Inilah Tampilan ‘BlueWhale’ – Kapal Selam Tanpa Awak Pengumpul Data Intelijen Israel
Awal bulan ini, kami mewartakan peluncuran kapal selam tanpa awak, BlueWhale Large Autonomous Underwater Vehicle (AUV) oleh manufaktur Israeli Aerospace Industries (IAI). Namun, saat diluncurkan pada 5 Mei 2023, desain dan tampilan BlueWhale tak diperlihatkan secara utuh, menjadikan ada kesan ‘rahasia’ yang kental pada kapal selam tanpa awak untuk misi intai ini.
Baca juga: Israel Luncurkan ‘BlueWhale’ – Kapal Selam Tanpa Awak Pengumpul Data Intelijen
Namun, pada ajang UDT (Undersea Defence Technology) 2023 yang digelar di Rotterdam, Belanda (9-11 Mei 2023), ‘selubung’ misteri BlueWhale akhirnya diungkapkan ke publik. Dengan desain laksana torpedo berukuran besar dengan warna biru, BlueWhale diklaim IAI sebagai solusi yang ideal untuk misi Anti-Submarine Warfare (ASW), Mine CounterMeasure (MCM) serta Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR).
Dari tampilan, BlueWhale punya panjang 10,9 meter dan diameter 1,12 meter dan bobot 5,5 ton. BlueWhale mampu beroperasi hingga kedalaman 300 meter. Fitur BlueWhale mencakup teknologi radar Active electronically scanned array (AESA), komunikasi Satcom, kamera elektro-optik/infrared, sonar, sensor magnetik dan Signals Intelligence (SIGINT).
Untuk misi ASW – Anti Kapal Selam, BlueWhale bekerja dalam mode bi-statis. Sebuah platform permukaan bertindak sebagai pinger sementara sistem kapal selam otonom, yang membawa Towed Array Sonar (TAS) canggih produksi Atlas Electronik yang berfungsi sebagai penerima pasif.
BlueWhale ditenagai oleh baterai lithium ion yang ditempatkan pada lambung bertekanan. Baterai ini memberikan otonomi penuh BlueWhale selama 10 sampai 30 hari. Sistem seperti derek array sebenarnya bisa sangat menuntut daya baterai. Saat ini, pengisian daya baterai masih harus dilakukan di atas kapal induk atau di darat.
IAI mengklaim kapal selam otonom ini dapat melakukan sebagian besar operasi kapal selam berawak, untuk periode empat minggu, dengan biaya dan perawatan minimal, tanpa memerlukan operator di dalamnya.
BlueWhale dilengkapi dengan tiang teleskopik (telescopic mast), seperti periskop kapal selam berawak, setinggi beberapa meter, yang dipasangi perangkat radar dan sistem elektro-optik untuk mendeteksi target laut dan pesisir.
Baca juga: Cina Tampilkan Desain Kapal Selam Tanpa Awak yang Dilengkapi Peluncur Torpedo
Dengan menggunakan antena komunikasi satelit di tiang teleskopik, data yang dikumpulkan dapat ditransfer secara real-time ke pos komando, di manapun di dunia, di laut atau di darat lewat akses komunikasi satelit. Sementara deteksi kapal selam dan data pengumpulan-intelijen akustik diaktifkan menggunakan towed sonar, dengan panjang beberapa puluh meter, dan ditarik oleh BlueWhale. Dalam hal ini, flank array sonar dengan susunan penerima terpasang di kedua sisi platform. (Gilang Perdana)
Indonesia pun sejatinya sangat membutuhkan kapal pengumpul intelijen baik permukaan maupun bawah air di dalam arsenal (inventori) kekuatan AL-nya.