Indonesia Jadi Target Pasar KUH-1E? Inilah Helikopter Angkut Serbu ‘Cita Rasa’ Super Puma

Dari sejarah, Indonesia punya rekam jejak yang panjang dalam memproduksi dan merakit helikopter, seperti dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) – Jerman dengan NBO-105 yang legendaris dan NAS332 Super Puma dari Aerospatioale – Perancis (kini Airbus Helicopters). Dan, meski masih sebatas konsep, memproduksi helikopter rancangan sendiri pernah dicetuskan, seperti desain helikopter serbu ringan Bumblebee-001 yang sejatinya berasal dari basis NBO-105.

Baca juga: Bumblebee-001 – Helikopter Serbu dari Basis NBO-105

Dan baru-baru ini muncul kabar dari perhelatan Seoul International Aerospace and Defense Exhibition (ADEX) 2019 yang baru saja usai, dikutip dari defensenews.com (18/10/2019), disebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu target pasar dari helikopter KUH-1E. Walau belum ada penawaran resmi dari Korea Aerospace Industrie (KAI), namun sasaran penjualan KUH-1E (bila benar) ke Indonesia adalah hal yang unik. Mengapa?

Lantaran KUH-1E sejatinya adalah varian helikopter serbu dari keluargan KUH-1 Surion, yang notabene ada di kelas medium transport helicopter. Singkat cerita, KUH-1 adalah varian keluarga helikoper Super Puma dan H225M Caracal yang diproduksi secara lisensi oleh Airbus Helicopters.

Sementara disisi lain, Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) justru sudah mampu merakit helikopter jenis ini, bahkan PT DI telah memproduksi beberapa komponen dari keluarga Super Puma dan Caracal.

Walau disebutkan bahwa KUH-1 dibangun dari platform Super Puma, namun Korea Selatan membawa sentuhan yang benar-benar beda pada jeroan Surion, dimana kustomisasi mesin dan perangkat avionik Surion telah mengedepankan pasokan dari vendor-vendor dalam negeri.

Sebut saja untuk dapur pacu, KUH-1 disokong dua mesin turboshaft Samsung Techwin T700-ST-701K yang tiap mesin punya kekuatan 1.950 hp. Mesin ini dibangun dari platform mesin buatan AS, General Electric T700-GE701C. Kecepatan maksimum KUH-1 Surion mencapai 290 km per jam dengan kecepatan jelajah 279 km per jam.

Kokpit dan rangka Surion dilapis proteksi untuk menahan proyetil kaliber 7,62 mm, sementara tangki bahan bakar akan dilapis baja untuk menahan terjangan proyektil 12,7 mm atau 14,5 mm. Sistem peringatan akan serangan dipasok oleh EADS Cassidian dan LiG NEX1, diantaranya mencakup sistem peringatan rudal AN/AAR-60 MILDS.

“Khusus varian KUH-1E telah dikembangkan selama empat tahun guna memenuhi persyaratan ekspor. Tidak semua negara dapat membeli helikopter multirole dengan kemampuan serang, dan lewat KUH-1E kami menawarkan solusi atas kebutuhan tersebut,” ujar Kim Ji-hyung, juru bicara KAI. Potensi pasar KUH-1E adalah negara-negara di Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika. KAI memprediksi di Asia Tenggara ada kebutuhan sekitar 100 unit helikopter angkut sedang dengan kemampuan serbu.

Dalam Seoul ADEX 2019, KAI menampilkan full mockup KUH-1E dengan stub wing yang dilengkapi rudal anti tank Hellfire, peluncur roket dan gun pod. KUH-1E disebut juga dibekali Garmin G3000, layar sentuh berukuran besar di kokpit dan glass-integrated avionics system. Surion tempur ini dilengkapi sistem anti tabrakan dengan teknologi TACS II. Pada hidung KUH-1E disematkan radar cuaca tiga dimensi. KAI menyebut bobot maksimum KUH-1E mencapai 8.709 kg.

Baca juga: Korea Selatan Kembangkan Surion MAH, Helikopter Serbu untuk Korps Marinir

Selain KUH-1E, di Seoul ADEX 2019, KAI juga memperlihat model skala varian Surion Marine Attack Helicopter (MAH) yang dirancang khusus untuk Korps Marinir Korea Selatan. (Gilang Perdana)

10 Comments