Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kapal Induk USS Gerald R. Ford Jalani Uji Efek Ledakan Setara Gempa 3,9 Skala Richter

Pengujian yang satu ini rasanya tidak sembarang bisa dilakukan oleh setiap negara kala mempersiapkan kehadiran kapal perang barunya. Persisnya uji yang dimaksud adalah shock trial, alias pengujian untuk mengukur imbas akibat efek ledakan pada struktur kapal. Pada 18 Juni 2021, kapal induk nuklir USS Gerald R. Ford (CVN-78) telah merampungkan sesi pertama Full Ship Shock Trials yang dilakukan 100 mil dari Lapas Pantai Florida.

Baca juga: Kapal Induk Nuklir USS Theodore Roosevelt Lintasi ALKI II, Ini Alur Lintasannya

Dikutip dari news.usni.org, disebutkan AL AS melakukan uji coba peledakan dengan ribuan pon bahan peledak untuk mensimulasikan bagaimana kapal akan tampil dalam kondisi pertempuran. Disambungkan dengan sensor untuk mengukur efek guncangan, USS Gerald R. Ford (CVN-78) terkena efek ledakan yang setara dengan gempa berkekuatan 3,9 Skala Richter.

“Kapal induk USS Gerald R. Ford pertama di kelasnya yang dirancang menggunakan metode pemodelan komputer canggih, pengujian, dan analisis untuk memastikan kapal dapat menahan kondisi pertempuran, dan uji coba kejut ini menyediakan data yang digunakan dalam memvalidasi ketahanan kapal dari efek ledakan,” ujar juru bicara AL dalam siaran pers.

Ditambahkan, Angkatan Laut AS telah melakukan kegiatan FSST (Full Ship Shock Trials) selama beberapa dekade, terakhir FSST dilakukan pada kapal perang Littoral USS Jackson (LCS-6) dan USS Milwaukee (LCS-5) pada tahun 2016; kemudian pada kapal serbu amfibi USS San Antonio dan USS Mesa Verde (LPD-19) pada tahun 2008, kapal induk helikopter USS Wasp (LHD 1) pada tahun 1990, dan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Mobile Bay (CG-53) pada tahun 1987. Kapal induk terakhir yang melaksanakan FSST adalah USS Theodore Roosevelt (CVN-71) pada tahun 1987.

Komandan USS Gerald R. Ford, Kapten Paul Lanzilotta mengatakan bahwa seluruh kru telah mempersiapkan uji coba efek ledakan tersebut. “Iini pekerjaan yang cukup berat ketika Anda mengoperasikan kapal dengan 5.000 ruang di dalamnya, jadi kami harus menyiapkan semua perlengkapan,” katanya. Tidak itu saja, para kru juga harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, terasuk prosedur penanganan dan pengendalian kerusakan. “Intinya harus dipastikan kami memiliki kapal dalam kondisi yang siap dioperasikan setiap saat dalam kondisi apa pun,” ujar Lanzilotta.

Kapal induk USS Gerald R. Ford dijadwalkan untuk menerima uji efek peledakan secara terpisah, namun kabarnya uji coba FSST akan dibatasi sampai dua kali saja. Kabarnya, setelah uji coba efek ledakan ini, USS Gerald R. Ford akan menjalani fase inspeksi dan perbaikan selama enam bulan.

USS Gerald R. Ford dengan bobot 100.000 ton, nantinya akan menggantikan kapal induk kelas Nimitz yang masih beroperasi sejak digunakan pada 1970-an. Nama USS Gerald R. Ford kapal induk diambil dari Presiden AS ke-38. Dengan teknologi baru, USS Gerald R. Ford bisa melayani 160 sortie sehari dan bisa ditingkatkan hingga maksimal 270 sortie sehari.

Baca juga: Perancis Rilis Info Lanjutan Tentang “PANG,” Kapal Induk Nuklir Masa Depan

Pada Maret 2020, USS Gerald R. Ford mencapai pelayanan 1.000 kali pendaratan pesawat sayap tetap (fixed wing) menggunakan Advanced Arresting Gear (AAG). USS Gerald R. Ford juga memiliki pembangkit nuklir jenis baru, ketapel elektromagnetik dan bisa mengangkut 75 pesawat, serta masa pakai hingga 50 tahun. (Gilang Perdana)

14 Comments