Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korvet Victory Class Singapura, Terbilang Canggih Tapi Siap Dipensiunkan Bertahap

Korvet Victory Class memang tak muda lagi usianya, namun kapal perang kepunyaan Angkatan Laut Singapura (RSN) ini tergolong kombatan yang padat sistem senjata. Bahkan jika diadu tanding dengan kesenjataan di frigat pun, Victory Class yang memperkuat RSN sejak 1988 ini tak akan lantas minder. Victory Class dengan bobot 595 ton tampil padat persenjataan untuk meladeni peperangan atas permukaan, bawah permukaan dan anti serangan udara.

Baca juga: [Polling] Formidable Class RSN – Lawan Tanding Terberat Korvet SIGMA Class TNI AL

AL Singapura mengoperasikan 6 unit Victory Class – RSS Victory, RSS Valour, RSS Vigilance, RSS Valiant, RSS Vigour dan RSS Vengeance. Meski tergolong masih sangat memadai dalam aspek persenjataan dan perangkat pendukungnya. Kementerian Pertahanan Singapura sejak 2018 sudah pasang kuda-kuda untuk mengganti Victory Class. Sebagai penggantinya Kemhan Singapura membuka tender proyek Multi-role Combat Vessel (MRCV) yang diharapkan kapal pengganti Victory Class akan diterima pada tahun 2025 dan pengiriman terakhir pada tahun 2030.

Meski digadang untuk menggantikan korvet Victory Class, MRCV rupanya punya spesifikasi di atas itu (frigat). AL Singapura menyaratkan MRCV nantinya dapat membawa dan meluncurkan kapal patroli tanpa awak (drone/unmanned surface vehicles – USV) kelas 16 meter. Paling tidak keinginan tersebut telah diungkapkan Singapura saat ajang IMDEX 2019 di Changi, 14 – 16  Mei lalu.

Selama ini Singapura berhasil mempraktekkan penggelaran USV dari kapal perang, seperti pada RSS Resolution (Endurance Class), dimana kapal angkut amfibi ini dapat difungsikan sebagai mothership dari USV Protector kelas 9 meter. Penggunaan USV Protector yang dipersenjatai senapan mesin dipandang cukup sukses selama Operasi Militer Singapura saat melawan aksi peromapakan di Teluk Aden.

Kembali korvet Victory Class, kapal perang tanpa fasilitas helipad ini sejak awal sudah menjadi rumah bagi drone intai ScanEagle, dan drone ini tak pelak menjadi kepanjangan mata yang efektif tanpa harus melakukan pengintaian langsung dengan menggunakan helikopter.

Seberapa canggih Victory Class? Senjata utama pada haluan adalah meriam reaksi cepat OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun. Sementara untuk melawan serangan udara, kapal perang ini punya peluncur VLS (Vertical Launching System) 2×8 cell rudal Rafael Barak. Jika sasaran yang dihadapi kapal perang yang ada di balik cakrawala, maka yang diandalkan adalah 4 rudal anti kapal Harpoon. Khusus melawan kapal selam, juga tersedia torpedo A244S Mod1 yang diluncurkan dari 2 peluncur triple tube. Lain dari itu, sudah tersedia empat dudukan untuk senapa mesin berat kaliber 12,7 mm.

Sementara bekal perangkat elektronik di Victory Class terbilang canggih di kelasnya, untuk radar intai udara dan permukaan mengadopsi Saab Giraffe AMB, radar navigasi Kelvin Hughes 1007, sistem pengendali tembakan MSIS optronic director dari Elbit, dan sonar Thomson Sintra TSM 2064 VDS. Dalam skenario Menghadapi peperangan elekronik, disokong ESM dari Elisra SEWS, Israel. Pun masih ada jammer RAN 1011 buatan Rafael.

Dapur pacu Victory Class disokong mesin 4× Maybach MTU 16 V 538 TB93 high speed diesels coupled to 4× shafts. Dari mesin tersebut dapat dicapai kecepatan maksimum 37 knots dan kecepatan jelajah 18 knots. Dalam kondisi bahan bakar penuh, korvet ini dapat berlayar sampai 7.400 km pada kecepatan jelajah.

Baca juga: [Polling] Fearless Class RSN – Lawan Tanding Terberat KCR60 Class TNI AL

Dirunut dari silsilahnya, Victory Class mengambil rancangan awal dari desain MGB62 yang dirilis Lurssen, Jerman. Dan sesuai kesepatakan diantara kedua negara, kapal pertama – RSS Victory dibangun di Jerman, sementara kapal kedua sampai keenam dibangun oleh Singapore Technologies (ST) Marine. Korvet dengan 43 awak ini punya panjang 62 meter dan lebar 8,5 meter. (Gilang Perdana)

10 Comments