Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kapasitas Produksi 6 Unit Setahun, Inilah Penyebab Rendahnya Produksi Sukhoi Su-57 Felon

Di antara tiga negara yang kini memproduksi dan mengoperasikan jet tempur stealth, mungkin Rusia ada di urutan ketiga. Dalam hal kesiapan tempur, Angkatan Udara Rusia saat ini baru mengoperasikan 10 unit Sukhoi Su-57 Felon. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat telah mengoperasikan ratusan unit F-22 Raptor dan F-35 Lightning II. Begitu juga dengan Cina yang kini mengoperasikan 200-an unit jet tempur stealth Chengdu J-20 Mighty Dragon.

Baca juga: Vympel RVV-MD2 – Rudal Udara ke Udara Jarak Dekat dengan Kontrol Inersia untuk Sukhoi Su-57 Felon

Minimnya jumlah pesawat tempur stealth Rusia tentu dipengaruhi beragam faktor. Di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina, Rusia mendapati tidak mampu meningkatkan produksi pesawat tempur generasi kelimanya, Su-57. Dikutip dari bulgarianmilitary.com, Vladimir Artyakov, first deputy general director of Rostec, dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Izvestia, menyebut ada rencana untuk memiliki total 22 unit Su-57 yang diproduksi secara serial pada tahun 2024.

Saat ini, Rusia hanya memiliki 10 unit Su-57 yang diproduksi secara serial. Untuk mencapai proyeksi 22 unit, maka United Aircraft Corporation (UAC) harus memproduksi 12 unit tambahan dalam 24 bulan ke depan. Ini sama dengan memproduksi enam pesawat tempur Su-57 per tahun – tingkat produksi yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan produksi tahunan Lockheed Martin yang hampir mencapai 50 unit F-35, atau produksi tahunan 120 unit J-20 oleh Chengdu Aerospace Corporation.

Namun, di tengah tantangan produksi Su-57, Artyakov mengindikasikan bahwa Su-57 sedang menjalani uji terbang dengan mesin Izdelie 30. Mesin khusus ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Su-57 secara signifikan, memperkuat statusnya sebagai pesawat tempur generasi kelima.

Izdelie 30 adalah mesin turbofan berperforma tinggi yang dikembangkan oleh United Engine Corporation (UEC) dan diproduksi NPO Saturn. Izdelie 30 dirancang untuk menggerakkan jet tempur Sukhoi Su-57 dan mampu menghasilkan daya dorong hingga 32.000 pon. Mesin ini menampilkan teknologi canggih seperti 3D printing, ceramic matrix composites dan digital engine control systems. Nozel vektor dorong pada mesin ini memungkinkan peningkatan kemampuan manuver dan kemampuan siluman.

Mesin Izdelie 30 juga memiliki tingkat keandalan dan perawatan yang tinggi, dengan desain modular yang memudahkan penggantian suku cadang. Secara keseluruhan, mesin Izdelie 30 adalah teknologi mutakhir yang memberi Su-57 kinerja dan kemampuan luar biasa.

Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa produksi serial Su-57 begitu rendah?

Pertama, salah satu alasan utama mengapa Rusia tidak dapat memproduksi produksi serial Su-57 dalam jumlah besar per tahun adalah karena kurangnya dana. Pengembangan Su-57 telah menjadi proyek yang mahal bagi Rusia, dan situasi ekonomimembuat Rusia sulit untuk mengalokasikan dana yang diperlukan untuk memproduksi pesawat dalam jumlah besar.

Kedua, Su-57 adalah pesawat kompleks yang membutuhkan teknologi canggih dan tenaga kerja terampil untuk membuatnya. Rusia menghadapi tantangan dalam memperoleh teknologi dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi pesawat dengan kecepatan tinggi.

Ketiga, Su-57 menghadapi masalah teknis selama pengembangannya, yang menunda proses produksi. Ini termasuk masalah dengan mesin pesawat, avionik, dan sistem senjata. Akibatnya, Rusia harus menghabiskan waktu dan sumber daya tambahan untuk mengatasi masalah ini sebelum melanjutkan produksi.

Baca juga: Sukhoi Su-57 Felon Tampil dengan Nosel Datar, Kadar Stealth Terdongkrak

Keempat, Su-57 menghadapi persaingan dari jet tempur canggih lainnya di pasar global, yang menyulitkan Rusia untuk mengamankan pesanan ekspor. Tanpa pasar ekspor yang kuat, Rusia mungkin tidak memiliki sumber keuangan untuk memproduksi Su-57 dalam jumlah besar. (Gilang Perdana)

4 Comments