KRI Pulau Raas 722 (Kondor Class) Gelar Latihan Anti Kapal Selam dengan Ranjau Laut Puspenerbal
|Terbilang salah satu alutsista berusia tua, debut kapal penyapu ranjau Kondor class buatan Jerman Timur, selama ini lebih dominan dalam melaksanakan tugas patroli. Namun, belum lama ada kabar yang menarik untuk dicermati, salah satu Kondor class, yakni KRI Pulau Raas 722 diwartakan melakukan latihan anti kapal selam, dengan dukungan sonar yang dimilikinya, KRI Pulau Raas 722 dalam simulasi berhasil mendeteksi keberadaan kapal selam lawan.
Baca juga: KRI Pulau Rimau 724 (Kondor Class) Berhasil Menetralisir Ranjau di Perairan Kota Makassar
Dari laman tni.mil.id (24/3/2023), disebutkan kapal selam musuh terdeteksi oleh sonar KRI Pulau Raas 722 yang sedang berpatroli di Perairan Situbondo, selanjutnya Komandan KRI Pulau Raas 722 meminta bantuan kepada Puspenerbal dan mengerahkan pesawat NC 212-200 Aviocar yang bermarkas di Skuadron 600 Wing Udara 2 Puspenerbal, Kamis (23/3).
Pada operasi ini melibatkan beberapa satuan matra laut yang terdiri dari Satkopaska Koarmada II, Satran Koarmada II dan Puspenerbal. Pesawat NC-212 -200 Aviocar U-6215 dengan senyap dan tepat mampu menghancurkan target dengan menjatuhkan satu ranjau laut (dummy) dengan berat sekitar 1 ton melalui udara dan target dapat dihancurkan dengan tepat sasaran.
View this post on Instagram
Kegiatan ini merupakan skenario Latihan Peperangan Ranjau Koarmada II TA. 2023, yang merupakan salah satu upaya agar profesionalisme prajurit tetap terjaga bahkan dapat terus tingkatkan, dan manuver lapangan merupakan aplikasi dari peperangan ranjau sesungguhnya.
Tentang KRI Pulau Raas 722, kapal penyapu ranjau ini dirancang pada awal tahun 70-an sebagai arsenal kekuatan Pakta Warsawa. Peran utamanya tak lain untuk menandingi armada kapal perang NATO, terutama dalam misi anti kapal selam.
Kondor Class dibangun oleh galangan VEB Peenewerft, Wolgast pada tahun 1971. Selain punya peran sebagai penyapu ranjau, kapal ini juga punya tugas lain, yaitu sebagai armada kapal patroli. Untuk tugas sapu ranjau, kapal ini dilengkapi teknologi deteksi sonar MG-11/Tamir-II.
KRI Pulau Raas 722 punya dimensi 56,52 x 7,78 x 2,46 meter. Kapal ini ditenagai oleh dua unit mesin diesel 2 shaft yang menghasilkan tenaga 4.400 bhp. Dengan bobot 479 ton, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dari sisi persenjataan, kapal ini diketahui dilengkapi 2 kanon 2M3 berlaras ganda kaliber 25 mm dan SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm.
Sementara untuk menetralisir ranjau yang berhasil di deteksi, dapat menggunakan peralatan Double Oropesa Sweep, yaitu Alat Penyapu Ranjau (APR) mekanik yang dilengkapi dengan gunting ledak (Explosive Cutter) yang berfungsi untuk penyapuan ranjau jangkar. Peralatan ini sangat berguna untuk memutuskan rantai ranjau jangkar, sehingga bola ranjau jangkar yang terkena sapuan APR ini akan mengapung di permukaan air laut. Selanjutnya bola ranjau ini bisa dinetralisasir oleh Tim EOD (Explosive Ordnance Disposal).
Sementara ranjau laut yang dilepaskan NC-212 Puspenerbal, meski tidak disebutkan tipenya, namun bila dilihat dari desain, bentuk ranjau yang terekam dalam foto mirip dengan RDLP (Ranjau Laut Dalam Pengaruh), dimana ranjau laut jenis ini memang tampil dengan gaya torpedo ringan. RDLP sendiri pernah dikembangkan sebagai prototipe oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) pada tahun 2009.
Baca juga: Hancurkan Kapal Selam Lawan, NC-212 200 Puspenerbal Lepaskan Ranjau Laut “RDLP”
Ranjau ini berbeda konsep dengan gelaran ranjau yang ada di permukaan laut. Disebut ranjau “pengauh”, karena ranjau ini aktivasinya dipicu dari pengaruh akustik dan mekanik. Sedangkan ada kata “dasar laut,” karena ranjau ini statusnya berada (ditempatkan) di dasar lautan. (Gilang Perdana)
apa mungkin kepemilikan ranjau di TNI dirahasiakan ya?, entah tipenya atau jumlahnya dan juga apakah itu produksi lokal atau bukan, kalau memang dirahasiakan sepertinya akan lebih aman