Ikuti Jejak QF-16 Zombie Viper, Boeing Sukses Uji Terbang EA-18G Growler Tanpa Awak
|Kompetisi dari keluarga F-16 Fighting Falcon dan F-18 Hornet telah menguat sejak dekade 70-an. F-16 yang dilahirkan oleh General Dynamics dan kini debutnya dilanjutkan Lockheed Martin, mewakili kedigdayaan AU Amerika Serikat. Sementara F-18 Hornet yang dirancang oleh McDonnell Douglas dan kini diteruskan Boeing, mewakili nama besar AL Amerika Serikat. Dan ketika, F-16 mampu diwujudkan sebagai wahana tanpa awak, lewat QF-16 Zombie Viper, maka kala itu kubu F-18 merasa ‘tertinggal’ selangkah.
Baca juga: QF-16 Zombie Viper β Saatnya F-16 Fighting Falcon Berubah Menjadi Drone
Dikutip dari FligtGlobal.com, rupanya keluarga besar Hornet tak tinggal diam, dimana AL AS dan Boeing mengumumkan telah berhasil menerbangkan dua Boeing EA-18G Growler meluncur di udara tanpa kendali pilot dalam uji coba di pangkalan Patuxent River, Maryland pada akhir tahun lalu. Dua pesawat itu mengudara dengan kendali dari pesawat lain yang terbang di dekatnya. Dalam uji terbang tersebut, kedua jet melaksanakan 21 misi berbeda yang dibagi menjadi empat penerbangan.
Proses ujinnya adalah ada satu EA-18G dengan pilot dan EW officer yang terbang untuk mengendalikan dua unit EA-18G yang mengangkasa tanpa pilot. Salah satu misi uji coba ini disebut-sebut terkait juga dengan rencana adopsi MQ-25 Stingray, yaitu drone tanker yang akan dioperasikan AL AS di masa depan.
Meski sama-sama dikendalikan secara remote, namun QF-16 Zombie Viper dikendalikan secara remote dari ground control station. Namun, perlu dicatat, QF-16 Zombie Viper diambil dari stok F-16A lawas yang diaktifkan lagi sebagai target udara. Sebaliknya otomatisasi EA-18G Growler punya tujuan yang berbeda. Sampai saat ini EA-18G Growler yang juga digunakan oleh AU Australia, masih sangat dijagokan untuk misi gangguan (jamming) sensor dan sistem komunikasi sistem hanud musuh.
Dari sisi penampakkan, Growler serasa tak ada bedanya dengan F/A-18 Super Hornet berkursi tandem. Namun peran awak di kursi belakang bukan sebagai pilot instruktur, yang ada di kursi belakang tak lain adalah EW (electronic warfare) officer. Sebagai pesawat tempur spesialis pernika tercaggih, Growler dibekali seabreg perangkat electronic warfare yang advanced.
Jammer pod tak hanya dibawa satu jenis, melainkan ada high band jammer pod dan low band jammer pod. Pesawat ini pun dilengkapi akses komunikasi langsung via satelit (Satcom). Tidak itu saja, radar utama pada moncong sudah mengusung AESA (Active Electronically Scanned Array). (Puji Margono)
Tes, tes…..π
Pesawat berawak nya di tembak rontok semua, lumayan menghemat biaya. Tembak satu dapat empat
Pesawat berawak nya jauh jauh lah mas..
Bukannya sekarang ada rudal jarak jauh?
Jadi drone buat latihan
Mau dijadikan loyal wingman mungkin maksudnya. Ketimbang beli drone baru sebagai loyal wingman, mending memanfaatkan pesawat yg bakal digantikan oleh F-35.
Namun sebenarnya loyal wungman haruslah bersifat stealt, krn dia yg bertugas masuk ke wilayah musuh dan menghancurkan sishanud musuh utk membuka serangan. Jika bukan jenis stealt maka tugas tersebut diserahkan kpd growler utk membungkam pertahan udara musuh.
Itu berarti khans drone Growler lebih besar utk dipilih berdampingan dengan drone stealt rancamgan Boeing. Drone Growler bertugas membungkan radar dan komunikasi musuh sementara drone buatan Boeng langsung mengeksekusi target spt radar dan persenjataan hanud musuh. Mungkin lhoo…π
Gak stealth karena justru buat mancing perhatian sistem pertahanan