjau dari Satran Koarmada II. Dikomandani oleh Mayor Laut (P) Dimas Wira Pria Nugraha, unsur KRI Pulau Rimau 724 telah berhasil meledakkan salah satu ranjau sisa perang yang masih ada di sekitar perairan kota Makassar. Sayangnya tidak disebutkan jenis ranjau laut yang berhasil dihancurkan tersebut.

“Kami berangkat mulai dari tempat kami bersandar yaitu di dermaga layang Mako Lantamal VI kemudian menuju wilayah perairan yang akan dinetralisir dari ranjau sisa-sisa perang,” ujar Komandan KRI Pulau Rimau-724. Operasi ini dipimpin langsung oleh Komandan Satran Koarmada II Kolonel Laut (P) Maman Nurachman selaku Dansatgas bersama tim penyelam dari Dislambair.

(TNI AL)

Sekilas tentang KRI Pulau Rimau 724, kapal perang ini dibangun oleh galangan VEB Peenewerft, Wolgast (Jerman Timur) pada dekade 70-an. Selain punya peran sebagai penyapu ranjau, kapal ini juga punya tugas lain, yaitu sebagai armada kapal patroli. Untuk tugas sapu ranjau, kapal ini dilengkapi teknologi deteksi sonar MG-11/Tamir-II.

Untuk menetralisir ranjau yang berhasil di deteksi, dapat menggunakan peralatan Double Oropesa Sweep, yaitu Alat Penyapu Ranjau (APR) mekanik yang dilengkapi dengan gunting ledak (Explosive Cutter) yang berfungsi untuk penyapuan ranjau jangkar. Peralatan ini sangat berguna untuk memutuskan rantai ranjau jangkar, sehingga bola ranjau jangkar yang terkena sapuan APR ini akan mengapung di permukaan air laut. Selanjutnya bola ranjau ini bisa dinetralisasir oleh Tim EOD (Explosive Ordnance Disposal).

Dalam pengoperasiannya APR ini ditunda oleh Kapal Penyapu Ranjau atau Tug Boat Low Magnetic. Kemudian ada Mini Dyad Sweep, yaitu Alat Penyapu Ranjau (APR) yang terdiri dari beberapa batang/pipa magnetik (Orange pipe) yang bisa menghasilkan medan magnet pengaruh yang penggunaannya ditunda oleh Kapal Penyapu Ranjau. Rangkaian Mini Dyad Sweep juga dilengkapi dengan alat pembangkit suara (noise generator) sehingga bisa berfungsi ganda yaitu sebagai APR Akustik dan Magnetik.

Baca juga: Pensiunkan Kondor Class, TNI AL Pilih Frankenthal Class Sebagai Kapal Penyapu Ranjau Terbaru

Dilihat dari strukturnya, Kondor Class II punya dimensi 56,52 x 7,78 x 2,46 meter. Ditenagai oleh dua unit mesin diesel 2 shaft yang menghasilkan tenaga 4.400 bhp. Dengan bobot 479 ton, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dari sisi persenjataan, kapal ini diketahui dilengkapi 2 kanon 2M3 berlaras ganda kaliber 25 mm dan SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. (Gilang Perdana)

9 Comments