Update Drone KamikazeKlik di Atas

Imbas Perang Rusia vs Ukraina, Uganda Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke India untuk MRO

Sukhoi Su-30MK Uganda (Foto: Istimewa)

Pecahnya perang Rusia – Ukraina mulai berimbas pada dukungan perbaikan dan suku cadang alutsista, dimana negara-negara pengguna persenjataan buatan Rusia mulai merasakan beragam kesulitan. Masalah yang mencuat seperti teknik pengiriman pesawat/helikopter ke Rusia, sampai ke pola pembayaran. Maklum, sanksi yang dikenakan oleh Barat ke Rusia lumayan banyak, termasuk ke sektor perbankan.

Baca juga: Antonov An-124, Tak Terlepaskan dari Eksistensi Armada Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU

Sebelum perang, dengan pemberlakuan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), negara-negara pengguna alutsista buatan Rusia, masih bisa mengandalkan ‘jalur’ Belarusia untuk tujuan maintenance, repair and overhaul (MRO). Namun, belakangan Belarusia juga terkena sanksi yang sama oleh Barat, pasalnya Belarusia bersekutu dengan Rusia dalam konflik yang terjadi saat ini.

Terkait hal di atas, belum lama ini ada kabar dari Uganda, bahwa negeri di Afrika itu telah mengadakan kesepakatan dengan manufaktur dirgantara India – Hindustan Aeronautics Limited (HAL) untuk mendukung proyek MRO bagi armada Sukhoi Su-30MK milik AU Uganda.

Su-30MK. Foto: Skadron Teknik 44

Dikutip dari eurasiantimes.com (22/3/2022), konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah membuka pasar baru, khususnya bagi India. Pada 4 Maret lalu, Kementerian Pertahanan Uganda menandatangani MoU dengan India untuk pemeliharaan dan dukungan teknis jet Sukhoi Su-30MK yang dibelinya dari Rusia lebih dari satu dekade lalu. Informasi dari Wikipedia.org, menyebutkan AU Uganda mengoperasikan lima unit Su-30MK, selain ada penempur lapis kedua berupa lima unit MiG-21.

Hindustan Aeronautics Limited yang memiliki lisensi manufaktur Sukhoi SU-MK30I, menyebut telah siap melayani jasa MRO jet tempur Uganda. Juru bicara Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF), Letnan Kolonel Ronald Kakurungu, mengatakan bahwa armada Su-30MK telah digunakan dalam “Operasi Shujaa”, dalam perburuan pejuang ADF di Republik Demokratik Kongo, pada November 2021. Uganda adalah negara Afrika pertama yang membeli jet tempur Su-30 Rusia pada tahun 2011.

Kokpit Su-30MKA

Berangkat dari kasus yang dialami oleh Uganda, tentu akan menjadi perhatian tersendiri bagi negara-negara pengguna alutsista dari Rusia. Seperti Indonesia, selama ini MRO jet tempur Sukhoi TNI AU dilakukan di Belarusia. Sementara helikopter serang Mi-35P Puspenerbad TNI AD pernah menjalani MRO di Rusia.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo pernah mengungkapkan sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia sedikitnya akan berdampak pada pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan suku cadang TNI AU. Dia mengatakan, dampak tersebut tidak hanya akan dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara lainnya.

“Tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi, tidak saja peralatan yang berasal dari sana, saya rasa seluruh dunia sedang mencermati. Sedikit banyak pasti ada perubahan-perubahan,” kata Fadjar usai Rapat Pimpinan TNI AU 2022, Jumat (4/3/2022). Meski begitu, Fadjar menyebutkan dampak tersebut tidak akan begitu mempengaruhi pemeliharaan alutsista Indonesia. Sebab, ujar dia, TNI AU sudah sejak lama mempersiapkan suku cadang guna perawatan jangka panjang.

Baca juga: Enam Tahun Beroperasi, Mil Mi-35P Puspenerbad TNI AD Jalani Overhaul di Rusia

Lepas dari yang diutarakan KSAU, perlu dicatat bahwa umur mesin jet tempur Rusia tergolong pendek, dengan begitu, antisipasi MRO bagi Su-30 TNI AU perlu dicermati sejak saat ini. Selain India, Cina juga punya kemampuan untuk MRO Sukhoi series, meski bakal butuh adaptasi dan proses yang belum tentu mudah. (Gilang Perdana)

9 Comments