K745 Blue Shark, Inilah Torpedo pada Helikopter AW159 Wildcat AL Filipina
|Menyambung berita sebelumnya tentang kedatangan dua helikopter anti kapal selam AL Filipina, AW154 Wildcat. Disebutkan bahwa paket pengadaan helikopter canggih tersebut sudah mencakup torpedo untuk melibas kapal selam. Yang unik, pilihan adopsi torpedo untuk Wildcat Filipina adalah K745 Blue Shark buatan LIGNex1, Korea Selatan. Padahal Leonardo sebagai manufaktur Wildcat juga punya produk torpedo ringan yang lebih kondang, yaitu A244S Mod 3, jenis torpedo yang diakuisisi TNI AL untuk helikopter AKS AS556 MBe Panther.
Baca juga: AL Filipina Terima AW159 Wildcat, Helikopter Anti Kapal Selam dengan Radar AESA
Meski namanya terdengar asing, namun torpedo ini bisa menjadi pilihan alternatif di tengah hegemoni alutsista asal Barat/Amerika Serikat. K745 Blue Shark (Chung Sang Eo) punya kesamaan dengan torpedo A244S, lantaran mengusung kaliber NATO 324 mm. Persisnya sebagai torpedo ringan, K745 Blue Shark dapat diluncurkan dari berbagai platform, selain dari helikopter, torpedo 324 mm ideal diluncurkan dari kapal perang permukaaan dan pesawat intai maritim. Hanya untuk peluncuran dari pesawat intai umumnya ditambahkan parasut untuk memperlambat hentakan torpedo saat menyentuh air.
Dari segi kemampuan, K745 Blue Shark dapat melesat dengan kecepatan 45 knots atau setara 83 kilometer per jam. Jarak jangka torpedo ini sampai 12 kilometer dan dapat menguber sasaran sampai kedalaman 500 meter. Keunggulan torpedo asal Negeri Gingseng ini dapat beroperasi tanpa batasan serta pengaruh suhu dan salinitas air laut. Sistem pemandu pada torpedo ini mengandalkan akustik. Seperti halnya A244S Mod 3, Blue Shark juga digadang dapat diluncurkan di perairan dalam dan perairan dangkal.
Secara umum konfigurasi bagian torpedo terdiri dari acoustic transducer and beamforming circuit, warhead, guidance and control computer, battery dan propulsion. Sebagai sumber tenaga dipercayakan baterai lithium polymer. Pihak pabrikan menyebut, K745 Blue Shark dapat beroperasi bersamaan antara stand alone dan melalui interface di combat management system (CMS).
Baca juga: Honeywell MK46 – Jejak Sejarah Torpedo Ringan Andalan 2 Jenis Kapal Perang TNI AL
Dirunut dari sejarahnya, Blue Shark mulai dirancang sejak 1995 dan mulai masuk produksi pada tahun 2005. Dari spesifikasi, K745 Blue Shark punya panjang 2.700 mm, lebar 324 mm dan berat 290 kg. Selain AL Korea Selatan, pengguna Blue Shark saat ini baru AL Filipina. (Gilang Perdana)
Ngapa nih bocah? kaga sahur kali yak? π
frustasi krn alutsista rusia akan d kurangi kemenhan atau gripen nggak di lirik sama sekali, sy tebak kemungkinan yg ngomong kasar & benci produk/negara barat adlh fansboy rusia yg sering nongkrong d jkg* atau gripen d blog dark rider
Torpedo bentuknya ga runcing ya gmn penetrasinya??
Torpedo memanfaatkan dua cara untuk menenggelamkan kapal permukaan yaitu
β’kontak ledakan Ketika torpedo menyentuh bagian sisi lambung target, ledakan yang dihasilkan menciptakan gelembung gas yang mengembang, dinding-dindingnya bergerak lebih cepat daripada kecepatan suara di dalam air , sehingga menciptakan gelombang kejut . Sisi gelembung yang menempel pada lambung dapat merobek lapisan eksternal yang menciptakan lubang/celah besar. Gelembung itu kemudian runtuh dengan sendirinya, memaksa aliran air berkecepatan tinggi ke celah yang dapat menghancurkan sekat dan mesin di dalam lambung kapal
β’meledak di bawah atau di dekat target Torpedo dapat diledakkan langsung di bawah lunas kapal target. Ledakan ini menciptakan gelembung gas yang dapat merusak lunas atau pelapis bagian bawah target disebut (floil). Namun, bagian paling merusak dari ledakan itu adalah peningkatan gelembung gas, yang secara fisik akan mengangkat lambung di dalam air. Struktur lambung dirancang untuk menahan tekanan ke bawah daripada ke atas, menyebabkan ketegangan parah pada fase ledakan ini. Ketika gelembung gas runtuh, lambung akan cenderung jatuh ke dalam kekosongan di dalam air, menciptakan efek kendur. Akhirnya, lambung yang melemah akan terkena semburan air yang disebabkan oleh gelembung gas yang runtuh, yang menyebabkan kegagalan struktural ini dapat mengakibatkan kapal pecah menjadi dua dan tenggelam
Simple mbah zul….barang tumpul dan keras ditumbukkan ke plat baja (datar) dg kecepatan +/- 83 kpj ya jebol plat bajanya π€π€π€
@MB 14
Argumen anda benar tapi tidak menjawab pertanyaan….kalo pernah liat video torpedo latihan (tanpa hulu ledak) yg menembus plat lambung kapal, itu semua karena kecepatannya yg tinggi
Energi tumbukkan maksut saya : masa, kecepatan dan percepatan
Tidak runcing karena alasan hydrodynamic.
Kalau runcing tidak dapat melaju dengan cepat di dalam air.
Skhval gimana bro bayu…apa lajunya kalah cepat lawan bentuk torpedo konvensional π€·
Emg beneran udh mencakup torpedo juga? Perasaan stlh gw baca2 di maxdefense pengadaan torpedo dilakukan terpisah dan dananya pun blm ada.. jdi ini heli msh FFBNW statusnya.. apalagi menurut sumber yg sama heli ini blm ada dipping sonarnya (rencana bkl pke dipping sonar dri thales)
Berarti kesimpulanya lebih jumawa tni al dalam segi torpedo? Btw Filipino gk ada kemampuan aks ya… π
akuisisi sj nih produk ginseng torpedo Blue Shark krn kemampuanx multi-platform, entah bgmna dg torpedo Black Shark apa memiliki kemampuan multi-platform selain utk Kasel spt KCR & Heli ?
sdh saatx indonesia membuat menambah program kemandirian nasional torpedo kelas berat multi-platform dg nama Tiger Shark
Black shark kan torpedo kelas berat om….mana kuat heli/pesawat aks gotongnya, kalo MU-90 atau U-244 yg kelas ringan bolehlah disebut torp multiplatform π€·
Lebih baik indonesia minta TOT torpedo ringan MU90 atau SAAB Torpedo
sdh lama SAAB kerjasama rudal very short range dg PT.Pindad tp hasil implementasi/ produk pt pindadx blum keluar apa krn pelit t.o.t pemandux spt code source & komponen2 elektronik dg PT.LEN atau kurang danax, sy rasa kemenhan lbh milih rudal mbda utk rencana rudal SAM nasional, utk roket mlrs sdh mulai nampak hasil T.o.Tx pt dahana & pindad dg Astros II, utk torpedo kita sdh punya kelas ringan yaitu lisensi Torpedo SUT dr jerman, entah dg SAAB embel2 apalagi yg d tawarkan yg hasilx nol, krn terlalu ngotot memaksakan gripen bwt TNI AU, pdhal ada celah kosong bwt kerjasama konkret win to win utk program rudal & torpedo nasional
SUT itu torpedo kelas berat versi lawas,…era 80an…Seharusnya, TNI beli seahake/DM2A4 model terbaru yg sekelas ama blackshark yg skarang digunakan CBG class. Kalo saja TNI mau beli seahake, ada kmungkinan jerman mau ngsih TOT spt dulu,