Imbangi Kekuatan Jet Tempur Stealth Cina, Muncul Usulan Taiwan Sewa F-35B Lightning II

Amerika Serikat telah menyatakan dukungan kepada Taiwan, apabila suatu hari negeri yang dianggap separatis oleh Beijing tersebut benar-benar diserang atau diinvasi oleh pihak Cina. Sebagai bentuk dukungan, rupanya Washington mencermati postur dan perimbangan kekuatan udara Taiwan dengan apa yang dipamerkan Cina daratan selama ini.

Baca juga: Latihan Militer Berbumbu Provokasi, Inilah Atraksi dan Manuver 19 Pesawat Militer Cina di ADIZ Taiwan

Seperti diketahui, Taiwan telah mengorder 66 unit F-16 Viper dari Lockheed Martin dan tengah mekakukan upgrade besar-besaran pada 142 unit F-16 A/B lama yang akan ditingkatkan menjadi berstandar Viper. Namun, perlu jadi catatan, F-16 Viper yang dibeli dalam kondisi baru, sesuai jadwal antrian produksi, maka baru akan diterima mulai tahun 2026.

Sementara program upgrade pada 142 unit F-16 A/B, kini tengah berjalan, dimana paling cepat baru 50 unit yang akan tuntas di upgrade pada akhir tahun 2020 ini. Secara keseluruhan, upgrade ke-142 unit F-16 A/B dijadwalkan tuntas pada tahun 2023.

Tokoh bidang pertahanan di Washington, Stephen Bryen yang menjabat sebagai Deputy Under Secretary of Defense for Trade Security Policy memberikan opininya di situs newsweek.com (8/10/2020). Menurut Bryen, situasi yang dihadapi Taiwan saat ini sangat rawan, khususnya dalam payung udara. “Masih sangat lama untuk menanti kedatangan F-16 Viper dan proses upgrade yang baru bisa tuntas beberapa tahun mendatang. Sementara eskalasi konfrontasi dengan Cina daratan begitu besar,” ujar Stephen Bryen.

Pemikiran Bryen tentu ada dasarnya, berdasarkan catatan Kementerian Pertahanan Taiwan, mulai dari periode 16 September sampai 3 Oktober 2020, disebutkan lebih dari 50 kali upaya dari pesawat militer Cina masuk ke ADIZ Taiwan.

Dalam perbandingan kekuatan jet tempur, AU Cina punya keunggulan komparatif dengan dioperasikannnya jet tempur stealth Chengdu J-20. Sebaliknya Taiwan minus jet tempur stealth. Sejauh ini AU Cina memang belum pernah melibatkan J-20 dalam manuver provokasi di Selat Taiwan, namun pada 26 September, J-20 terlihat beroperasi di Quzhou, provinsi Zhejiang, sekitar 500 km dari Taiwan. Kehadiran J-20 apakah terkait Taiwan, tentu masih spekulatif, tetapi yang jelas Taiwan melihatnya sebagai ancaman.

Berangkat dari tak imbangnya kekuatan udara antara Taiwan dan Cina, Stephen Bryen mengusulkan agar Taiwan dapat ‘memiliki’ F-35 Lightning II dalam waktu dekat ini. Saat ini, AS membatasi penjualan jet tempur stealth tersebut, sebagian karena kekhawatiran tentang kemampuan AU Taiwan untuk menerbangkannya, dan sebagian karena kekhawatiran atas tanggapan keras dari Beijing.

Untuk masalah pertama dapat dipecahkan dengan melatih pilot Taiwan di AS dan memiliki F-35 dalam keadaan siaga yang dapat ditransfer ke Taiwan jika keadaan darurat memerlukannya. Sedangkan untuk masalah kedua, AS memang harus membuat pilihan, dan itu sudah jelas termasuk dalam dukungan militer.

“AS harus secara signifikan meningkatkan dukungan militernya untuk Taiwan. Saya mengusulkan memiliki adanya armada siaga F-35 di AS yang akan menjadi milik Taiwan atau disewakan ke Taiwan. Kekuatan itu akan tersedia untuk menanggapi serangan apa pun oleh Cina daratan,” kata Bryen. Ia menambahkan, Taiwan akan menghabiskan banyak dana untuk peningkatan dan mendatangkan pesawat baru, maka sewa (lease) F-35 menjadi masuk akal secara finansial.

F-35B untuk Taiwan
Taiwan membutuhkan pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat singkat yang dapat beroperasi dari jalan raya dan improvised airfields, karena sebagian besar bandara di Taiwan rentan terhadap serangan rudal jelajah dan balistik dari Cina. Banyak negara memiliki jalur jalan raya khusus tetapi hanya sedikit yang memiliki jet tempur dengan kemampuan short takeoff and landing.

Baca juga: Tabrakan Saat Air Refueling, F-35B Jatuh dan KJ-130B Mendarat Darurat

Maka opsi yang mengemuka adalah hadirnya F-35B sebagai jet tempur stealth SVTOL pertama di dunia. “F-35B dianggap ideal untuk Taiwan dan memiliki jangkauan yang cukup untuk perlindungan pulau. Marinir AS pun mengoperasikan F-35B yang berbasis di Iwakuni, Jepang, dan memiliki strategi lintas pulau yang mencakup Okinawa, menjadikan dukungan dan interoperabilitas maksimal dengan Taiwan bila kelak pecah perang terbuka,”  ujar Stephen Bryen. (Haryo Adjie)

27 Comments