Hancurkan Kapal Selam Lawan, NC-212 200 Puspenerbal Lepaskan Ranjau Laut “RDLP”
|Ada yang menarik dari postingan akun Instagram Puspenerbal, disebutkan pada 30 September 2021 dilakukan penjatuhan ranjau laut dari pesawat udara. Bukan dari pesawat udara yang mempunyai kemampuan anti kapal selam (AKS), melainkan ranjau laut berbentuk silinder besar itu dijatuhkan (air drop) menggunakan parasut dari ramp door pesawat angkut ringan NC-212 200 Aviocar dengan nomer U-6216.
Baca juga: Begini Cara Frankenthal Class Melakukan Identifikasi dan Eliminasi Pada Ranjau Laut
Dari keterangan dalam postigan tersebut, kegiatan di atas merupakan bagian dari skenario latihan Peperangan Ranjau Koarmada II TA. 2021 di Perairan Situbondo. Satu kapal selam musuh berhasil terdeteksi, kemudian pesawat NC 212-200 Aviocar dengan Pilot Lettu Andre dan Copilot Letda Dendy, dengan senyap dan tepat mampu menghancurkan sasaran dengan menjatuhkan satu ranjau laut melalui udara, dimana bobot ranjau disebut mencapai satu ton dan sasaran dapat dihancurkan dengan tepat.
Yang menarik disini sudah barang tentu sosok ranjau laut yang digunakan, meski tidak disebutkan tipenya, namun bila dilihat dari desain, bentuk ranjau yang terekam dalam foto mirip dengan RDLP (Ranjau Laut Dalam Pengaruh), dimana ranjau laut jenis ini memang tampil dengan gaya torpedo ringan. RDLP sendiri pernah dikembangkan sebagai prototipe oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) pada tahun 2009.

Nama RDLP terkesan asing bagi netizen, lantaran ranjau ini berbeda konsep dengan gelaran ranjau yang ada di permukaan laut. Disebut ranjau “pengauh”, karena ranjau ini aktivasinya dipicu dari pengaruh akustik dan mekanik. Sedangkan ada kata “dasar laut,” karena ranjau ini statusnya berada (ditempatkan) di dasar lautan.
Bagaimana cara kerja Ranjau Dasar Laut Pengaruh (RDLP)? Ranjau ini dapat ditempatkan pada area atau target penjebakan, semisal di teluk, selat atau dermaga. RDLP akan ‘tidur atau berbaring’ di dasar laut. Nah, RDLP yang dilengkapi sensor magnetic, sensor seismik, induction coil dan hulu ledak, akan mendeteksi secara otomatis pergerakan target yang melintas di atasnya. Target bisa di setting untuk menghajar kapal selam atau kapal permukaan. Bila saatnya tiba, target telah dikunci oleh sistem TDD (target detection device), maka RDLP akan ‘bangun’ dari tidurnya dan siap melibas target langsung dari dasar laut tanpa disadari kehadirannya oleh lawan.

Dikutip dari situs tnial.mil.id (1/10/2009), RDLP mungkin menjadi ranjau dengan bobot yang paling berat, yakni 1.000 kg, panjang keseluruhan 1,888 meter dan diameter 530 mm.Sementara untuk membawa efek hancur pada sasaran RDLP dilengkapi hulu ledak TNT 700 kg.
Baca juga: Ranjau Dasar Laut Pengaruh, Jebakan Penghantar Maut Bergaya Torpedo
Dengan desain laksana torpedo, RDLP dirancang untuk bisa dilepaskan dari kapal selam, namun bisa juga dilepaskan dari kapal permukaan dan pesawat udara. Detonatornya akan terpicu pada tekanan air sebesar kira-kira 0,2 atmosfir. Ranjau ini dipasang di dasar laut sedalam 30 hingga 60 meter. (Bayu Pamungkas)
Berarti NC 212 MPA TNI AL sudah terintegrasi dan bisa berbagi data dengan kapal perang permukaan TNI AL sehingga unsur permukaan Bertugas sebagai pendeteksi kapal selam sedangkan NC 212 MPA sebagai Eksekutor
Yang digunakan dalam latihan itu bukan NC-212 varian MPA
@star..sy kira integrasi ini hanya dalam tingkat koordinasi saja..jd kapal menginformasikan lokasi kasel yg terdeteksi kmudian diperkirakan area pergerakannya..pesud akan membawa dan melepaskan rdlp sesuai dgn titik koordinat yg sdh dihitung utk menjebak kasel. Krn rdlp ini sifat otonomus jd tinggal dipasang saja sesuai koordinat yg ditentukan
Kita harus mempercepat pengadaan PESAWAT ASW dr basis cn235 mpe c295. Kayak 235nya Turkey Navy Semoga pak Bowo beliin.
Maaf saya lupa min NC 212 yang menjatuhkan ranjau itu Noreg U-6216 yang berarti versi Utility yang menggunakan Awalan U 6xx sedangkan untuk versi Patroli maritim atau MPA menggunakan Awalan P 8xx yang berarti Patroli dan oh iya katanya CN 235 MPA ke 6 pesanan TNI AL ada Peralatan atau Sensor baru yang berbeda dengan 5 CN 235 MPA yang lebih dulu sudah dioperasikan oleh TNI AL, ada yang tahu itu peralatan apa ? Apakah Sensor MAD ?
Ini ranjau buatan Spanyol ya min 🤔
ranjau ini ada IFF nya gak ya?
berarti N219 bisa juga dipakai untuk hal seperti ini, secara payload lebih besar. mantab
Bismillah diperbanyak lagi produksi NC 212 MPA dengan mengusung toorpedo maupun rudal air to air.
Ranjau ini dipasang di dasar laut sedalam 30 hingga 60 meter.?…ini ranjau sptny utk mnghajar kasel yg akan melakukan misi penyusupan pasukan khusus ke pantai. Utk kasel nuklir apa bisa menyelam di kedalaman 30-60m?? kaya nya ngga, Resikonya cukup tinggi, mrk butuh kedalaman yg lbh dr itu,..jadi msh aman dr jebakan ranjau itu. Mungkin kasel nuklir spt Rubis class bisa mnyusup lbh dekat k pantai krn ukuran kasel cukup mungil, ini yg jd sasaran ranjau ini. Indonesia butu bnyk ranjau macam ini, krn pesisir pantainya yg sngt luas.