Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korea Selatan Tawarkan Kapal Selam KSS-III Dosan Ahn Changho Class ke Australia, Siap Kirim dalam 7 Tahun!

Setelah meraih sukses dalam tender Protected Mobile Fires (Program LAND 8116 Phase 3), dimana Hawnha Defence meraih kontrak US$1 Miliar untuk memasok 30 Unit AS9 Huntsman Self Tracked Propelled Howitzer (SPH) dan 15 Unit AS10 Armored Amunition Resupply Vehicle (AARV), dan kini tenga berkompetisi dalam tender IFV (Infantry Fighting Vehicle) Redback beroda rantai. Ada kabar bahwa Korea Selatan saat ini tengah merayu Australia untuk membeli kapal selan konvensional, yakni sebagai pengisi gap (celah) saat kapal selam Collins Class pensiun.

Baca juga: Hanwha Defense Australia Raih Kontrak US$1 Miliar, Pasok 30 Unit AS9 Huntsman SPH dan 15 Unit AS10 AARV

Seperti diketahui, Australia bersamaan dengan pembentukan aliansi pertahanan AUKUS telah memprokamirkan untuk mengakuisisi delapan unit kapal selam nuklir. Namun, yang jadi tantangan adalah butuh waku lama untuk mewujudkan atau mendatangkan kapal selam nuklir, bahkan sampai saat ini Australia belum memutuskan platform desain kapal selam yang dimaksud. Dengan kondisi yang ada, AL Australia paling cepat baru menerima kapal selam nuklir pada tahun 2040, sedangkan kapal selam Collins Class masa tugasnya akan berakhir pada tahun 2030-an.

Dikutip dari breakingdefense.com (25/7/2022), disebutkan Korea Selatan menawarkan kapal selam baru untuk Australia dengan waktu pengiriman 7 tahun setelah kontak ditandatangani. Tawaran tersebut diungkapkan Duta Besar Korea Selatan untuk Australia, Jeong-sik Kang, dan beberapa pejabat senior pertahanan Korea dalam sebuah jamuan makan malam.

Dihadapan 20 pejabat pertahanan Australia, seorang pejabat pertahanan sipil Korea Selatan memperlihatkan dua model kapal selam KSS-III, yang disebut sebagai kapal selam serang konvensional terbesar dan paling tenang di dunia yang dibekali teknologi Air Independent Propulsion (AIP). Kapal selam ini juga dilengkapi rudal balistik – SLBM (submarine-launched ballistic missile).

Dalam presentasi, KSS-III dengan bobot 3.700 ton digambarkan dalam ilustrasi grafis yang menarik, yakni jarak jelajah kapal selam dari pangkalan angkatan laut Australia HMAS Stirling yang berlokasi 50 km di selatan Perth.

Pihak Korea Selatan juga mengatakan bahwa kapal selam menawarkan kompartemen yang nyaman untuk meningkatkan moral dan efektivitas awak. KSS-III disebut juga sebagai Dosan Ahn Changho Class yang diproduksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam ini punya panjang 83,5 meter, lebar 9,6 meter.

Fitur dari kapal selam modern ini yaitu dengan hadirnya teknologi pengurangan kebisingan. Kandungan lokal menjadi prioritas dalam pembangunan kapal selam ini, seperti LIG Nex1 yang memasok suite sonar aktif dan pasif, bow cylindrical, intercept, ranging, dan towed arrays. Sedangkan Integrated Combat Management System (ICMS) dipasok oleh Hanwha Systems (ICMS). Sementara beberapa komponen masih dipasok dari vendor luar negeri, seperti periskop serang tiang optronik dari Safran, kemudian radar electronic support measurement (RESM) system dari Indra Pegaso.

KSS-III punya bobot 3.358 ton saat muncul di permukaan dan 3.705 ton saat tenggelam. Kapal selam ini memiliki kecepatan maksimum sekitar 20 knot, daya jelajah 10.000 nautical mile (18.520 km) dan dapat menampung 50 awak.

Baca juga: Korea Selatan dan AS Sepakat Kembangkan Reaktor Nuklir Modular Kecil. Sinyal untuk Bangun Kapal Selam Nuklir?

Meski tawaran yang menarik, namun belum tentu Australia mudah untuk mencerna tawaran dari Korea Selatan. Pasalnya ustralia harus memutuskan tentang adanya kesenjangan kemampuan, berapa lama dan apakah, yang paling penting, Australia mampu membangun dan mendukung galangan kapal selam nuklir pada saat yang bersamaan dengan pengopersian kapal selam tawaran Korea Selatan ini. (Gilang Perdana)

10 Comments