[Polling] Formidable Class RSN: Lawan Tanding Terberat Korvet SIGMA Class TNI AL
|![Formidable Class](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/singapore-stealth-frigate.jpg?w=500)
Adalah sesuatu yang lumrah bila setiap angkatan laut di dunia punya flagship. Dalam terminologinya, flagship dapat dianggap sebagai kapal utama, atau kapal yang paling diandalkan, maju dari segi teknologi serta paling mumpuni dalam hal alutsista. Dimasa lalu, sosok flagship juga diasosiasikan sebagai kapal perang dengan bobot paling besar. Ambil contoh di tahun 50-an TNI AL punya flagship berupa destroyer KRI Gadjah Mada, kemudian berlanjut di tahun 60-an hadir kapal penjelajah legendaris KRI Irian.
Baca juga: Jose Rizal Class – Frigat Multirole Semi Stealth Kebanggaan AL Filipina
Seiring dinamika dan perkembangan jaman, tiap dekade umumnya TNI AL punya flagship. Merujuk ke sejarah, di era-70an flagship TNI AL adalah destroyer escort kelas Samadikun (Claud Jones class) buatan AS. Bergeser ke era-80n dan 90-an, TNI AL mengandalkan frigat Van Speik class dan frigat Fatahillah class, keduanya merupakan buatan Belanda. Bagaimana dengan era tahun 2000-an? Jawabannya justru bukan di kelas frigat, flagship TNI AL kini berupa korvet, yakni SIGMA class (kelas Diponegoro) buatan Belanda. Merujuk pada kelengkapan senjata, pada saat ini kian rancu untuk membedakan antara frigat dan korvet. Meski frigat didaulat punya ‘sesuatu’ yang lebih ketimbang korvet. Korvet dalam definisi awalnya adalah kapal perang yang punya bobot dibawah frigat, tapi lebih besar dibanding kapal patroli pantai, mampu melakukan operasi sergap dan beroperasi secara mandiri di wilayah samudera.
Dalam peperangan dan politik di kawasan, flagship jelas punya peran strategis, singkat kata keberadaan kapal ini mampu menciptakan daya tawar dan efek deterensi. Seandainya pun terjadi konflik di lautan, flagship seperti SIGMA class jelas akan mengambil peran yang menentukan, tentunya bersama frigat Van Speijk dan Fatahillah class yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta TNI AL.
![SIGMA Class TNI AL](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/sigma-15.jpg?w=500)
![Van Speijk Class, sebenarnya inilah jenis kapal perang yang murni masuk segmen frigat bagi TNI AL](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/110706-n-ds193-007.jpg?w=500)
Dalam kaca mata dugaan konflik di masa mendatang, banyak pengamat yang meyakini bahwa lawan potensial yang mungkin muncul justru berasal dari negara tetangga. Tentu ini bukan pernyataan tanpa alasan, bibit-bibit konflik sudah ditabur sejak lama. Contohnya sudah di depan mata, seperti perebutan klaim beberapa negara di Laut Cina Selatan. Dalam konteks yang melibatkan Indonesia, konflik wilayah dengan Malaysia di blok Ambalat, hingga psy war dengan AL Australia bisa menjadi bahan yang menarik untuk ditelaah lebih lanjut.
Polling Indomiliter
Merujuk ke tulisan sebelumnya, bahwa potensi konflik justru lebih besar muncul dari negara tetangga. Maka perlu dipantau, sista apa saja yang dimiliki oleh negara tetangga, dalam konteks flagship, kekuatan tempur armada AL Malaysia, AL Singapura, dan AL Australia mutlak harus diketahui, flagship apa yang mereka miliki, bukan tak mungkin suatu saat yang namanya kawan bisa menjadi lawan. Berangkat dari kondisi saat ini, dimana SIGMA class menjadi ujung tombak kekuatan armada TNI AL, maka Indomiliter.com sejak 19 Desember 2013 hingga 18 Januari 2014 menggelar polling dengan pertanyaan “SIGMA Class kini menjadi kapal perang tercanggih TNI AL. Menurut Anda siapakah lawan terberatnya?”. Secara mengejutkan polling berhasil melibatkan 1.144 responden dengan pola one IP one vote.
Dalam polling ini SIGMA class kami sandingkan dengan Formidable Class dari Singapura, ANZAC Class dari Australia, dan Lekiu Class dari Malaysia. Kami menyadari, bahwa sebenarnya kurang ideal untuk membandingkan SIGMA Class dengan ketiga kapal perang yang disebut barusan. Pasalnya kapal perang andalan Malaysia, Singapura, dan Australia, masuk dalam kelas frigat yang diatas kertas punya kelengkapan senjata lebih maju dan dahsyat ketimbang SIGMA Class TNI AL.
Tapi toh, dalam jalannya pertempuran bukan berarti korvet bakal inferior dibanding frigat. Mengingat korvet kini punya bekal sensor dan alutsista yang sederajat dengan frigat, plus ditambah jiwa korsa yang tinggi dari prajurit TNI AL, maka bukan tak mungkin dengan kecermatan strategi, kita akan lebih unggul. Posisi tawar kekuatan armada TNI AL dipercaya akan meningkat saat pesanan PKR (Perusak Kawal Rudal) 10514 tiba.
Formidable Class RSN (Singapura)
Dari sisi teknologi, Formidable Class adalah frigat tercanggih yang ada di kawasan Asia Tenggara. Formidable Class terdiri dari enam unit dengan kemampuan multirole dan stealth. Frigat buatan Perancis ini punya bobot 3.200 ton. Dari desainnya yang minimalis, sejatinya kelengkapan senjatanya tergolong menakutkan, sebut saja rudal anti kapal RGM-84C Harpoon, rudal (SAM) MBDA Aster 15/30 yang diluncurkan secara VLS (vertical launch system). Sista anti kapal selamnya torpedo EuroTorp A244/S Mod 3 dengan peluncur 2× B515 triple tube. Kanon reaksi cepatnya OTO Melara 76mm, tapi yang digunakan adalah Super Rapid Gun dengan kubah stealth. Frigat ini pun dibekali heli tempur AKS (anti kapal selam) SH-60B Seahawk.
![Heli Sea Hawk menjadi kekuatan terpadu dari Formidable Class](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/47471c530105dhu0.jpg?w=500)
![Rudal Aster sedang meluncur dari RSS Supreme, salah satu dari Formidable Class Singapura.](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/rss-supreme-firing-an-aster-surface-to-air-missile-off-the-coast-of-hawaii-during-exercise-rimpac-2010.jpg?w=500)
Formidable Class dipercaya oleh sebagian besar responden sebagai lawan terberat SIGMA Class TNI AL. Dari total 1.144 responden, 672 responden (58,74%) telah memilih frigat yang mampu melaju maksimum 27 knots ini.
ANZAC Class RAN (Australia)
Sebanyak 350 responden (30,59%) memilih ANZAC Class sebagai penantang terberat untuk SIGMA Class TNI AL. ANZAC masuk dalam golongan frigat yang punya bobot 3.600 ton. Populasi kapal perang ini ada 10 unit, 8 unit digunakan oleh AL Australia, dan 2 unit digunakan oleh Selandia Baru. Soal kelengkapan senjata, ANZAC Class memang bukan tandingan SIGMA TNI AL, sebut saja ada bekal CIWS Phalanx, rudal Sea Sparrow, rudal anti kapal Harpoon, dan torpedo MK46. Seperti halnya Formidable Class, ANZAC Class juga membawa heli AKS S-70B-2 Seahawk.
![HMAS Ballarat, salah satu dari ANZAC Class Australia](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/hms-ballarat.jpg?w=500)
![Sea Sparrow meluncur dari HMAS Perth, salah satu dari ANZAC Class](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/hmas-perth_evolved-sea-sparrow-missile_rimpac-2012.jpg)
Baca juga: KD Lekiu 30 – Flagship Kapal Perang Malaysia dalam Misi Evakuasi Air Asia QZ8501
Lekiu Class TLDM (Malaysia)
Spesifikasi Lekiu Class memang tidak sesangar Formidable dan ANZAC, tapi frigat buatan Inggris dengan bobot 2.270 ton ini tergolong canggih. Sebagai elemen anti serangan udara, dibekali rudal Sea Wolf, untuk rudal anti kapalnya adalah MM40 Exocet blok II, dan torpedo A244S, tipe torpedo yang juga digunakan pada SIGMA Class. Yang menarik justru frigat ini mengadopsi kanon multi purpose Bofors 57mm. Jenis kanon ini cukup familiar digunakan oleh TNI AL dalam melengkapi FPB-57. Dalam misi AKS, frigat ini membawa heli Super Lynx 300, lengkap dengan hangar. Lekiu Class dipilih 122 responden (10,66%) sebagai lawan tanding untuk SIGMA Class TNI AL. (Indomiliter)
![Lekiu Class, Malaysia memiliki 2 unit frigat jenis ini.](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/lekiu-class.jpg?w=500)
![Rudal Sea Wolf meluncur dari Leiku Class](http://indomiliter.files.wordpress.com/2014/01/nakhoda_5.jpg)
Saya rasa kapal perang jenis Sigma masih kurang mumpuni dibanding negara tetangga
Mau beli destroyer? Kayaknya terlalu maksa, 1 destroyer baru harganya lebih dari USD 2 bn, duit segitu cukup buat beli 3-4 fregat baru, contoh saja australia, mereka keteteran soalan pendanaan lha wong 3 destroyer hobart class saja harganya 8 miliar dolar! Tentu jika kita alihkan ke yang lain seperti sukhoi SU-35 bisa dapat 3-5 skuadron,yg nilai detterentnya jauh lebih tinggi dari destroyer tersebut…
VAN SPEIJK IBARAT ARTIS : ROY MARTEN, KEREN TAPI WIS KEKONG2.. dah uzur!
Yang penting kan deteren nya
saya setuju istilah “the man behind the gun” memang faktor yg juga sangat menentukan dlm combat mission or battle warship.. Namun tetap faktor kapal yg canggih, teknologi canggih, senjata canggih, dll..adalah faktor yg paling menentukan untuk memenangkan peperangan..disamping tentunnya keberanian dan strategi yg mendukung juga. namun saya prihatin dan heran dengan pola pikir para pemimpin militer di negara ini..kita sbg negara maritim dan kepulauan seharusnya membangun atau setidaknya (yg pasti membeli dr negara lain / ngutang) memiliki Submarines alias kapal selam yg harus canggih (tidak harus punya nuklir). krn negara kita ini dikelilingi lautan dan diapit para predator (negara2 tetangga) yg mana betul apa yg teman2 katakan ‘teman bisa jadi lawan’ (well who knows). kapal selam canggih adalah alat pertahanan dan kekuatan yg mutlak bagi sebuah negara maritim. bukannya malah bikin jembatan antar pulau hadeeuh, tapi bikin kapal atau helikopter. bytheway saya sendiri penasaran apa jadinya bila negara kita dengan kekuatan TNI AL dan TNI AU kita saat ini di invasi atau diserang oleh negara lain dari laut dan udara (krn kalau dari darat jelas akan sangat susah) 🙂 mhn maaf apabila ada kata dan pandangan saya yg tidak se ide dengan teman2. salam solid dan jaya terus militer indonesia!!!
cukup menarik ulasan dan bahasan nya,, maaf tp istilahnya yg benar kl tidak salah “the man behind the gun” alias orang yg berada dibalik ‘senjatanya’ (skill prajurit yg memegang kendali)
lebih baik indo beli destroyer yang notabene lebih garang,
ya meskipun van speijk masih garang tapi usia gak bisa bohong juga kan??
setuju
Bukannya sistem radar , tempur. dan kendali berikut engine van speijk yg ada yakont sdh di upgrade?sistem OTH bisa pakai UAV juga, dan rasa2nya sdh ada temuan cat penyerap radar 99% temuan dosen ITS. Shg meski jadoel ini fregat stealth. Jadi saya pegang van speijk
kalo OTH pake UAV brrti kapal2 kombatan sekarang gk usah pake heli pad 🙂
btw payload OTH radar itu gede lho. apa kita harus bikin UAV VTOL ?
yg saya heran, kita terlalu maksain diri jejalin barang baru plus bagus ke fregat tua ini. … ini seperti kita taruh telur ke dalam keranjang tua. kliatannya aman tapi lapuknya gk terlihat. nilai telur itu sendiri hampir sama mahalnya sama nilai keranjang ini. keranjang itu bisa rusak tanpa disentuh, kita 2x rugi keranjang sama telur. masih untung telur gk pecah bisa kita taruh dikeranjang lain.
parahnya, klo kapal tenggelam karena ketuaan (bukan ketembak lho), hilang semua tuh duit yang abis buat retrofit kiri kanan. 😀
^^ itu fakta, bahkan di dermaga-pun ada aja yg tenggelam :lho :v
maap to indomiliter..itu koment odie 10.36-10.40.10.27 tdk sengaza terkirim..
Sedikit nambahin, kalau merujuk ke arti harfiah dari Flagship, yang artinya kapal bendera, alias kapal yang diandalkan. Maka kapal itulah yang paling getol dipamerkan. Menurut pendapat saya, lepas dari soal rudal dan tetek bengeknya, maka flagship ya si Sigma. Buktinya, kapal ini yang bolak balik dipake untuk unjuk partisipasi di Lebanon. Juga beberapa kali pelayaran muhibah, yang jalan selalu Sigma. Mungkin buat TNI AL pun Sigma jelas bikin bangga, karena ini kapal beli baru bro.. beda sama Van Speijk yg beli bekas plus teknologi jadoel..hehehe