Jelang Penyerahan Ke TNI AU, CN-295 Special Mission Lakukan Ferry Flight
|Teka teki tentang sosok C-295 “Special Mission” yang telah menjadi bahan perbincangan sejak tahun 2016 terungkap sudah. Resminya PT Dirgantara Indonesia (PT DI) pada Kamis, 27 Juni 2019 merilis kegiatan tahapan ferry flight pada pesawat yang disebut CN-295 Special Mission pesanan Kementerian Pertahanan untuk kebutuhan Skadron Udara 2 TNI AU.
Baca juga: Menelusuri Jejak C-295 “Special Mission” Untuk Indonesia
Label Special Mission sempat menjadi perhatian netizen pemerhati alutsista Tanah Air, lantaran spesifikasinya yang tak ada dalam keluarga Airbus C-295. Bahkan Fernando Alonso, Head of Military Aircraft, Airbus Defence and and Space saat bertandang ke Jakarta pada Agustus 2016, menjelaskan bahwa C-295 Special Mission punya peran khusus, meski saat itu Ia tak mau menjelaskan apa yang ‘khusus’ dari C-295 Special Mission. Namun Alonso memastikan bahwa yang dimaksud bukanlah varian AEW (Airborne Early Warning).
Tentang CN-295 Special Mission yang saat ini diperkenalkan PT DI, pun sebelumnya sudah terendus kabarnya. Namun publik lebih menenaknya sebagai NC-295 MPA (Martime Patrol Aircraft), lantaran ada radar maritim (belly dome) di bawah fuselage.
Dan lewat siaran pers yang diterima Indomiliter.com, Humas PT DI menyebutkan CN-295 Special Mission mampu mengakomodasi 3 konsol, dilengkapi dengan Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan merupakan pesawat transport medium yang dapat mengangkut 71 pasukan dengan Lateral Seat Installed.
CN-295 Special Mission dilengkapi Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal laut serta menentukan posisi objek, juga dilengkapi dengan IFF Interegator, sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui lawan atau kawan, serta dilengkapi pula dengan SATCOM, sistem komunikasi satelit. Uniknya dari tampilan di foto, CN-295 Special Mission justru tidak dilengakapi FLIR (Forward Looking Infrared).
PT DI lakukan ferry flight 1 (satu) unit pesawat CN295 Special Mission untuk TNI Angkatan Udara, tanggal 27 Juni 2019 dari Landasan Udara Husein Sastranegara, Bandung menuju Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca juga: NC-295 MPA, Menanti “Warga Baru” Pesawat Intai Maritim di Indonesia
Kontrak Jual Beli 1 (satu) unit Pesawat Terbang CN295 Special Mission, Nomor: TRAK/820/PDN/XII/2015/TNI AU telah ditandatangani pada tanggal 23 Desember 2015, antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan PT DI. (Haryo Adjie)
Klo di beli buat pesawat sipil berapa duit ya ni pesawat plus interiornya…
Kebiasaan Indonesia beli cuma satu satu..heran
Ngak ada Flir gmna mo identifikasi secara fisik. gak bisa mengamati pergerakan di bawah. bahkan buble canopy buat visual identifikasi jg gak ada.. antena2 utk satkom dan elint jg gak nampak. masih jauh deh dr bayangan spesial mission ato multi mission aircraft.
Come on.. udah cukup lah buat kerjaan2 serba tanggung gni.
Biasanya kelengkapan lainya menyusul dng kontrak ke pemasok lain.
PT.DI hanya merakitkan pesawat sesuai keinginan user sementara utk penggunaan peralatan optionalnya sdh disiapkam.
Seperti halnya PT.PAL membuat kapal Martadinata class., rudal, CIWS dan jammer serta sensor disediakan oleh vendor lain.
Nambah juga 1 MPA lagi
Kebutuhan 12 unit. 4 CN 235 & 1 C295. Tersisa 7 unit lagi
Kalau yang butuh 12 unit TNI AU, masih kurang 9 lagi.
Saat ini CN235 MPA ada 2 di TNI AU dan 4 di TNI AL.
Apakah pesawat ini di lengkapi radar diatas atau samping badannya? Krna bisa mendeteksi sasaran 200NM atau sekitar 370KM
ngga ada radar atas itu AEWC bukan MPA, radar samping mungkin maksud situ SAGE 600, ESM bukan radar. Kemungkinan ini dipasang radar APS-504(V) lungsuran nomad atau ocean master lungsuran CN235 MPA milik TNI AL yang patah tempo hari. karena nggak ada berita pembelian radar mpa terbaru.
Tambaah 32 unit