Update Drone KamikazeKlik di Atas

IFV Puma, Torehkan ‘Noda’ Pada Kualitas Ranpur Lapis Baja Produksi Jerman

Citra keandalan ranpur lapis baja produksi Negeri Bavaria telah ternoda, yakni setelah Kementerian Pertahanan Jerman menyatakan tidak akan melanjutkan pembelian ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) Puma produksi Projekt System Management GmbH. Alasan penghentian pesanan Puma disebabkan 18 unit ranpur Puma mengalami ‘mogok’ setelah masalah teknis yang serius selama latihan.

Baca juga: Jerman Tolak Permintaan Ukraina untuk Kirim 100 Unit IFV Marder

Dikutip dari telegraph.co.uk (19/12/2022), dikatakan militer Jerman telah kehilangan kepercayaan pada keandalan Puma, bahkan pihak Angkatan Darat Jerman memberi catatan serius, bahwa apa yang terjadi pada Puma dapat menurunkan kemampuan tempur NATO.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengungkapkan, bahwa kegagalan ranpur Puma adalah ‘kemunduran yang pahit’ dan militer Jerman harus dapat mengandalkan sistem senjata yang kuat dan stabil dalam menghadapi pertempuran. Lambrecht menambahkan, tidak ada penambahan Puma baru, sampai masalah pada IFV termahal di dunia ini dapat diatasi.

Awalnya, militer Jerman memuji Puma sebagai pengganti IFV Marder. Puma disebut-sebut sebagai IFV ringan yang paling modern di dunia. Hal itu mengemuka ketika Kementerian Pertahanan Jerman membeli 350 unit Puma pada tahun 2015. Namun, belakangan masalah teknis menodai reputasi ranpur tersebut. Media Jerman menjuliki Puma sebagai “Pannenpanzer.”

IFV Puma diproduksi oleh Projekt System Management GmbH, yakni perusahaam hasil joint venture antara Krauss-Maffei Wegmann dan Rheinmetall Landsysteme, yaitu dua nama besar yang punya reputasi tinggi dalam industri ranpur lapis baja Jerman.

Sementara beberapa masalah teknis yang mengemuka pada Puma mencakup sistem elektroteknik dan perkabelannya yang telah menyebabkan kebakaran di kabin pengemudi. Temuan ini terungkap dari laporan yang dikirim oleh Panglima Divisi Lapis Baja ke-10 Jenderal Ruprecht von Butler kepada Kementerian Pertahanan Jerman.

Puma telah dioperasikan Angkatan Darat Jerman sejak April 2015. Yang mana 350 unit kendaraan telah dikirim per Agustus 2021. Awalnya 405 unit yang dipesan, tetapi pada 11 Juli 2012 pesanan dikurangi menjadi 350 unit. Pada Maret 2022, Angkatan Darat Jerman mendapatkan pembiayaan untuk batch kedua untuk 229 unit Puma. Dan akibat insiden masalah teknis pada 18 unit Puma, pesanan batch kedua dibatalkan atau akan ditinjau ulang.

Dirancang sebagai penerus IFV Marder, Puma punya berat di rentang 31 – 45 ton, tergatung konfigurasi dan level proteksi. Diawaki 3 personel, Puma dapat membawa 6 pasukan infanteri bersenjata lengkap.

Bekal senjata utama Puma adalah kanon MK30-2/ABM kaliber 30 mm dengan 400 munisi dan senapan mesin MG5 kaliber 7,62 mm. Opsional, kubah Puma dapat dilengkapi rudal anti tank Spike LR dan 6 peluncur granat kaliber 76 mm.

Baca juga: Marder Firefighting – Dari IFV Dikonversi Menjadi Wahana Pemadam Kebakaran 

Puma ditenagai mesin diesel MTU V10 892 dengan tenaga 1.088 metric horsepower (800 kW). Mengadopsi suspensi hydropneumatic, Puma dapat melaju hingga kecepatan maksimum 70 km per jam dan jarak jelajah 600 km.

Sejauh ini, baru Jerman sebagai operator Puma, sebelumnya Puma telah ditawarkan dan gagal, yakni ke Australia, Ceko, Kanada, Hungaria dan Amerika Serikat. (Bayu Pamungkas)

One Comment