Kazakhstan Mulai Produksi Ranpur Beroda Ban Barys 6×6

Kazakhstan, negera di Asia Tengah ini boleh dikata jarang terdengar inovasi alutsistanya, malahah kabar yang terdengar baru-baru ini, Kazakhstan jadi negara sebelum Indonesia (di Asia) yang resmi mengorder pesawat angkut Airbus A400M Atlas. Namun, belum lama ini ada kabar, bahwa Kazakhstan bukan saja telah meluncurkan, melainkan sudah mulai memproduksi ranpur lapis baja Barys yang berpenggerak 6×6.

Baca juga: Geser Indonesia, Kazakhstan Jadi Negara Kesembilan Pengguna Airbus A400M Atlas

Barys 6×6 diproduksi oleh Kazakhstan Paramount Engineering. Aibek Borisov, selaku Chairman of the Supervisory Board of Kazakhstan Paramount Engineering menyebut, bila perusahaannya telah menguasai siklus penuh produksi kendaraan lapis baja ini. Meski begitu, Ia tidak menjelaskan apa pun tentang rencana pengiriman kendaraan lapis baja ke tentara Kazakh, tetapi ada penjelasan bahwa militer Azerbaijan menunjukkan minat pada ranpur lapis baja ini.

Barys 6X6 masuk dala kategori Infantry Fighting Vehicle, ranpur ini merupakan versi “muda” dari Barys 8X8. Rancangan Barys 6×6 mengacu pada varian dari pengangkut personel lapis baja Mbombe buatan Afrika Selatan yang dilengkapi perlindungan ranjau darat yang ditingkatkan, terutama dapat menahan efek ledakan 10 kg bahan peledak TNT, improvised explosive devices (IED) dan side blasts. Secara umum, level proteksi Barys 6×6 mengusung Level 4B STANAG 4569.

Barys 6×6 dapat dikonfigurasi untuk pemasangan berbagai jenis persenjataan, mulai dari kanon kaliber besar, peluncur granat otomatis, mortir 120 mm, sampai kanon dengan pengendali remote /RCWS.

Baca juga: Militer Korea Selatan Pilih HR Sherpa 6×6, Robot Tempur Multiguna Produksi Dalam Negeri

Diawaki 3 personel, Barys 6×6 dapat membawa 8 pasukan infanteri. Bobot ranpur ini mencapai 22,5 ton. Meski tidak dijelaskan tipenya, dapur pacunya disebut mencomot mesin diesel dengan tenaga 500 hp. Kecepatan maksimum laju ranpur beroda ban ini 110 km per jam dan dapat beroperasi sejauh 1.000 km. (Bayu Pamungkas)

4 Comments